JAKARTA (voa-islam.com) - Masifnya pemberitaan tentang Gubernur Jakarta Jokowi bagai serangan yang melemahkan kekritisan kita dan membuat masyarakat terbuai dengan terobosan yang tak ada habisnya.
Namun untuk mencegah tumpulnya rasa kritis pada Jokowi yang mengangkatnya bagai nabi itu, Eki Pitung Ketua Umum Brigade Anak Jakarta (Braja) yang bernama lengkap M Rifqi ini membeberkan sejumlah kejanggalan dalam penanganan banjir di Jakarta Januari 2014 lalu.
Eki Pitung mengungkapkan bahwa Jokowi menetapkan anggaran lebih dari Rp. 24,2 Triliun untuk mengatasi banjir Jakarta dan sebesar Rp. 24 Milliar untuk menjamu makan para tamu Jokowi dalam penanganan program banjir Jakarta."Jokowi pada tanggal 20 Desember 2013 menandatangani surat keputusan penanganan banjir Jakarta senilai lebih dari Rp. 24,2 Triliun. Sebuah angka yang luar biasa besar untuk penanganan selama banjir dan pengelolaan korban pasca bencana banjir" ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan awak redaksi Voa-islam di pusat perbelanjaan sekitar Pancoran Minggu (16/02).
"Bayangkan saja, dari total anggaran DKI Jakarta yang Rp. 72 Triliun, sepertiganya hanya untuk mengatasi permasalahan banjir Jakarta yang menghabiskan dana Rp. 24,2 triliun lebih" imbuh Eki Pitung seraya membeberkan hasil foto dokumen yang di tandatangani Jokowi itu.
Biaya penanganan banjir Jakarta ternyata telah menghabiskan biaya seperti anggaran DKI Jakarta. "Bayangkan saja, dari total anggaran DKI Jakarta yang Rp. 72 Triliun, sepertiganya hanya untuk mengatasi permasalahan banjir Jakarta yang menghabiskan dana Rp. 24,2 triliun lebih" imbuh Eki Pitung seraya membeberkan hasil foto dokumen yang di tandatangani Jokowi itu.
Namun bukan hanya anggaran yang bombastis saja yang mengusik hati nurani warga betawi ini, ia juga menambahkan bahwa penandatanganan surat keputusan itu tidak melalui jalur ketetapan dan persetujuan melalui DPRD DKI Jakarta. "Justru Jokowi ini lebih parah dari Foke (Fauzi Bowo) mantan Gubernur DKI sebelumnya, Foke saja ketar-ketir ketika mengeluarkan anggaran Rp. 14,2 miliar untuk kasus force majeur For persiapan Pemilu tanpa persetujuan dan ketetapan dari DPRD DKI, namun DPRD DKI siap mendukung dan meyakinkan akan membantu penetapannya agar tidak dipermasalahkan di kemudian hari." lanjut Eki Pitung.
Masih menurut Eki Pitung "Jokowi ini lebih parah dari Foke, karena dasar hukum yang pernah dilakukan Gubernur sebelumnya dan mengikuti langkah FOke mengeluarkan anggaran tanpa ketetapan dan persetujuan dari DPRD DKI dengan jumlah luar biasa besar, sebesar Rp. 24,2 Triliun dan Rp. 24 miliar untuk konsumsi makan-makan tamu Jokowi. Padahal anggaran itu di gelontorkan tidak melalui mekanisme resmi penetapan di DPRD DKI"
Eki Pitung mengkhawatirkan akan ada penyalahgunaan wewenang, "Saya khawatir dana sebesar lebih dari Rp. 24 Triliun itu di bagi-bagikan kepada kroni-kroni Jokowi yang telah memodalinya dan sebagian di berikan untuk ongkos nyaleg (biaya kampanye caleg,red) dari partai-partai yang mendukungnya."
Pada akhir wawancara ia mengajak rakyat lebih cerdas, karena ia mendengar kabar dari tim media kampanye Jokowi dari UI bahwa Jokowi di dukung dana sangat kuat untuk menjadi jawara media dan media darling, tak tanggung-tanggung dana untuk tsunami opini kampanye Jokowi sebesar Rp. 1,3 triliun/tahun.
Tak heran Jokowi-Ahok tayang setiap hari di media-media nasional, baik televisi, koran, tabloid dan media sosial di Facebook, Twitter, newsportal, dan forum-forum seperti Kaskus, Lintas.me dan lainnya yang notabene milik grup Djarum.
Tuh kan, pitung abad digital aja paham kampanye #jokowitainment biayanya sangat besar, dan diduga Jokowi udah mulai bagi-bagi duit untuk mengembalikan modal para cukongnya. Naudzubillahi, inilah wajah demokrasi, penuh dengan intrik politik transaksional, politik balas budi, politik dinasti dan kkn. [mukmin/ja'far/voa-islam.com]