JAKARTA (voa-islam.com) - Banyak para pemirsa telivisi yang terharu dan menitikan air mata, ketika menyaksikan tayangan Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Mata Najwa, di Metro TV, Rabu, 12 Februari 2014 malam. Sungguh sangat mengharukan penuturan Tri Rismaharini malam itu. “Semua yang saya miliki sudah saya berikan semuanya”, tuturnya lirih.
Dalam wawancara itu, Najwa, menanyakan tentang isu pengunduran diri Risma sebagai Wali Kota Surabaya. Risma lalu menjawab dengan penuturan yang menyentuh hati. Ia mengaku menghadapi tekanan dalam jabatannya sebagai wali kota.
Bahkan, karena kepentingan bisnis, justru PDIP yang dahulunya mengusungnya, kini ingin melengserkannya, dan mengangkat wakil walikota Surabya, sebagai walikota.
Bagian yang paling mengharukan perjuangannya yang akan menutup seluruh lokalisasi pelacuran di Surabaya, termasuk komplek pelacuran yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu Dolly.
Risma menuturkan kisah anak-anak yang menjadi pekerja seks komersial di kawasan Dolly, Surabaya. Ia terisak-isak. Risma bahkan tak mampu menjawab pertanyaan Najwa selanjutnya. "Saya tidak tega," katanya sembari menyeka air matanya.
Sampai Risma, menceritakan, dan menemukan seorang pelacur yang usianya sudah 60 tahun! Pelacur itu tinggal di sebuah “gubuk” yang sangat sempit, dan tak layak dihuni. Sampai Risma menanyakan, sembari memohon maaf kepada pelacur itu. “Siapa yang menjadi pelanggan ibu?”, tanya Risma.
Tentu, jawaban yang sangat mengejutkan dan membuat Risma terhenyak, jawaban pelacur “tua” itu, yang menjadi pelanggannya anak-anak SD dan SMP, dan hanya membayar Rp 1.000 atau Rp 2.000”, tutur pelacur itu kepada Risma. Sesudah itu, Risma mengumpulkan para kepala sekolah di Surabaya.
Risma setiap hari pukul 5.30 pagi sudah keluar rumah, dan mengelilingi Surabaya, pernah dia menemukan sebuah keluarga, di mana laki-laki tua yang sakit dan sudah lumpuh, tinggal bersama dengan dua orang anaknya, anaknya yang pertama gila, dan yang keduanya penganggur. Risma menyelamatkan keluarga itu. Sungguh sangat luar biasa. Anak-anak gelandangan yang tidak memiliki keluarga diambil oleh Risma, dan dimasukkan ke dalam panti,dan menyelamatkan masa depan mereka.
Karena itu, betapa teganya mereka yang ingin melengserkan Walikota Surabaya itu, hanya kepentingan bisnis. Sebuah komentar dukungan kepada Risma mengatakan, "Ibu berjilbab ini mujahid sejati," tulis akun @ihsan_AF. "Bu Risma walikota dengan puluhan penghargaan, penuh dedikasi, tulus.. Tapi ada ajamo yang mau lengserin...," tulis akun @muntasir92.
Risma mendapat banyak dukungan karena keberhasilannya mengubah Kota Surabaya menjadi kota yang asri. Di bawah kepemimpinannya, Surabaya pernah meraih sejumlah penghargaan internasional, seperti The 2013 Asian Townscape Sector Award dari PBB untuk Taman Bungkul Surabaya. Bahkan, Risma menjadi calon walikota terbaik dunia, meskipun Risma tanpa publisitas, seperti Jokowi.
Risma benar-benar bekerja tanpa pramrih, dan tidak memiliki ambisi apapun, kecuali memperbaiki kehidupan rakyat Surabaya yang jumlahnya jutaan. “Saya ingin jutaan rakyat Surabaya menjadi sejahtera”, tukasnya.
Ketika Najwa berulangkali menanyakan kepada Risma, bagaimana kalau dia dicalonkan menjadi calon presiden Indonesia? Risma menjawab, menolak, mengatakan sangat berat pertanggungjawabannya di akhirat.
“Mengurus Surabaya saja sudah berat”, tuturnya. Apalagi, mengurus Indonesia, negara besar, penduduknya lebih dari 200 juta. Bagaimana nanti saya di akhirat. Saya takut”, tambahnya. Sungguh tauladan yang luar biasa. (dbs/afgh/voa-islam.co)