View Full Version
Sabtu, 22 Mar 2014

Prabowo Subianto : Jokowi Maling dan Mencla-Mencle

JAKARTA (voa-islam.com) - Prabowo Subianto sungguh sangat masygul dan marah. Karena dikhianti oleh Megawati dan PDIP. Berdasarkan perjanjian yang sudah ditandatangi diatas matereri Rp 6.000 itu, di Batu Tulis, Bogor, Mega akan mencalonkan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Letjen Prabowo Subianto sebagai 'Capers (Calon presiden) pada pemilihan 2014.

Tetapi, perjanjian yang sudah disepakati antara Mega dan Prabowo itu, kemudian dikhianati oleh Mega, saat detik terakhir. Mega beralih mencalonkan Jokowi sebagai 'Capres' PDIP, pada pemilihan presiden 2014 ini.

Memang, beredar kabar yang luas, Prabowo tidak mendapatkan dukungan Amerika, Inggris, Australia, Selandia Baru dan Singapura. Amerika, Inggris, Australia, dan Selandia Baru, mewakili kepentingan negara-nengara Barat, sedangkan Singapura mewakili kepentingan kelompok 'Chinese Oversease' (Cina perantauan), dan Singapura menjadi pusatnya kelompok itu, dan Lee Kuan Yew menjadi pemimpin kelompok Chinese Oversease'.

Mega akibat desakan berbagai kepentingan strategis dari negara-negara Barat, dan kelompok 'Chinese Oversease' itu, menyerah, dan kemudian mengumumkan Jokowi sebagai 'Capres' pada Jum'at lalu.

Memang, kalangan Barat dan 'Chinese Oversease' lebih suka memegang 'Jokowi' dibandingkan dengan Prabowo, seorang jendral, dan terkenal luas, berpendidikan, dan pernah ikut terlibat dalam operasi di Timor-Timur, serta dikenal 'anti' Cina, dan lebih berjiwa nasionalis dibandingkan dengan Jokowi yang akan menjadi kenderaan bagi kepentingan Barat dan 'Chinese Oversease' di masa depan.

Apalagi, Prabowo selalu dikaitkan dengan 'huru-hara' Mei l998, dan mengakibatkan kerusuhan hebat, dan pembakaran di mana-mana, dan kelompok Cina menjadi sasaran kebencian. Prabowo juga dituduh melakukan pelanggaran HAM, saat masih berkuasa. Inilah yang selalu dihembuskan kalangna LSM, yang mendapatkan dukungan Barat.

Maka, tak andeh kalau kemudian Prabowo Subianto, menyebut ada seseorang yang memintanya agar berpolitik secara santun. Permintaan tersebut, kata Prabowo, muncul setelah dirinya kerap mengomentari pribadi orang lain ketika berkampanye. 

"'Pak Bowo, sekarang bicara yang baik-baik saja. Jangan mengomentari pribadi orang lain. Politik harus santun.' Ya, saya setuju politik harus santun. Tapi, hai, kau pembohong, hai, kau maling," kata Prabowo seusai deklarasi pencalonannya oleh Indonesia Bisa di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu, 22 Maret 2014.

Namun Prabowo enggan menjelaskan siapa sosok yang dia maksud telah memintanya untuk berpolitik lebih santun. Prabowo menilai publik sudah paham sosok yang dia maksud. "Kamu wartawan kayak enggak tahu aja, ha-ha-ha. Mancing-mancing aja lu, ah," katanya. Mungkin maksudnya Jokowi?

Sebelumnya, Prabowo secara tak langsung sempat meminta publik tak memilih calon presiden yang 'mencla-mencle'. Ungkapan Prabowo itu lantas diasosiasikan publik ke sosok Jokowi, saingan berat Prabowo dalam pilpres mendatang. Bukannya membalas, Jokowi yang mendapat sindiran itu justru meminta agar orang yang menyindirnya untuk berpolitik dengan santun.

Bangsa Indonesia pasti akan menjadi kembali 'kecele' saat nanti sesudah memilih Jokowi, yang diangap sebagai tokoh yang mumpuni, dan bersih dari korupsi, dan bersahaja. Ini sangat nonsen, dan hanyalah pencitraaan media belaka.

Sudah terbukti, Jokowi gagal memberantas korupsi, seperti pengadaan 1.000 busway, dan harganya senilai Rp 1 triliun, dan diberikan busway dari Cina, banyak yang sudah karatan dan 'butut'. Inilah yang tokoh yang selama ini dipuji-puji. Itu baru mengurus pengadaan busway. Bagaimana mengurus pembangunan Indonesia yang melibatkan barikorasi dan ribaun proyek? (ahd/dbs/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version