JAKARTA (voa-islam.com) –Salah satu jurus dakwah Syi’ah di tengah-tengah komunitas Ahalussunnah adalah dengan menawarkan pendekatan pandangan antara Ahlussunnah dan Syi’ah (Taqrib). Sehingga ahlussunnah menilai madhab syi’ah bagian dari Islam dan perbedaan dengan mereka dalam masalah ijtihadi. Namun anehnya, taqrib ini tidak pernah dijalankan di Negara-negara yang dikuasi Syi’ah, seperti Iran.
Berdasarkan realitas ini, Habib Ahmad Zain Al-Kaff menilai aneh langkah taqrib syi’ah di komunitas Ahlussunnah, khususnya masyarakat Ahlussunnah Indonesia. “Ahlussunnah di Iran didhalimi, namun mengajak Ahlussunnah Indonesia untuk ukhwah Islamiah, aneh”.
Hal ini diungkapkannya dihadapan ratusan kaum Muslimin pada tabligh akbar bertajuk “Memperkokoh Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari Penyimpangan Syi’ah” di Jl. Otista II, RW.09, Kelurahan Bidaracina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta, Ahad (30/3/2014) lalu.
Habib yang dikenal tegas terhadap aliran menyimpang Syi’ah Rafidhah ini menganggap suatu yang mustahil mendekatkan antara Syiah dengan Ahlussunnah lantaran perbedaannya dalam hal Ushuludin yakni perkara-perkara pokok dalam agama Islam. “Taqrib antara Syi’ah dan ahlussunnah suatu yang muhaal, tidak mungkin. Kerena perbedaannya dalam ushul,” tegas Habib Zain.
. . . Habib asal Jawa Timur ini menegaskan semua sekte Syi’ah saat ini sudah menyimpang jauh. . .
Pengurus MUI Jawa Timur dan Majelis Tinggi NU ini mengungkapkan beberapa alasan mendasar yang menyebabkan Syi’ah tidak mungkin membangun Ukhwah Islamiah dengan Ahlussunnah diantaranya:
1. Cara pendekatan Syi’ah dengan Allah adalah dengan menghina sahabat, sedangkan Ahlussunnah memuliakan sahabat. Sehingga dengan tegas Habib Ahmad Zain mengatakan, ”Bukan Syi’ah kalau tidak mencaci maki sahabat”.
Bahkan Habib asal Jawa Timur ini menegaskan semua sekte Syi’ah saat ini sudah menyimpang jauh. “Tidak ada istilah Syi’ah mu’tadilah ataupun Syi’ah moderat”.
2. Syi’ah menuduh ‘Aisyah berbuat serong, sedangkan Ahlussunnah mensucikan beliau dari tuduhan tersebut. “Apakah dengan ini kita bisa toleransi dengan mereka?”, tegas Habib Ahmad Zain.
3. Syi’ah menyakini jumlah Al-Qur’an itu lebih banyak daripada yang ada. Walaupun jika ditanyakan kepada mereka,dengan taqiyyahnya mereka akan menyodorkan Al-Qur’an Ustmani yang ada. Namun anehnya mereka mengambil mushhaf Utsmani namun mengkafirkan Usman bin Affan.
4. Syi’ah menyakini imam-iman mereka memiliki kedudukan khusus di sisi Allah yang tidak dimiliki oleh para Nabi dan malaikat.
Jika seperti ini hakikat ajaran Syi’ah, masihkah berharap adanya kesepahaman antara aliran sesat Syi’ah dengan pengikut ajaran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. [PurWD/nasihumam/voa-islam.com]