SURIAH (voa-islam.com) - Tentara rezim Asad kembali membombardir kota Hama, Suriah dengan roket dan birmil. Perang antara Mujahidin dengan rezim Nushairiyah pimpinan Basyar Asad ini berkecamuk dalam satu pekan terakhir.
Saat tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) melakukan liputan langsung di front jihad di kawasan Maorik, Hama, suara roket menggelegar 150 meter dari tempat JITU meliput.
Suara helikopter rezim Asad juga menderu-deru menjatuhkan bom-bom untuk meluluhlantakkan wilayah Maorik,Rabu (16/4).Dinding-dinding jendela dan pintu bergetar kuat akibat ledakan ini.
Pihak Mujahidin lantas melakukan serangan balasan dengan meluncurkan tembakan dan roket ke arah helikopter militer Basyar. Meski dengan persenjataan terbatas, mereka tetap memiliki hamasah (semangat) dan keberanian.
Penasihat Liwa Hitthin, Syaikh Abdullah Musthafa Rahhal, yang turut dalam front jihad ini menjelang shalat dzuhur memberikan semangat kepada tim JITU. Ulama ini memberikan apresiasi kepada JITU yang datang jauh dari Indonesia untuk memberitakan penderitaan rakyat Suriah sampai di garis depan jihad.
“Kalian wartawan dari Indonesia yang telah membulatkan tekad untuk meliput, berarti kalian sudah tahu risikonya. Kita berdoa agar selamat, tapi kalaupun kalian harus menemui kematian maka kita akan bertemu di surga,” ujarnya seraya membetulkan letak senjata AK47nya.
Usai dari front jihad di Maorik, Hama, tim JITU mengabadikan rumah-rumah penduduk, bangunan sekolah dan masjid yang hancur, akibat serangan rezim Asad sebelumnya. Namun, alhamdulillah, sampai saat berita ini ditulis, kawasan tersebut tetap dalam kendali Mujahidin.
JITU kirim Jurnalis Ke Suriah
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Jurnalis Islam Bersatu (JITU) kembali mengirimkan wartawan untuk melakukan liputan di negara yang sedang dilanda konflik tersebut bebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan fakta sebenarnya dari konflik Suriah yang telah berlangsung selama lebih 3 tahun,
Tiga orang jurnalis JITU, Ubay Salman dari Salam-Online.com, Muhammad Pizaro dari Islampos.com, Niesky Hafur Permana dari grup media Hidayatullah dan Abu Harits sebagai penerjemah, dikirim ke Suriah untuk mendapatkan informasi terkini langsung dari sumber pertama. Diharapkan kedatangan mereka ke wilayah konflik Suriah, bisa memberikan gambaran nyata tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana.
“Pertama kami akan meliput muktamar ulama Suriah di Istanbul, di sana kami berencana bertemu dan mewawancarai berbagai ulama Suriah terkemuka seperti Syaikh Ash Shobuni, Syaikh Usamah Ar-Rifai dan yang lainnya untuk membincangkan prospek Suriah di masa depan,” ujar Pizaro kepada Islampos.com Rabu (9/4/2014) malam jelang keberangkatan tim JITU di bandara Soekarno-Hatta.
“Setelah dari Istanbul, Turki, insya Allah kami akan masuk ke Suriah, ke berbagai wilayah yang ada di Suriah untuk bertemu langsung dengan rakyat, katibah Mujahidin serta ulama-ulama Suriah yang ada di sana. Termasuk ke daerah pengungsian yang merupakan korban kekejian dari rezim Basyar Al-Asad,” tambah pria yang juga menjabat sebagai sekjen JITU ini.
Lebih lanjut Pizaro menjelaskan bahwa JITU ke Suriah sebagai bagian dari upaya membiasakan jurnalisme ‘tabayun’, terutama dalam kasus Suriah. Menurutnya, berita-berita yang banyak beredar di media, kebanyakan tidak sepenuhnya benar. Untuk itu, harus ada investigasi serta liputan lapangan langsung dari wilayah konflik tersebut.
“Ini bagian dari upaya membiasakan adanya ‘jurnalisme tabayun’, jadi kami sebagai jurnalis ingin berita khususnya soal Suriah bisa benar-benar sesuai dengan fakta yang ada di lapangan, bukan hanya sekadar katanya,” tandas Pizaro. [JITU/rojul/voa-islam.com]