JAKARTA (voa-islam.com) Di tengah semakin santernya berita tentang langkah Jokowi yang memilih tokoh militer Jenderal Luhut Binsar Panjaitan, menjadi calon wakil presiden yang akan mendampinginya itu, nampaknya Partai Islam menyatakan akan bekerjasama menghadapi Pilpres 2014, untuk menghasilkan sebuah perubahan positif bagi pemerintahan ke depan.
Hasil pemilu 2014, sangat mengejutkan di mana tidak ada partai yang mendapatkan suara mayoritas, bahkan PDIP yang sudah menggunakan 'jimat' Jokowi yang sudah dielu-elukan media Kristen dan sekuler, hanya mendapatkan suara `18,7 persen. Tidak sampai 20 persen. Padahal, PDIP berharap dengan menggunakan 'jimat' Jokowi itu, bisa mendapatkan suara 35 persen, ternyata nihil.
Dibagian lain, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais mengatakan, berdasarkan hasil pertemuan lima partai Islam, yakni PAN, PKB, PKS, PPP, dan PBB menyatakan kesiapan untuk menjalin kerjasama.
Bahkan, Presiden PKS, Anis Matta, siap menampung aspirasi Ormas-Ormas Islam. Ini sebuah kabar gembira. Apakah ini akan terwujud sampai langkah nyata? Masih perlu menunggu. Total suara partai-partai Islam, cukup mencalonkan tokohnya menjadi calon presiden, yaitu 31,5 persen.
Dalam pernyataannya, usai pertemuan partai-partai Islam itu, Amin mengatakan, "Teman-teman parpol Islam ini akan bekerjasama menyetel orkes yang indah, kemudian mencari platform, tapi memang tidak mungkin tanpa kekuatan lain," ujarnya, di Cikini Raya No. 24, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2014).
Meski sudah ada kesamaan platform, kata Amien, keputusan untuk menjalin koalisi belum diputuskan. Menurutnya, partai koalisi akan dibangun bersama partai nasionalis dalam menghadapi Pilpres nanti.
"Parpol islam itu mau bekerja sama atau berkoalisi, kemudian kalau sudah selesai dengan partai islam itu, maka baru akan bekerja sama dengan partai nasionalis," tambah Amien. Jika bisa terwujud adanya koalisi partai-partai Islam, ini merupakan sejarah baru dalam kehidupan politik Indonesia. Indonesia sudah lebih 60 tahun di bawah penguasa dan partai sekuler, dan hanya menghasilkan kehancuran. (afgh/dbs/voa-islam.com)