View Full Version
Ahad, 20 Apr 2014

Panglima TNI Jenderal Moeldoko Tidak Minta Maaf Kepada Singapura

JAKARTA (voa-islam.com) - Pemerintah Singapura memanipulasi pernyataan Penglima TNI Jenderal Moeldoko, yang seolah-olah meminta maaf. Namun, Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah telah meminta maaf kepada Singapura terkait pemberian nama KRI Usman Harun yang sempat diprotes oleh pemerintah negara tersebut.

Bantahan Panglima TNI Jenderal Moeldoko disampaikan berkaitan dengan pemberitaan media Singapura yang melaporkan dirinya meminta maaf atas penamaan kapal Usman Harun.

"Saya katakan mohon maaf penamaan Usman Harun di kapal itu sudah final. Tidak akan berubah. Yang ditulis mohon maafnya saja. Dari awal saya sudah bicara kami tidak punya keinginan untuk membangkitkan emosi," jelas Moeldoko di kantor presiden, hari Kamis (17/04).

Panglima TNI mengatakan tidak akan mengubah nama KRI Usman Harun."Permohonan itu kita biasa, maaf ya maksudnya di situ saya mau menyampaikan sesuatu yang keras, keputusannya tidak berubah," kata dia.

Nama Usman Harun diambil dari dua orang anggota KKO (Marinir) yang kini dikenal sebagai korps marinir, yang dihukum mati di Singapura karena pengeboman MacDonald's house di Orchard Road pada 1965 yang menewaskan tiga orang.

Keduanya dimakamkan di TMP Kalibata dan dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Suharto.

Singapura melarang KRI Usman Harun melewati wilayahnya. Di singapura sendiri, isu mengenai KRI Usman Harun tidak terlalu mendapat perhatian publik, kata pengamat hubungan internasional dari Nanyang Techonological University, Farish Ahmad Noor.

"Di sini isu yang lebih populer di kalangan masyarakat umum adalah ekonomi soal harga makanan, harga transportasi, dan lain-lain, oleh karena statement panglima tentara Indonesia itu saya rasa lebih penting bagi pemimpin di Singapura karena itu menandakan terbuka suatu jalan rekonsiliasi," kata Noor.

Beberapa waktu lalu polemik terkait hal ini sempat ramai di forum Jakarta International Defence Dialogue.

Saat itu dua orang yang mengenakan seragam KKO dengan tulisan nama Usman dan Harun, menjadi objek foto oleh pengunjung. Delegasi singapura kemudian memutuskan meninggalkan acara lebih awal sebagai protes.

Sudah seharusnya para pejabat militer Indonesia berani berdiri tegak di depan Singapura, dan tidak perlu kawatir, dibelakang TNI ada 250 juta rakyat Indonesia mendukung TNI, dan setiap saat akan siap menghadapi Singapura, seperti Bung Karno dulu yang menyerang 'NEKOLIM', dan Singapura negara yang sangat sombong, dan menjadi 'bunker' para penjahat dan maling yang membawa lari kekayaan rakyat Indonesia. (jj/dbs/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version