JAKARTA (voa-islam.com) - Direksi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dinilai telah pasrah bila nantinya akan diakuisisi oleh sesama bank BUMN. Apalagi pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun ada sinyal kuat telah menyetujui hal tersebut.
Pengamat Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan BTN yang sempat diguncang isu akuisisi beberapa waktu yang lalu, memang agak berbeda dari kondisi BTN saat ini. Direksi BTN yang lalu memberikan perlawanan menolak dan pasang badan atas rencana akuisisi karena akan melemahkan visi BTN ke depan.
“Namun sampai saat ini belum terlihat perlawanan dari pihak BTN sendiri. Kondisi ini yang memunculkan spekulasi bahwa memang BTN sudah diatur sedemikian rupa sehingga akuisisi ini dapat berjalan mulus,” ujar Ali dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (18/4/2014).
Ali mengatakan, belum lagi bila melihat saat ini terdapat tiga orang direksi BTN yang merupakan eks Bank Mandiri. Di mana dua orang baru merupakan pergantian dari direksi lama yang tidak lulus fit and proper test.
“Apakah memang ada tekanan dari pihak tertentu untuk mengganti direksi yang tidak menyetujui akuisisi tersebut, yang menjadi pertanyaan spekulasi kemudian adalah mengapa seakan-akan akusisi ini ingin dipercepat bahkan sebelum pilpres 2014?” ujarnya.
Dirinya mengatakan jalannya skenario seharusnya sudah dapat terbaca dan para pelaku pasar tidak dapat begitu saja dibodohi dengan alasan-alasan teknik. Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan enggan menanggapi isu akuisisi terhadap Bank Tabungan Negara oleh bank pelat merah lainnya, yakni Bank Mandiri dan Bank BRI. Dia mengatakan belum mendengar rencana akuisisi tersebut. “Enggak dengar saya, enggak tahu,” katanya di Jakarta, 11 Februari 2014.
Sejauh ini, kata dia, Kementerian belum memiliki rencana agar BTN diakusisi oleh bank lain. “Belum ada sekarang, belum tahu juga nanti,” katanya.
Tapi Dahlan rupanya berubah haluan kini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan itu mengatakan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) membutuhkan modal yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan 1,5 juta rumah hingga akhir tahun.
“Kita perlu per tahun 1,5 juta (rumah) dengan kemampuan BTN sekarang, nggak mampu. Makanya butuh modal yang besar,” kata dia, usai rapat pimpinan BUMN, di Gedung ReIndo, Jakarta, Kamis (17/4).
Dia menyebutkan ada dua bank besar yang bisa mengakuisisi BTN, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk. Namun ia mengatakan, jika BTN diakuisisi oleh Bank Mandiri ada keuntungan lebih yang didapat.
Dengan mengakuisisi BTN, Bank Mandiri sebagai bank pelat merah Indonesia akan menjadi bank besar di Asia Tenggara. Menurutnya, Bank Mandiri berpotensi mengalahkan bank-bank asal Singapura, Malaysia, dan Thailand. Selain itu, Bank Mandiri akan lebih leluasa memberikan pembiayaan terhadap perusahaan-perusahaan lokal.
“Perusahaan di Indonesia terutama BUMN akan kian besar. Makanya kita perlu bank besar supaya (bank) asingnggak mendominasi. (Kalau tidak) nanti akhirnya bank asing yang biayai,” tutur Dahlan.
Sebelumnya berkembang isu Bank Mandiri dan BRI berebut mengakuisisi Bank BTN.
Direktur Utama BTN Maryono awalnya tidak membenarkan ataupun membantah isu tersebut. Ia hanya menjawab mengambang pertanyaan wartawan. “Bisa benar, bisa salah,” katanya.
Sementara itu Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin enggan komentar mengenai rencana tersebut. Namun, ia mengakui telah menyiapkan dana sekitar Rp 10 triliun untuk mengembangkan bisnis non-organik perseroan. Hingga saat ini dia belum dapat menyebutkan secara detail lembaga keuangan apa yang akan diakuisisi. Perusahaan hingga saat ini tengah melakukan kajian terkait rencana akuisisi tersebut.
Rencananya akuisisi pada BTN sebenarnya bukan wacana baru. Sekitar tahun 2005 wacana itu pernah mengemuka, yakni BTN akan diakuisisi BNI. Namun, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sepakat menolak. Alasannya, akuisisi ataumerger antar bank BUMN itu dapat berdampak pada porsi pengadaan rumah masyarakat berpendapatan rendah (masyarakat kelas menengah ke bawah).
Dahlan juga menjelaskan saat ini rencana akuisisi sedang dalam tahap awal. Dia belum bisa memperkirakan kapan proses akuisisi ini akan selesai. “Itu teknis, yang pasti BTN harus diperkuat.”
Apalagi, dia menambahkan, Kementerian BUMN masih harus mendapat persetujuan pihak-pihak lain. “Ada yang berpandangan cocoknya ke BRI saya setuju. Ada yang ke Mandiri saya setuju,” ujarnya.
Raymond Budiman, analis Panin Securities, menilai jika BTN jadi diakuisisi Bank Mandiri akan memberikan dampak positif terhadap kinerja BTN, terutama dari sisi strategi. Selama ini, problem yang dihadapi BTN adalah dalam penanganan kredit bermasalah (Non-Performing Loan/ NPL) yang berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi, demikian kami kutip dari katadata.com.
Jika memang BTN akan diakuisi maka analisa lainnya kenapa baru saat ini jelang Pilpres. Petanyaanya apakah ini berkaitan dengan gencarnya Dahlan yang sedang Nyapres? Pengamat Politik Komunikasi dari Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia Aendra Medita saat ditanya soal ini mengomentari bahwa tidak bisa gegabah menilai hal ini. “Bisa saja untuk kepentingan yang syarat politik jelang Pilpres, kok akuisisi seperti dipaksakan, namun dari info saya di orang dalam BTN bahwa ini ini memang mengarah kesana karena ada yang akan maju Capres, tak tahu apakah pesanan darai kekuasaan atau dari yang sedang mengatur akuisisi ini,”jelasnya.
Aendra menilai pada awalnya kan kementrian BUMN membantah kok saat ini menyetujui, bahkan OJK juga berikan sinyal, tapi kita tidak bisa menuduh untuk Capres atau apa jika ada dana yang digelembungkan, “Kita lihatlah nanti, saya tak mau spekualasi jika hal ini muatan politik,”tutup Aendra. [pnc/ Anjar/AB/voa-islam.com]