JAKARTA (voa-islam.com) - Tokoh 'kebathinan' yang selalu memakai pakaian 'hitam-hitam', dan mengaku penyambung lidah Bung Karno, meramalkan, bahwa Megawati akan mengganti Jokowi sebagai calon presiden. Karena, menurut Permadi, sejatinya Jokowi itu bukanlah seorang 'Soekarnois'. Jokowi hanyalah boneka 'konglomerat' Cina, tuturnya, Minggu, 27/4/2014.
Permadi yang sekarang berada di Partai Gerindra itu, juga meramalkan, kemungkinan bakal kembalinya Prabowo menjadi calon presiden dari PDIP. Menurut Permadi, antara Megawati dan Prabowo itu, memiliki kesamaan pandangan, sebagai tokoh yang memiliki rasa kebangsaan yang tinggi, sama-sama nasionalis, ujar Permadi.
“Bu Mega dan Mas Bowo itu sama-sama nasionalis”, ungkap Permadi. Jadi sangat mungkin akan ada perubahan sikap pencalonan oleh Mega dan PDIP terkait dengan pilpres mendatang. Permadi juga menambahkan, bahwa Prabowo seorang pengagum Bung Karno.
Lebih lanjut, Permadi meramalkan, jika Mega dan Prabowo maju sebagai pasangan akan memiliki peluang menang dalam pemilihan presiden mendatang. Tetapi, jika Mega dan PDIP tetap mengusung Jokowi, dipastikan akan kalah dalam pemilihan presiden mendatang. Mega dan Prabowo, menurut Permadi memiliki 'magnitude' (daya panggil) yang sangat kuat dikalangan rakyat.
Menurut Permadi, hal ini terbukti, sesudah dideklarsikan Jokowi sebagai calon presiden di kantor PDIP, pada tanggal 14 Maret lalu, justru Jokowi tidak mampu menambah suara PDIP, dan PDIP hanya mendapatkan suara dibawah 19 persen. Menggunakan Jokowi sebagai 'jimat' ternyata hanyalah isapan jempol. Jokowi tidak memiliki pengaruh apapun di kalangan 'grassroot' (rakyat jelata). Sangat jauh kapasitasnya dibandingkan dengan Prabowo.
Prabowo sangat anti Barat, dan bahkan menantu Soeharto itu, dilarang masuk ke Amerika. Sebuah sumber yang bersifat 'inside', menyatakan, bahwa Amerika, Inggris, dan Australia, sangat menolak Prabowo. Karena, Prabowo memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Berbeda dengan Jokowi yang menjadi 'boneka' Barat dan 'Konglomerat' Cina, seperti James Riyadi, yang menjadi murid dari Pendeta Evengelis Pat Robertson, yang sangat membenci terhadap Islam.
Seperti pertengahan April lalu, di mana pengusaha keturunan Cina, Jacob Soetojo, yang menjadi penyantun CSIS, menjadi 'broker' pertemuan antara Mega, Jokowi, dan Sabam Sirait dengan para duta besar, diantaranya Duta Besar Amerika Serikat, Inggris, Vatikan, dan Meksiko.
Pertemuan itu, membahas tentang masa depan politik Indonesia, termasuk siapa tokoh yang akan mendamingi Jokowi. Ini menggambarkan memang Jokwo itu, hanyalah seorang 'boneka'. Jokowi juga sangat miskin ide dan visi, serta tidak artikulatif dalam bicara. Ini menunjukkan kemampuan memang terbatas.
Namun, tokoh peramal yang menjadi penyambung lidah Bung Karno itu, mengatakan bahwa di Indonesia akan terjadi revolusi. Ini tidak dapat dihindari lagi. SBY akan jatuh. Karena sudah menjadi kehendak 'Tuhan', ujarnya.
Menurut Permadi, jika manusia sudah tidak mampu lagi, maka tangan 'Tuhan' yang akan melakukannya sendiri. Permadi memberikan contoh, seperti yang terjadi terhadap kaumnya Nuh, yang ditenggelamkan oleh banjir. Lalu, kaumnya Nabi Luth yang dihancurkan dengan hujan batu, akibat perbuatan mereka yang sangat sesat. Sodomi. Begitu pula Fir'aun yang ditenggelamkan di luat.
Tanda-tanda alam semua sudah nampak. Revolusi akan terjadi karena kerusakan manusia yang sudah sangat luar biasa.Seperti yang terjadi di Indnonesia sekarang. Bukan hanya korupsi, tetapi kerusakan moral, dan kebejatan sudah merata, bahkan terjadi pelodofeli yang sekarang ramai. Ini semua sebagai tanda akan turunnya hukuman dan kutukan dari Tuhan, ujar Permadi. (afgh)