BANDUNG (voa-islam.com) – Di Indonesia, negara yang mayoritas penduduknya Muslim, kerap kali penentuan hari pertama Ramadhan antara pemerintah dan ormas-ormas Islam berbeda. Hal ini membuat masyarakat kebingungan. Berdasarkan pada perhitungan ilmiah, salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia Muhammadiyah, jauh-jauh hari sudah menetapkan awal bulan Ramadhan tahun 2014.
"27 Juni 2014 menurut Muhammadiyah adalah awal malam pertama Ramadan," kata Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin Selasa (29/04/2014) di Jakarta, seperti yang dilaporkan oleh situs alhikmah.co.
PP Muhammadiyah sendiri berharap dengan bantuan teknologi penentuan awal bulan lebih teratur. Selama ini menggunakan landasan dalil belum menemukan titik temu. Teknologi adalah satu-satunya alasan yang dinilai dapat menyatukan perbedaan itu.
"Saya kira penentuan ini bertanggungjawab, ada perhitungan ilmiahnya. Saya termasuk yang berdamba sekali ada persamaan," jelas Ketua MUI Pusat ini.
Harapan Din Syamsudin tentu juga merupakan harapan seluruh kaum Muslimin di Indonesia, menginginkan tidak adanya perbedaan dalam menjalankan shaum di awal dan akhir Ramadhan. Dengan persamaan tersebut tenju saja akan membuat ibadah kaum Muslimin menjadi tenang.
Mudah-mudahan harapan kaum Muslimin Indonesia akan terwujud tahun ini, mengingat Din Syamsudin sekarang menjabat sebagai Ketua MUI Pusat, yang tentu saja dengan jabatan tersebut, punya kapasitas dan wewenang yang kuat untuk bisa menyatukan seluruh elemen dan ormas-ormas Islam dalam menentukan keputusan awal dan akhir Ramdhan. [PurWD/Adi /voa-islam]