BANDUNG (voa-islam.com) – Memasuki hari ketiga penyelenggaraan Bandung Islamic Book Fair (BIBF) menghadirkan kembali acara bedah buku. Pada Sabtu, (03/05/2013) giliran buku “Kyai Kocak vs Liberal” terbitan Pustaka Al-Kautsaryang dibedah.
Penulisbuku. Abdul Mutaqin, hadir sebagai pemateri. Rizal, anggota pengurus Indonesia Tanpa JIL (ITJ) Chapter Bandung, mendampingi sebagai pemateri kedua. Menurut penulis, filosofi buku “Kyai Kocak vs Liberal” adalah memainkan logika.
“Benturkan logika mereka (kaum liberal) dengan logika mereka sendiri” katanya kepada pengungjung yang memenuhi area bedah buku BIBF.
Dalam sesi tanya jawab salah seorang pengunjung bertanya mengenai bagaimana saat ini fenomena anak-anak muda seperti pelajar dan mahasiswa yang merasa nyaman ketika bertemu dengan pemikiran-pemikiran dari orang-orang liberal dan bagaimana menghadapi mereka ini.
Penulis mengatakan fenomena ini memang sangat mengkhawatirkan, ini terjadi karena para pelajar yang masih muda itu sangat labil. Ketika bersinggungan dengan pemikiran-pemikiran liberal mereka langsug terpukau. Ia menyarankan dan mengajak para pelajar, mahasiswa dan masyarakat semuanya untuk kembali mempelajari Islam secara mendalam.
“InsyaAllah kalau pemahaman agama kita sudah baik dan benar, paling tidak kita tidak buru-buru mengaminkan pemikiran-pemikiran liberal tersebut karena sudah ada pondasinya” jelasnya.
Ia menambahkan untuk bisa mengatasi dan melawan pemikiran-pemikiran kaum liberal, kita harus sering membaca buku-buku yang mengarahkan untuk melawan pemikiran-pemikiran liberal. Kemudian bergaul dan bertanya dengan orang-orang juga konsisten melawan pemikiran-pemikiran liberal.
“Jangan kemudian silau dengan pemikiran yang mereka (kaum liberal) buat,” ungkapnya seraya mengatakan bahwa dirinya juga diminta untuk menulis buku sejenis dengan versi Kyai Kocak vs Syi’ah dan Kyai Kocak vs Nabi Baru Ahmadiyah.
Abdul Mutaqin mengatakan buku “Kyai Kocak vs Liberal” lahir karena ia melihat buku-buku tentang liberalisme yang ada sekarang itu memang merupakan buku-buku yang berat (bahasa dan pembahasannya.-red-).
“Saya mencari celah di mana tidak mesti persoalan liberalisme itu bisa kita pahami dengan rumit, tapi bisa dengan santai dan ringan seperti buku tersebut” ucapnya kepada voa-islam usai acara bedah buku.
Ia mengatakan rencananya buku ini akan diserialkan menjadi 10 buku. Ketika di tanya apakah dirinya pernah diundang oleh komunitas liberal, seperti Jaringan Islam Liberal (JIL) untuk berdiskusi atau membahas bukunya tersebut. Ia menjawab secara langsung memang mereka belum mengajak, barangkali mereka menunggu momentum yang tepat. Yang jelas siapapun yang menanggapi buku itu dirinya merasa baik-baik saja.
“Karena kita menulis buku itu dengan pemikiran matang dan kalau suatu saat dihujat saya siap, termasuk oleh kawan-kawan yang kontra dengan apa yang saya tulis” pungkas alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Senada dengan Abdul Mutaqin, pemateri lainnya Rizal menghimbau dan menyarankan kepada masyarakat khususnya para remaja pelajar agar jangan terbiasa mengambil dalil kepada google, karena jika bertanya ke google itu sering menjadi masalah.
“Kalau teman-teman ingin menggapai hidayah ilmu, maka satu-satunya jalan adalah dengan mendatangi majelis-majelis ilmu” katanya
Ia juga mengatakan untuk menuntut ilmu mau tidak mau harus talaqqi, belajar yang mengharuskan ada gurunya. Dan guru tersebut yang benar-benar kompeten dan bertanggung jawab. Sedangkan untuk melawan dan mengikisi paham-paham sekulerisme, pluralisme, dan liberalisme (Sepilis) menurutnya cara yang efektif adalah dengan terus mengupgrade ilmu. Karena tanpa ilmu akan susah dan berat untuk melawan mereka.
Kemudian harus terus menyerukan terus kepada umat, terus mengedukasi kepada umat, terus mendekatkan mereka dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan terus mendekatkan mereka dengan nilai-nilai agama Islam yang baik. Maka Insya Allah persoalan umat ini akan terselesaikan.
“Kalau kesholehan kita sudah majemuk, kesholehan kita sudah memasyarakat, maka saya percaya bahwa paham liberal ini akan terkikis dengan sendirinya” tegasnya.
Bedah buku yang dimulai pukul 12.00 WIB selepas shalat dzuhur ini, selesai tepat pada pukul 14.30 WIB. [PurWD/Adi/voa-islam.com]