JAKARTA (voa-islam.com) - Ramai di berbagai media, termasuk dalam majalah Tempo, edisi terbaru, bahwa Jenderal (Purn) Abdullah Mahmud Hendropriyono disebut-sebut sebagai 'Ketua Tim Pemenangan' Jokowi pada pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan Juli mendatang.
Ditanya usai pengukuhan dirinya sebagai guru besar bidang filsafat intelijen Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Hendropriono justru mengaku tidak tahu. "Belum tahu saya, saya malah baru tahu ini (dari media)," jawab Hendro kepada wartawan di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Mengenai kedatangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Jokowi ke acara pengukuhan dirinya itu pun, Hendro mengatakan tidak tahu. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu mengaku akhir-akhir ini hanya membaca buku.
"Waduhhh...ini saya sudah berhari-hari hanya baca buku. Jadi kita ini bicaranya soal teori. Jadi kita bicara soal abstraksi, kita tidak bicara soal praktik. Kalau masalah Capres dan Cawacapres itu tadi ada orangnya tdak ditanya," kata dia sembari tartawa.
Ketika ditanya mengenai kesiapannya apabila diminta oleh PDI Perjuangan, Hendro berdalih dirinya hanya diminta menjadi guru besar di Sekolah Intelijen Negara. "Saya itu diminta untuk menjadi guru besar di STIN, dan sekarang dilaksanakan. Hanya itu, jadi jangan kecewa ya," kata dia.
Petinggi PDI Perjuangan sendiri nampak hadir di acara pengukuhan Hendropriyono sebagai guru besar. Meraka adalah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, Wasekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto, Ketua DPP Effendi Simbolon dan Pramono Anung.
Hendropriyono memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Mega. Mega saat menjadi presiden mengangkat Hendro menjadi Kepala BIN. Mungkin ini langkah yang penting yang akan dilakukan Mega mengamankan Jokowi yang akan manggung menjadi calon presiden PDIP dan Mega, Juli mendatang.
Jokowi memberikan julukan kepada Hendropriyono, sebagai 'profesor intelijen'. Bisa jadi pemilihan presiden Juli mendatang merupakan perang antara 'intelijen', yang memperebutkan kekuasaan. Sungguh luar biasa.
Hendropriyono pernah menjadi Komandan Korem Garuda Hitam, saat berlangsung peristiwa Talangsari, Lampung. Tetapi, peristiwa Talang sari itu sudah terkubur. Rapat-rapat. (jj/dbs/voap-islam.com)