BANDUNG (voa-islam.com) – Pada umumnya umat Islam di dunia dan di Indonesia mengenal gerakan Hizbullah adalah gerakan Islam yang sangat keras menentang kaum Zionis dan Yahudi Israel. Hizbullah sendiri artinya golongan Allah. Namun, Ustadz Tengku Azhar Lc, seorang relawan Suriah dari Syam Organizer mengungkapkan fakta yang sangat mencengangkan dan bertolak belakang tentang Hizbullah.
Ustadz kelahiran serambi Mekkah ini –dengan mengutip sebuah buku yang berjudul “Apa Yang Anda Ketahui Tentang Hizbullah” karya seorang ulama Palestina- menuturkan bahwa sebelum gerakan Hizbullah lahir sekitar tahun 1980-an, nama Hizbullah sebelumnya adalah sebuah gerakan atau organisasi bernama Harakatul ‘Amal.
“Harakatul ‘Amal ini merupakan sayap militer syi’ah ketika revolusi Iran tahun 1979 yang dipimpin oleh Khoemaini,” katanya saat menjadi pembicara dalam acara beda buku panduan MUI berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” di Masjid Syamsul Ulum, Telkom University, Bandung, Ahad (04/05/2014).
Ustadz Tengku melanjutkan, Khoemaini membuka sayap militernya di Libanon dengan nama Harakatul ‘Amal. Tahun 1985, Harakatul ‘Amal ini melakukan tindakan yang sangat keji terhadap umat Islam di Palestina, pada peristiwa Shatila dan Shabra. Pada peristiwa Shatila dan Shabra ini, bagaimana umat Islam dalam beberapa hari di Palestina kurang lebih tiga ribu-an orang di bunuh secara keji dengan ditembak, baik yang di rumah sakit, maupun di tenda-tenda pengungsian.
“Dan ternyata itu pelakuya adalah Harakatul ‘Amal ini, sayap militer Iran, sayap militer syi’ah yang di Lebanon yang bekerja sama dengan Israel” paparnya kepada 500 jamaah yang hadir.
Peristiwa ini cukup membuat tersentak kaum Muslimin. Bagaiman syi’ah yang sebelumnya mengaku-ngaku sebagai revolusioner Islam yang menentang Israel dan Zionis, ternyata syi’ah berselingkuh dengan Israel, syi’ah berselingkuh dengan Zionis, membunuh kaum Muslimin secara keji di Palestina.
“Untuk menutupi kejahatan mereka (syi’ah-red) ini, maka akhirnya Khoemaini menghapus nama Harakatul ‘Amal, jadi nama Harakatul ‘Amal yang waktu itu dipimpin oleh Musa As-Sodr itu dihapus, diganti dengan nama Hizbullah,” jelas pengurus Mahad Ali Al-Nur, Surakarta, ini.
Ustadz Tengku Azhar mengajak kepada jamaah yang hadir di acara bedah buku dan kepada kaum Muslimin di Indonesia untuk jangan menyebut Hizbullah, tapi sebut lah Hizbulata (nama plesetan Hizbullah). Jangan menyebut revolusi di Iran tahun 1979 itu sebagai revolusi Islam, tapi sebut saja sebagai revolusi Iran.
“Dan jangan sebut Khoemaini itu sebagai Ayatullah, tapi Ayatus-syaiton” ujarnya yang disambut tawa jamaah.
Ada sebuah peribahasa mengatakan sepandai-pandainya orang menyimpan bangkai, maka akan tercium juga baunya. Sepertinya, peribahasa tersebut sangat tepat untuk perbuatan-perbuatan dusta gerakan syi’ah. Sepandai-pandainya orang-orang syi’ah menyembunyikan kebohongannya, maka pasti akan terbongkar juga kebohongannya. Tentunya semua itu atas izin Allah SWT, pemilik agama Islam yang haq ini. [PurWD/Adi/voa-islam]