View Full Version
Ahad, 11 May 2014

Suryadharma Ali: Jangan Pilih yang Kotak-kotak

JAKARTA (voa-islam.com) - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar RAPIMNAS II di Jakarta, Sabtu (10/5) yang mengagendakan arah koalisi dalam menghadapi Pemilu Presiden 2014 dan dihadiri seluruh pimpinan PPP.

Sebelum membuka Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS), Ketua Umum Suryadharma Ali (SDA) memberikan sambutan dan melontarkan beberapa pesan penting pada seluruh peserta yang hadir.

SDA menyatakan agar suara PPP bulat dan menjauhi perpecahan dalam mengambil keputusan berkoalisi.

"Harus berhati-hati dalam memutuskan koalisi, jangan pecah belah" katanya

Dalam pidato yang cukup panjang itu rupaya SDA ingin menyentil terkait situasi yang sempat mengguncang kesolidan internal PPP.

"Lika-liku politik, ada tikungan tajam, turunan tajam bahkan ada yang berada diantaranya. Ada juga yang belok tanpa memberikan sein, bahkan ada yang menyalip di tikungan," kata Menteri Agama tersebut

SDA kemudian menyindir pimpinan PPP "Pak Emron Pankapi senyumnya sudah tulus, Pak Suharso Manoarfa juga. Cuma Rommy Romahurmuziy yang belum keliatan senyum tulusnya. Jangan-jangan lagi SMS Pak Jokowi" selorohnya.

SDA kembali melontarkan sinyal, ia menuturkan bahwa keputusan di rapimnas harus bulat dan tidak terkotak-kotak. Jangan pilih yang kotak-kotak,"ujarnya lagi.

SDA kembali melontarkan sinyal, ia menuturkan bahwa keputusan di rapimnas harus bulat dan tidak terkotak-kotak. Jangan pilih yang kotak-kotak," ujarnya lagi.

Sebagaimana kita ketahui, jargon "kotak-kotak" sangat identik dengan Joko Widodo alias Jokowi yang diusung menjadi capres PDI-P.

Setelah Rapimnas resmi dibuka pada Sabtu ini berlangsung 10-11 Mei 2014 di Hotel Aston, Kuningan Jakarta.

KH Najih Maimoen: Saya Tak Rela PPP Berkoalisi Dengan Partai Anti Islam

Senada dengan SDA, Isu bahwa Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang menolak pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden semakin menguat. Isu itu semakin santer pasca Jokowi sowan ke pengasuh Al Anwar, KH Maimoen Zubair.

Putra KH Maimoen, KH Muhammad Najih bahkan telah mengeluarkan “fatwa” untuk umat Islam dan partai Islam agar menolak pencapresan Jokowi. Fatwa yang berisi enam butir itu ditandatangani di Sarang, 1 Mei 2014.

“Saya tidak rela PPP berkoaliasi dengan partai kaum abangan yang anti Iislam,” tegas KH Najih.

Seperti dikutip situs resmi Front Pembela Islam (FPI), KH Najih Maimoen, menyatakan menolak adanya pergerakan para elite politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mewacanakan PPP berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), untuk mengusung Jokowi sebagai Capres. “Saya tidak rela PPP berkoaliasi dengan partai kaum abangan yang anti Iislam,” tegas KH Najih.

Menurut KH Najih, sebagai partai Islam, seharusnya PPP merasa hina, berkoalisi dengan partai yang anti Islam, mendukung capres yang menjadi boneka Barat-Zionis-mafia China. [jabir/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version