JAKARTA (voa-islam.com) - Rhoma Irama di berbagai media telivisi hari ini, secara tegas menolak keras koalisi PKB dengan PDIP yang mendukung calon presiden Jokowi. Selanjutnya, Rhoma bersama timnya mengundurkan diri dari PKB. Karena, Rhoma merasa dikhianati oleh Muhaimin Iskandar, dan tidak adanya kejujuran dari pemimpin PKB itu, Minggu, 11/5/2014.
Menurut Rhoma Irama pencapresannya itu, merupakan aspirasi para ulama, tokoh, dan habaib di tingkat nasional. Maka, ketika Ketua Umum PKB, Muhaimin sudah mengambil keputusan politik mendukung PKB dan Jokowi, langkah yang diambil oleh Rhoma dan timnya itu, memilih mengundurkan diri, dan mencabut dukungan dari PKB.
Maka, ketika Ketua Umum PKB, Muhaimin sudah mengambil keputusan politik mendukung PKB dan Jokowi, langkah yang diambil oleh Rhoma dan timnya itu, memilih mengundurkan diri, dan mencabut dukungan dari PKB.
Rhoma Irama dan timnya sudah merasa dikhianati oleh PKB dan Muhaimin, karena dalam proses pencapresan tidak diajak berbicara, dan secara etika politik, itu sebuah langkah yang tidak tepat. Semestinya, Muhaimin dan PKB mengajak bicara dengan dirinya, ketika akan melangkah melakukan koalisi dengan PDIP dan mendukung Jokowi.
Sementara itu, dia merasa Partai-partai Islam memiliki peluang yang besar melakukan koalisi dan memiliki posisi yang strategis melakukan dialog politik dengan partai nasionalis. Kemudian, tidak melakukan langkah sepihak, dan memutuskan koalisi dan mendukung PDIP dan Jokowi dalam pemilihan presiden. Langkah Muhaimin dan PKB dinilai sangat tidak beretika dalam berpolitik.
Dukungan kepada PDIP dan Jokowi itu, hanyalah akan menggali kuburan bagi kaum PKB dan kaum Muslimin, karena PDIP itu gudang caleg Kristen, Islam JIL, dan Syi’ah. Dibelakang PDIP dan Jokowi, juga tokoh-tokoh konglomerat Cina dan Barat, yang bertujuan ingin menguasai dan menjajah Indonesia. Ini tersirat berbagai pertemuan yang berlangsung di Singapura sebelum memutuskan pencapresan Jokowi maupun keputusan calon wakil presiden yang akan disandingkan oleh Jokowi.
PKB sendiri sudah di ‘caplok’ konglomerat Cina, yang sekarang menjadi ‘bos’ Lion Air, yaitu Rusdi Kirana. Maka, sangat paralel kebijakan PKB yang mendukung PDIP dan Jokowi, dan memilliki chemistry, antara PKB, PDIP , Mega dan Jokowi. Sebuah rekayasa politik dari kalangan Salibis, Cina, yang menggunakan orang-orang yang ‘berjubah’ Islam dan ulama. (afgh/dbs/voa-islam.com)