View Full Version
Rabu, 14 May 2014

Surat Terbuka KH Najih Maimoen Zubair Kepada Suryadarma Ali

SERANG (voa-islam.com) - Surat Terbuka KH Najih Maimoen Zubair Kepada Suryadarma Ali. Ia menilai PDIP adalah partai yang anti Islam. Hal itu dibuktikan dari berbagai produk legislasi Islami yang dijegal oleh PDIP.


Berikut SURAT TERBUKA KH NAJIH MAIMOEN ZUBAIR untuk H. SURYADARMA ALI”
------------------------------------------------------------

Kepada YTH. ;
Bpk. H. Suryadharma Ali (Ketua Umum PPP)
Di- JAKARTA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. أما بعد:

TOLAK KOALISI PPP DENGAN PDI-P-JOKO WIDODO

Setelah mengamati perkembangan politik lewat media masa, kami menolak kalau PPP berkoalisi dengan PDI-P yang mengusung Jokowi sebagai Capres. Hal ini kami sampaikan, karena kami melihat ada indikasi sebagian elit politik PPP yang mewacanakan berkoalisi dengan partai tersebut.

Sebagai satu-satunya Partai Islam yang masih konsis ber-Amar Ma’ruf Nahi Munkar, platform PPP jelas berbeda dengan ideologi dan platform PDI-P. Betapa gigihnya PPP menolak aliran-aliran sesat di Indonesia, memperjuangkan RUU Pornoaksi-Pornografi, UU Pendidikan dan UU lainnya yang berbau Islami.

Sementara PDIP adalah partai yang anti Islam. Hal itu dibuktikan dari berbagai produk legislasi Islami yang dijegal oleh PDIP.

Sementara PDIP adalah partai yang anti Islam. Hal itu dibuktikan dari berbagai produk legislasi Islami yang dijegal oleh PDIP. Semua RUU yang diajukan PPP ke DPR dan berbau Islami pasti PDI menolaknya. UU Pendidikan mereka walk out, UU Bank Syariah, UU Ekonomi Syariah mereka tidak setuju, UU Pornoaksi-Pornografi juga mereka tidak setuju. Sekarang UU Jaminan Produk Halal untuk makanan dan obat-obatan mereka juga tidak setuju. Selain itu, dalam pemilu 2014 lalu, PDI-P memasang 52% caleg non Muslim dalam Daftar Caleg Tetap-nya.

PDI-P sendiri merupakan fusi dari partai Nasionalis dan partai Kristen seperti IPKI, PNI, Murba, Partai Katolik, dan Parkindo (Partai Kristen Indonesia). Kemenangan PDI-P-Jokowi berarti kemenangan Barat, konglomerat hitam China, Syi’ah, liberal, disamping menjadikan peluang Jalaluddin Rahmat (tokoh Syi'ah) menjadi Menteri Agama RI, berarti Syi'ah akan memegang kebijakan UU yang berhubungan dengan UU Pendidikan Agama Islam dan Pesantren.
Dalam PDI-P ada ragam ideologi, yakni Islam, Syi'ah, Liberal, Kristen, Nasionalis, Sosialis dan Komunis. Jika Partai Islam dan Tokoh Islam berkoalisi dengan PDI-P-Jokowi, maka neo-Komunis gaya baru akan benar-benar terwujud dengan pola baru NASIONALIS, RELIGIUS dan SYI’AH.

Di sisi lain, pencapresan Jokowi yang memunculkan ide koalisi non transaksional, kerjasama yang tidak didasari bagi-bagi jabatan. Ini jelas menguntungkan PDI-P. semua kebijakan politik dan pemerintahan yang di dalamnya termasuk berhubungan dengan pendidikan Islam dan Pesantren akan mereka kuasai dan kendalikan, hal ini akan semakin membatasi langkah dan mempersempit gerak umat Islam dalam berdakwah dan menyampaikan aspirasi politik. Berkoalisi dengan PDI-P dan memilih Jokowi berarti ikut andil dalam mewujudkan point-point di atas…!

Melihat perolehan suara saat ini, PPP harus mampu berusaha memegang jabatan Menteri Pendidikan dan Menteri Agama RI, sabagai bentuk aspiratif merespon keinginan umat yang bertujuan untuk mengayomi kepentingan umat Islam secara konstitusional. Karena inilah sebenarnya akar dari perjuangan PPP dalam ber-Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Saat ini Indonesia membutuhkan sosok pemimpin alternatif, tegas dan bersih untuk menindaklanjuti sekaligus mencegah terjadinya kasus korupsi diberbagai instansi pemerintahan, menegoisasi ulang kontrak Freeport yang selama ini didominasi pihak asing, berwawasan strategis dan berpikiran global diatas konsep "amar ma'ruf nahi mungkar" sebagai pondasinya.
Kami menilai Bpk. Prabowo Subianto dalam hal ini mampu, InsyaAllah. Beliau mempuyai kapasitas, kapabilitas dan integritas tinggi serta tidak mudah diintervensi dalam semua urusan dan pemikiran. Karena dalam kepemimpinan segala keputusan dan kebijakan tidak boleh didekte oleh pihak lain. Ini terbukti dengan ketegasan kepemimpinan beliau dalam struktur pengrekrutan di tubuh TNI. Kedekatannya kepada ulama, memberikan pesan bahwa semua keputusan dan kebijakan pemerintahan akan didiskusikan dulu dan memohon pertimbangan serta fatwa para ulama. Untuk cawapresnya, kita berdo’a kepada Allah SWT semoga mendapatkan pasangan yang baik dan maslahah.

Semua ini kami sampaikan, sebagai wujud tanggung jawab kami dan para ulama lainnya untuk menyampaikan sebuah kebenaran. Karena sekarang ini bukan lagi perang antar partai, tapi sudah sampai perang terhadap ideologi dan agama. Hampir semua partai-partai Islam sudah bergabung, berkoalisi dan menjadi mitra partai sekuler, tinggal PPP yang menjadi harapan umat untuk menjaga akidah umat Islam. Sebagai bagian dari PPP, kami mengajak kepada umat, tokoh-tokoh PPP, bahwa para ulama dan tokoh penting bangsa ini melahirkan PPP dengan niat tulus menyatukan komitmen keummatan, merespon aspirasi umat, PPP menjadi alat perjuangan umat Islam dan masyarakat secara umum.
Karena, pemilihan azas dan lambang partai tidak mereka dapatkan dari hasil diskusi bahkan tidak juga dari sebuah mimpi. Azas dan lambang PPP diperoleh dari hasil munajat kepada Allah SWT melalui shalat istikhoroh. Keberadaan partai ini wajib kita pelihara dan menjaga keutuhannya. Karena hanya partai inilah warisan dari ulama-ulama kuno. Semoga Allah SWT selalu memberikan pertolongan dan kekuatan kepada umat Islam, amin ya rabbal a’lamin.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Sarang, 10 Rojab 1435 H./ 10 Mei 2014 M.


latestnews

View Full Version