GARUT (voa-islam.com) - Melalui Program Da’i Datang Desa Rindang, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Garut membagikan 3000 bibit pohon kepada petani di Desa Sukakarya, Samarang, Garut, Jawa Barat, Selasa, 13 Mei lalu.
Penyerahan bibit disaksikan oleh Bupati Garut Rudi Gunawan, Ketua Umum Dewan Da’wah KH Syuhada Bahri, Ketua Dewan Da’wah Kab Garut Ustadz Hudan Mushafufin, dan Koordinator Da’i Garut Ustadz Usep Saepul Ulum serta puluhan petani binaan da’i.
Bibit pohon yang diberikan kepada petani merupakan jenis tanaman kayu produktif yaitu Gamelina, Akasia, dan Suren.
Gamelina (Gmelina arborea) termasuk famili Verbenaceae, yang pokoknya berbentuk bulat, lurus, dan tidak berbanir. Ketinggian pohon bisa mencapai 30 m dengan diameter 100 cm dan berbatang bebas cabang 15 m. Gmelina dapat berbuah setelah berumur 4 tahun, yaitu setahun sekali antara bulan April-Juli.
Akasia (Acacia mangium) termasuk jenis Legum yang tumbuh cepat, tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang tinggi dan tidak begitu terpengaruh oleh jenis tanahnya. Kayunya bernilai ekonomi karena merupakan bahan yang baik untuk finir serta perabot rumah yang menarik seperti: lemari, kusen pintu, dan jendela serta baik untuk bahan bakar. Tanaman yang berumur 7-8 tahun menghasilkan kayu yang dapat dibuat untuk papan partikel yang baik.
Suren (Toona sureni) dikenal juga sebagai Surian (Sumatra) dan nama perdagangannya yaitu Limpaga. Kayunya berbau harum sehingga tahan terhadap serangan rayap maupun bubuk kayu dengan warna kemerahan. Pohon surian termasuk jenis yang tumbuh cepat, dengan batang lurus, bertajuk ringan, berakar tunggang dalam dan berakar cabang banyak. Pada umur 10-12 tahun sudah dapat menghasilkan kayu untuk tiang-tiang rumah.
Kayu Suren banyak digunakan untuk pembuatan peti, perahu, rumah, kotak cerutu, kayu lapis, venir, dan mebeler.
Dalam sambutannya Bupati Garut mengatakan, Garut merupakan daerah konservasi yang telah ditetapkan dalam Perda Provinsi Jawa Barat sebagai kawasan lindung sebanyak 82%. ‘’Artinya, dari 300.000 ha lahan di Kabupaten Garut, maka lebih dari 240.000 ha harus berfungsi sebagai kawasan lindung,’’ papar Bupati.
Karena itu, Pemkab Garut dalam 5 tahun ke depan memprogramkan penghijauan besar-besaran dengan jenis pohon ekonomis-produktif yang berfungsi sebagai kawasan lindung. Kawasan ini sebagai daerah resapan air.
‘’Pemda Garut akan melakukan gerakan penanaman pohon bekerjasama dengan Dewan Da’wah melalui Program Da’i Datang Desa Rindang,” tutur Rudi Gunawan.
Ia menjelaskan, Garut seharusnya memiliki pohon lebih dari 2 milyar batang. Hal ini berdasarkan hitungan bahwa Garut sekarang memiliki jumlah penduduk 2,5 juta yang masing-masing memerlukan 100 batang pohon untuk menghasilkan oksigen.
Sementara itu, dalam sambutannya KH Syuhada Bahri menyatakan, Program Da’i Datang Desa Rindang dirintis pada 2012 bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan RI.
‘’Kerjasama penanaman pohon ini dilatari dua kekhawatiran, yaitu kekhawatiran akan semakin gersangnya lahan kehidupan dan keringnya iman manusia,’’ tutur Ustadz Syuhada.
Jadi, imbuhnya, soal kehutanan itu soal Kemenhut, sedangkan soal ketuhanan itu soal Dewan Da’wah.
‘’Maka Program Da’i Datang Desa Rindang menyasar pada penghijauan lingkungan sekaligus penghijauan iman,’’ tandas Ustadz Syuhada. Dengan pembinaan iman para petani, maka insya Allah petani tidak tergoda untuk menebang dan menjual pohon sebelum waktunya. [jabir/Dani Kamal Bahtiar/voa-islam.com]