BANDUNG (voa-islam.com) - “Bangsa ini sudah berkali-kali mengadakan pemilu dan mengganti presidennya, tetapi sama sekali tidak menghasilkan perubahan. Jalan demokrasi memang memang tidak didesain untuk menghasilkan perubahan mendasar.
Jalan demokrasi memang bisa menjadikan aktivis muslim menjadi penguasa tetapi tidak memberikan peluang untuk diterapkannya syariat Islam”, demikian diungkapkan oleh Dr. MR Kurnia dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan HTI Jawa Barat pada Sabtu (10/05) di Kantor DPD I HTI Jawa Barat.
Lebih lanjut, Dr. MR Kurnia menjelaskan, bahwa jalan yang paling rasional dan syar’i agar syariah Islam bisa diterapkan secara kaffah adalah jalannya Rasulullah saw. Rasulullah memulainya dengan membentuk kutlah (kelompok) dakwah. Kelompok dakwah yang dibentuk Rasulullah inilah yang membina para shahabat sebagai kader-kader dakwah, melakukan perang pemikiran dan perjuangan politik. Serta yang tak kalah penting adalah melakukan thalab al-nushrah, yakni senantiasa mencari dukungan dari pihak-pihak yang memiliki kekuatan riil untuk tegaknya daulah khilafah.
Dr. Mursalin Dahlan mewakili PW Muhmmadiyah Jabar mengatakan bahwa KH Ahmad Dahlan sekitar 100 yang lalu sudah menegaskan bahwa satu-satunya sumber hukum adalah Alquran. Mursalin juga meyakini bahwa Demokrasi merupakan sistem kufur. Beliau mengatakan sangat mendukung perjuangan Hizbut Tahrir untuk melakukan diplomasi dakwah kepada pihak militer.
Acara yang mengambil tema “Jalan Demokrasi vs Jalan Islam itu dihadiri oleh Dr. Mursalin Dahlan (PW Muhamadiyah), Dadang Abu Hamzah (Hidayatullah Jabar), KH Ahmad Rifai, Drs. H. Yaya Rusmana (PW Mathlaul Anwar Jabar), Drs. Hadiyanto A. Rachim, M.Si (DDII Jabar), dr. Noorman Herriyadi, Sp.F, SH (Kabag Forensik RSHS), Awang Munawar, M.Si (Dosen FISIP UNPAS), Budi Rijanto (LSM PAMOR), dan lain-lain. [MI Jabar/adivammar/voa-islam.com]