BANDUNG (voa-islam.com) – Sistem demokrasi -dengan pemilihan umum (Pemilu) sebagai anak kandungnya- sistem yang bukan berasal dari ajaran Islam. Sistem ini dicetuskan Plato dan Aristoteles. Keduanya menyatakan bahwa sistem demokrasi ini adalah sistem yang terburuk daripada yang buruk, maka hasilnya pun akan buruk.
“Termasuk pemilihan presiden, yang akan sebentar lagi dilaksanakan di negeri Indonesia. Karena menggunakan sistem demokrasi yang buruk, maka hasil dari pemilihan presiden juga pasti akan buruk.” kata Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia, Dr. Anton Minardi S.Ip, M.Ag kepada voa-islam, saat menemuinya, di Kompleks Griya Saluyu, Bandung, pada Senin (19/05/2014).
Dr. Anton selanjutnya mengatakan kalau negeri Indonesia ingin dipimpin oleh seorang pemimpin yang baik dan menjalankan kepemimpinannya dengan baik juga, maka hanya satu pilihannya yaitu menggunakan sistem Islam.
“Karena sistem Islam lah yang sistem yang terbaik daripada yang baik” Ujar Koordinator Bidang Politik Ikatan Cendekiawan Indonesia (ICMI) Provinsi Jawa Barat.
Menurutnya masalah kempimpinan ini memang masalah yang sangat krusial dalam ajaran Islam. Mengingat pentingnya kepemimpinan ini, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa jika kalian sedang berada tiga orang saja, maka angkat satu orang laki-laki dari kalian sebagai pemimpin.
“Bahkan ketika Rasulullah SAW wafat, jasad beliau sempat ditunda untuk dikuburkan selama 3 hari, sampai Abu Bakar kemudian terpilih sebagai pemimpin kaum Muslimin” jelasnya.
Ketika ditanya pendapatnya mengenai sebagian kalangan kaum Muslimin, yang “berijtihad” menggunakan sistem demokrasi dengan menggunakan kendaraan partai politik, dalam rangka menegakkan Al-Islam yang mulia ini, Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pasundan (Unpas) ini menjawab, bahwa ia menghargai langkah “ijtihad” yang diambil oleh sebagian kaum Muslimin untuk masuk demokrasi tersebut.
“Ketika ada sebagain kaum Muslimin ikut dalam sistem demokrasi, itu pilihan mereka, tentunya mereka harus mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah dan manusia” ungkapnya.
Konstelasi dan suhu politik di Indonesia saat ini memang sedang memanas. Tanggal 18 sampai 20 Mei 2014Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat membuka pendaftaran untuk pemilihan presiden (pilpres), yang akan dilaksanakan pada 9 Juli 2014 nanti. Sampai saat ini, dari berbagai pemberitaan di media massa, ada dua kandidat kuat yang akan bertarung pada pilpres mendatang. Dua kandidat itu adalah, calon presiden dan wakil presiden yang diusung partai PDI-P yaitu Joko Widodo dan Jusuf Kala dan calon presiden dari partai Gerindra Prabowoyang berpasangan dengan Hatta Radjasa. [PurWD/Adi/voa-islam]