JAKARTA (voa-islam.com) - Langkah-langkah penggembosan terhadap pasangan Prabowo-Hatta akan berlangsung secara sistematis. Dengan cara menjadikan tersangka tokoh partai pendukung oleh KPK. Ini cara menghancurkan pasangan Prabowo-Hatta. Dengan menampilkan sebagai koalisi 'korup'.
Mengapa momentum menjadikan Suryadarma Ali sebagai terssangka baru sekarang? Padahal, kasus yang berkait dengan Suryadarma Ali, menurut petinggi KPK, sudah memenuhi unsur-unsur menjadikan Suryadarma Ali sebagai tersangka sejak Januari lalu.
Sekalipun para pejabat KPK menolak dikaitkan dengan masalah politik, tetapi ini tetap menjadi tanda tanya. Tidak tertutup kemungkinan sesudah Surya menjadi tersangka, masih ada kemungkinan tokoh-tokoh partai pendukung Prabowo-Hatta yang menjadi tersangka.
Adakah Suryadarma Ali menjadi korban Makassar 'connection'? Hubungan antara JK dengan Abraham Samad, yang keduanya sama-sama dari Makassar, dan memiliki skenario melemahkan Prabowo-Hatta menjadi tersangka korupsi?
Abraham Samad termasuk nominasi bakal calon wakil presiden yang kuat dari Jokowi. Sekalipun, kemudian yang dipilih oleh Mega adalah JK. Abraham juga mendapatkan dukungan dari kalangan Projo (Pro Jokowi), termasuk Amerika mendukung Abraham Samad. Bahkan, Abraham Samad juga masuk dalam daftar kabinet pemerintahan Jokowi-JK, jika menang dalam pertarungan pilpres.
Mengapa yang dipilih Mega JK? Menurut pendiri PDIP, Sabam Sirait, yang mengundurkan diri, sesudah penunjukkan JK, sebagai calon wakil presiden Jokowi, karena JK berani memberikan mahar Rp 10 triliun, ujar Sabam. Jadi semua itu, hanyalah kumpulan para 'bandit' yang mengaku ingin membangun rakyat.
Dibagian lain, beredar dikalangan wartawan sas-sus lobi-lobi sejumlah jenderal menekan Kejaksaan agar tidak memangggil Jokowi terkait dengan kasus Transjakarta. Mereka menekan Kejaksaan agar tidak mengutak-utik kasus Transjakarta, yang bisa mencoreng muka Jokowi, yang selama ini sudah dicitrakan tokoh yang 'bersih'.
Sementara itu Prabowo menyebut penetapan tersangka terhadap Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali (SDA) dalam kasus dugaan korupsi pelaksanaan dan penggunaan dana ibadah haji di Kementerian Agama tahun anggaran 2012- 2013 dipolitisir.
"Jangan sampai KPK pun akhirnya bisa terbawa kisini atau kesana (Politisir)," kata Prabowo saat jumpa pers dikediaman Harry Tanoe, Jalan Ciranjang, Jakarta Selatan, Kamis (22/5/2014) malam.
Bukan tanpa alasan Prabowo mengatakan seperti itu. Sebab penetapan status tersangka SDA oleh KPK berdekatan dengan momentum pelaksanaan Pilpres pada 9 Juli 2014 mendatang. "Kalau dilihat dari momentum waktu (Pilpres)," tegas Prabowo.
Untuk itu, dia mengimbau KPK tidak masuk dalam ranah politik yang diperalat oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan n karier politiknya. Bahkan, dia mengimbau pada pihak manapun tidak memperalata KPK guna kepentingan politik semata.
"Saya berharap semua pihak terutama di KPK jangan sampai KPK itu menjadi politisasi. Digunakan sebagai alat politik pihak manapun." tegas Prabowo.
Namun demikian, papar Prabowo, ia menghormati proses hukum yang tengah dilakukan oleh lembaga superbodi itu. Namun, ia tetap menegaskan KPK bisa berfikir untuk kepentingan bangsa.
"Kita hormati KPK. Saya imbau KPK berfikirlah untuk kepentingan bangsa. Kepentingan masa depan bangsa, kepentingan rakyat," demikian Prabowo. Sebuah pertarungan politik menjelang pilpres yang penuh dengan berbagai konspirasi. (jj/dbs/voa-islam.com)