View Full Version
Selasa, 27 May 2014

Menguji Sikap Konsistensi dan Kejujuran JK Dalam Politik?

JAKARTA (voa-islam.com) - Konsistensi dan kualitas JK benar-benar diuji. Bagaimana selanjutnya, hubungannya antara Jokowi-JK, yang sekarang menjadi pasangan capres-cawapres? JK sudah membuat pernyataan sikap yang kontroversi. Sebuah rekaman video yang memuat ucapan JK tentang Joko Widodo (Jokowi) beredar sangat luas.

Di mana pendapat mantan Wapres RI 2004-2009 itu menyebutkan Indonesia bakal hancur bila Gubernur DKI Jakarta memimpin Republik Indonesia. Namun kini JK justru mendampingi Jokowi.

Video berdurasi 3 menit 52 detik itu dibuat sebelum JK menjadi cawapres pendamping capres dari PDI Perjuangan Jokowi. JK mengkritik pedas Jokowi yang dianggap belum pantas memimpin negeri ini.

Menurut JK, bisa hancur negara ini jika mantan wali kota Solo itu menjadi capres. Kata dia, Jokowi populer, tetapi belum bisa membuktikan mampu mengurus Jakarta, apalagi negara ini yang berpenduduk sekitar 240 juta jiwa. "Jangan tiba-tiba karena terkenal di Jakarta dicalonkan presiden. Bisa hancur, bisa bermasalah negeri ini. Kalau sukses di DKI, ya silakan (maju sebagai capres)," tegas JK.

Pendapat JK ini berkaca kepada negara-negara lain yang presiden atau perdana menterinya tidak datang secara instan, melainkan melalui beberapa tingkatan. Contohnya Amerika Serikat, yang menjadi presiden pasti dari gubernur atau senator.

"Siapa bilang Jokowi tidak punya pengalaman? Dia kan Gubernur DKI, pengalamannya dari Wali Kota Solo. Saya sendiri yang usulkan supaya satu tingkat di atasnya, saya anggap baik di Solo, bisa naik di atasnya DKI," ujarnya.

"Biarlah DKI dulu, itu masalah popularitas, belum membuktikan mampu mengurus Jakarta. Bahwa dia (Jokowi) mampu mengurus Jakarta otomatis punya kemampuan mengurus negeri ini," tegasnya.

Bukan JK kalau tidak pandai berkelit. Politisi yang dibesarkan di era Orde Baru ini tidak menampik video tersebut. Namun ia beralasan, video itu diambil tidak lama setelah Jokowi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012.

Video itu terkait dengan respons saat ditanya tentang Jokowi menjadi capres. "Itu wawancara tahun 2012. Pada saat itu Jokowi baru menjabat beberapa bulan," kata JK di sela-sela kunjungan di kediaman Pendiri SOKSI Suhardiman di Jakarta, Senin (26/5/2014).

Memang, JK sebagai politisi 'gaek' akan terus menjadi perhatian yang serius dikalangan masyarakat. Bagaimana pola komunikasi selanjutnya antara Jokowi dan JK? Di mana keduanya terpaut usia yang sangat jauh, dan segi pengalaman juga berbeda. Apakah bisa menciptakan sebuah harmoni? (jj/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version