JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam kesempatan Tabligh Akbar Politik Islam ke-2 (TAPI-2), KH. Cholil Ridwan memaparkan umat Islam lebih kuat dan menolak dukungan asing dan kafir, senada dengan DR. Daud Rasyid.
KH. Cholil juga memaparkan umat Islam tak perlu iri dan kecil hati dengan 'mahar' kawin politik senilai Rp. 10 T. Meski ia tak menyebut nama Jokowi - Jk, namun media massa telah mengungkap bahwa JK menggelontorkan uang Rp. 10 Triliun untuk posisi sebagai cawapres Jokowi.
"Umat Islam tak perlu silau dan kecil hati dengan uang Rp. 10 triliun. Mereka memang punya 3M, umat Islam punya 6M." tegas KH. Cholil meyakinkan ribuan jamaah yang hadir di Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
KH. Cholil menjelaskan, pada jaman penjajahan Belanda, umat Islam dilarang bicara politik. "Sayangnya sejak jaman Belanda ke enam potensi itu tak dimanfaatkan untuk tujuan politik Islam dan seakan dilarang dibahas di masjid-masjid, pesantren dan majlis ta'lim. Dengan adanya TAPI-2 ini maka kita bahas politik Islam di dalam masjid dan tentu ini akan membuat Belanda marah" paparnya.
Senada dengan KH. Cholil Ridwan, DR. Daud Rasyid pun memaparkan dalam pidato singkatnya bahwa kita harus memilih pemimpin yang benar. Umat Islam diminta agar tidak memilih dua jenis pemimpin. "Umat Islam harus memilih pemimpin yang benar, pertama jangan pilih pemimpin orang kafir. Kedua jangan pilih pemimpin yang didukung orang kafir" demikian tutup DR. Daud Rasyid.
"Umat Islam harus memilih pemimpin yang benar, pertama jangan pilih pemimpin orang kafir. Kedua jangan pilih pemimpin yang didukung orang kafir" tutup DR. Daud Rasyid.
Apa Itu 3M dan 6M?
6M disini bukan uang mahar senilai Rp. 6 milyar. Hal ini merupakan akronim dan singkatan dari enam poin yang bisa dimanfaatkan umat Islam dalam membantu memajukan politik dan dakwah Islam di Indonesia demi memenangkan persaingan capres 2014 ini.
KH. Cholil lalu melanjutkan, "Orang Kafir punya 3M, yaitu 'Money, Media & Massa', tapi umat Islam punya 6M. Apa itu 6M?" seraya mengajak umat berpikir.
Lalu ia melanjutkan, "kita ga usah khawatir, umat Islam punya 6M, yaitu Masjid, Mushola, Ma'had (pesantren), Muslimin, Majlis ta'lim dan Ma'bud (Allah yang kita sembah dan ibadahi)" jelasnya.
Lalu ia melanjutkan, "kita ga usah khawatir, umat Islam punya 6M, yaitu Masjid, Mushola, Ma'had (pesantren), Muslimin, Majlis ta'lim dan Ma'bud (Allah yang kita sembah dan ibadahi)" jelasnya.
Kita manfaatkan majlis ta'lim, pendidikan di pesantren, dan dakwah politik masuk ke masjid-masjid agar umat tahu betapa pentingnya memenangkan kekuasaan agar syariat Islam bisa dikelola oleh pemerintah yang didukung umat Islam demikian alasan KH. Cholil Ridwan.
Menurutnya sekarang sudah saatnya kita boleh membahas politik di masjid-masjid karena selama ini seakan dianggap tabu. Padahal itu adalah tekanan dan bentuk kekhawatiran Belanda pada kebangkitan umat Islam, sebagaimana dahulu Rasulullah membahas dakwah, politik dan peperangan di masjid-masjid, karena dulu tak ada universitas dan islamic centre yang sejatinya adalah bentukan kaum kafir barat. [adivammar/voa-islam.com]