BLORA (voa-islam.com) - Pro kontra tentang acara 'Sarasehan kebangsaan' yang di gelar oleh Gereja Bethany ternyata menyimpan banyak tanya di tengah umat.
Meskipun pihak Pemda Blora dan beberapa tokoh masyarakat yang hadir saat itu telah mencoba untuk menetralisir kondisi kota dengan alibi nasionalisme.
Akan tetapi para tokoh agama banyak yang tak sepakat. Diantara tokoh jelas bersikap tegas menolak dan menyatakan acara sarasehan kebangsaan itu bertentangan dengan aturah syariah adalah Ustadz Judi Al Fikri S,pdi,M.M.Pd pengasuh PonPes Islam Al Balad di Kec Jati Blora.
Beliau mengatakan “kalau saja mereka mau mengaji sejarah nabi Rosululoh secara teliti, maka mereka tak akan pernah mau untuk duduk bersama sama di dalam gereja, sebagaimana Rasullulah tak mau untuk bergantian beribadah dengan kafir qurais” tegas beliau.
...kalau saja mereka mau mengaji sejarah nabi Rasululah secara teliti, maka mereka tak akan pernah mau untuk duduk bersama sama di dalam gereja, sebagaimana rosulluloh tak mau untuk bergantian beribadah dengan kafir qurais” tegas beliau.
Bukan hanya itu saja, Ustadz judi menambahkan “acara itu memang bisa di pandang dengan beberapa sisi, akan tetapi secara hokum agama Islam jelas bertentangan dengan syariat” tegas Ustadz yang juga Dosen di STAI Aprelisma.
Beliau sangat menyayangkan sekali beberapa tokoh agama seperti tokoh ormas Islam yang hadir, artinya mereka memberikan contoh yang tidak mulia di hadapan umat Islam.
Hal seperti inilah yang sangat mengecewakan beberapa umat Islam di Blora, karena mereka menilai orang orang yang di pandang faham agama justru melakukan tindakan yang bertentangan dengan akhlak Islam hanya karena atas nama Sarasehan Kebangsaan.
Semoga umat Islam di Blora kembali sadar dengan banyaknya peringatan dari berbagai pihak, bahwa pluralisme itu adalah tindakan yang bertentangan dengan Syariat islam. [Protonema/voa-islam.com]