JAKARTA (voa-islam.com) - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Front Pembela Islam (FPI) melalui akun Twitter @DPP_FPI telah melakukan klarifikasi terkait penyerangan di rumah Direktur Galang Press, Julius Felecius (29/05).
“Terkait kasus di Sleman, DPP FPI tidak tahu menahu soal kronologis kejadiannya. Jika FPI memang terlibat dan salah, silahkan tangkap dan adili. Dari pagi admin ditanya tentang FPI menyerang jemaat Rosario di Yogyakarta. Admin konfirmasi ke FPI Yogyakarta, jawab mereka, “TIDAK TAHU”.” jelas DPP FPI melalui akun @DPP_FPI.
DPP FPI juga meminta semua pihak untuk mengedepankan asas praduga tidak bersalah. “FPI serang Umat Katholik! | Ada Buktinya? | Gak punya | Kok tuduh FPI? | Pake jubah putih | Terus kalo pake jubah merah pasti PDIP?! #bijak” tulis @DPP_FPI.
Sebelumnya, akun Twitter Warta Jogja @Warta_Jogja menyatakan: “Pelaku penyerangan rumah Julius Felecius yang digunakan untuk doa rosario adalah ormas Islam asli (bukan bentukan pemerintah) radikal, bukan FPI.”
Akun @Warta_Jogja juga menegaskan bahwa, wartawan Kompas yang ikut menjadi korban dalam penyerangan itu, Michael Aryawan, menjadi salah satu admin akun @Warta_Jogja. “Salah satu admin @Warta_Jogja yang juga jurnalis Kompas TV @michael_aryawan tadi jam 21.00 jadi korban kekerasan dan perampasan kamera saat liputan,” tulis @Warta_Jogja.
@Warta_Jogja juga mengabarkan: “Seluruh korban semalam telah visum dan lapor ke Polres Sleman, GKR Hemas dan Wabup Sleman juga ke lokasi. Mari bersama kita kawal kasus ini..”
Salah seorang stand up comedia Ernest Prakarsa pun ikut membully FPI, namun opini terlanjur liar dan laras sudah mengarah pada FPI.
Atas fitnah yang dihembuskan antek Jokowi-JK dan media pendukungnya maka Habib Rizieq atas nama FPI melakukan klarifikasi.
Seperti dilansir dari Metrotvnews yang mengabarkan saat penyerangan Julius menjadi bulan-bulanan kelompok penyerang. Menurut Julius, para penyerang datang menggunakan sepeda motor. Kepala Julius dipukul menggunakan besi dan pot bunga. Tak hanya Julius, ibu-ibu yang sedang menjalankan ibadah pun dipukul. Tak luput dari penyerangan itu, seorang wartawan Kompas TV, Michael Ariawan, juga menjadi korban pemukulan.
Klarifikasi Front Pembela Islam Soal Pemberitaan yang Tak berimbang
K L A R I F I K A S I F P I
Kejadian penyerangan di Sleman - Yogya lagi-lagi tanpa diklarifikasi terlebih dahulu, beberapa media online langsung menuduh FPI pelakunya, hanya krn penyerang berpakaian serba putih.
Ternyata akhirnya jelas, bahwa itu dilakukan oleh warga sekitar tempat penyelenggaraan ibadah liar alias tanpa izin yang di anggap meresahkan warga sekitar.
Pendetanya sudah klarifikasi di TV Kompas bahwa tidak ada anggota FPI. Andaikata ada angota FPI, seperti biasa semua Media Liberal niscaya akan berlomba secara terus menerus dan berulang-ulang serta gegap gempita menyiarkannya.
Kepada segenap umat beragama kami serukan untuk selalu mematuhi aturan dalam membangun Tempat Ibadah secara tulus dan jujur agar tidak terjadi hal serupa di kemudian hari.
Harap maklum.
Terima Kasih.
(Habib Rizieq)
-------------------------------------
Makar media nasional membuat opini berhembus liar dan seakan dibiarkan, sayang jika alpa untuk dipulihkan kembali. Seperti biasa.
FPI Menampik tudingan banyak pihak! Mungkinkah si 'jubah putih' pelaku penyerangan bekerja untuk mencari simpati si 'jubah merah'? [adivammar/voa-islam.com]