View Full Version
Jum'at, 06 Jun 2014

Tanggapan Jubir JAT Soal Beredarnya Rekaman Audio Ustadz Abu Bakar Ba'asyir

JAKARTA (Voa Islam.com) – Juru Bicara Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Ahmad Fatih angkat bicara soal beredarnya rekaman audio Ustadz Abu Bakar Ba’asyir (ABB). Rekaman audio yang diposting di wall facebook oleh akun bernama Abu Al Maqdisi itu kini tersebar luas di dunia maya dan bisa di download dengan bebas.

Tiga hal yang menurut Ahmad Fatih harus diketahui oleh umat terkait beredarnya rekaman tersebut. Pertama, katanya, orang yang merekam tersebut tidak mengedepankan akhlak yang baik.

“Orang yang merekam ini tidak meminta izin kepada yang direkam untuk disebar. Dan ini mengingatkan kejadian yang lalu ketika Ustadz masih diluar, ada yang merekam tanpa izin dan menyebarkannya. Kemudian juga ketika Ustadz Achwan dan Ustadz Fuad mengunjungi Ustadz Aman dan berdialog dengan beliau, yang juga direkam dan disebarkan tanpa izin namun hasil rekamannya tidak utuh (diedit-red). Polanya sama,” paparnya saat ditemui reporter Jurnalislam di Markaz JAT di Jl. Siaga II Jakarta Selatan, (5/6/2014).

Kedua, Ahmad Fatih menganggap perekam itu tidak memahami Ustadz Abu secara baik. “Sehingga ia keliru dalam menyimpulkan kalimat “semua anggota MPR/DPR itu kafir, murtad”. Misalnya makna kafir ‘aam, bukan kafir ta’yin. Belum menunjukkan orangnya siapa (secara personal-red), masih kafir secara umum. Ini yang tidak dipahami oleh yang bertanya,” jelasnya.

Ustadz Abu sendiri dalam rekaman itu mengatakan bahwa orang Islam yang rela menjadi anggota DPR dan MPR itu murtad.

“Bismillahirrahmanirrahim, jadi menjadi anggota DPR dan MPR itu hukumnya musyrik. Orang Islam yang rela menjadi anggota DPR dan MPR itu murtad,” tegasnya menjawab pertanyaan si penanya dalam rekaman tersebut.

Dalam pernyataan tersebut Ustadz Abu memang tidak mengkafirkan anggota DPR/MPR secara personal (ta’yin).

Yang ketiga, Ahmad Fatih menduga adanya pihak yang menginginkan Ustadz Abu menjadi sosok yang ghuluw dalam masalah aqidah. “Sehingga jika ini terjadi, maka akan menguatkan alasan BNPT dan Densus bahwa Ustadz Abu-lah otak dibalik segala aksi terror yang terjadi di Indonesia,” imbuhnya.

Ahmad Fatih mengharapkan semua ikhwan mewaspadai akan adanya gerakan yang terstruktur dan sistematis yang memanfaatkan fenomena perselisihan pendapat yang terjadi saat ini. Ia mengatakan, “musuh pasti memantau terus khususnya dari media sosial”.

“Program yang sangat murah dan mungkin gratis bagi musuh-musuh kita, karena menggunakan jasa ikhwan-ikhwan yang tidak menyadari bahwa Thoghut secara tidak langsung sedang memanfaatkannya. Maka dengan ini ana ingatkan kepada semuanya untuk hati-hati,” ujarnya.

Menurutnya tidak ada yang salah dengan isi rekamannya, “Yang salah adalah yang menafsirkan tidak sesuai dengan maksud yang mengucapkan, tidak memahami ucapan Ustadz Abu sehingga konotasinya menjadi berbeda,” tuturnya.

Untuk diketahui, sebelumnya JAT secara resmi telah merilis tanggapan terkait fitnah yang menimpa Asatidz dan Qiyadahnya (Baca : Hadapi Fitnah, JAT Rilis Pernyataan “Sikap Ustadz Abu Bakar Ba’asyir Terkait Fitnah Terhadap JAT”). Namun sepertinya ada pihak yang tidak puas sehingga mengambil inisiatif sendiri untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada Ustadz Abu lalu merekamnya secara illegal dan menyebarluaskannya serta secara dipaksakan pendapat Ustadz Abu tersebut sebagai penguat pendapat pribadinya.

Belum lama ini JAT memang tengah dilanda fitnah yang dilancarkan oleh pihak-pihak yang menginginkan perpecahan dalam tubuh Jamaah yang telah dimasukan dalam daftar organisasi teroris oleh Amerika pada Februari 2012 lalu itu. Namun, kata Ahmad Fatih, komunikasi antara pengurus harian dan Amir Jamaah, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir semakin ditingkatkan untuk menepis segala fitnah tersebut.

Pihak JAT sendiri sudah mengantongi nama perekam dan pemilik akun facebook Abu Al Maqdisi tersebut untuk ditindaklanjuti. "Ya, kami sudah mengetahui siapa mereka," tutup Ahmad Fatih. (jurnalislam)


latestnews

View Full Version