View Full Version
Sabtu, 07 Jun 2014

Prabowo Menangis Dihadapan Ribuan Ulama Jawa Timur

PASURUAN (voa-islam.com) - Prabowo menangis terharu dan berbicara terpatah-patah saat memberikan pidatonya kepada ribuan ulama dan masyarakat yang hadir, saat berada di acara Istighosah dan Silaturrahim Alim Ulama Se-Jawa Timur, di Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Al-Yasini, Areng-areng, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan, Jumat (6/6/2014).

“Saya sangat terharu, rasanya tidak bisa nahan tangis, karena saya rasakan suatu kepercayaan yang besar yang diletakkan di atas pundak saya. Insya Allah saya tidak akan mengecewakan,” ujar Prabowo seusai menerima pemberian secara simbolis berupa surban dengan motif kotak-kotak berwarna merah putih dari KH. Mas Subadar.

Kehadiran Prabowo dalam acara tersebut merupakan salah satu bagian dari safari politiknya ke beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Jember, Malang, Pasuruan, dan Surabaya.

Acara yang digelar di Ponpes Terpadu Al-Yasini pimpinan KH Mujib Imron ini dihadiri pula sejumlah kiai kharismatik. Di antaranya KH Nawawi Abdul Jalil, KH Mas Subadar, KH Idris Hamid, KH Moh. Anwar Manshur, KH A Idris Marzuki, KH Abdulloh Bafaqih, KH Nurul Huda Jazuli, KH. Anwar Iskandar, kiyai Miftahul Akhyar, serta para pengasuh Ponpes ternama lainnya di Jawa Timur.

Dalam sambutannya, Prabowo mengatakan, dirinya sudah dekat dengan para kiai, sejak dirinya masih muda dan berstatus sebagai seorang prajurit. Hal itu ia lakukan lantaran sebagai seorang prajurit, mau tidak mau harus berhadapan dengan medan perang.

Prabowo memang waktu masih ‘Taruna’ di Magelang sering bertemu dengan KH.Cholil Badawi, Ketua DDII, bersama dengan teman-teman lainnya, belajar agama (Islam). Kemudian dikenal sebagai perwira ‘hijau’, dan sangat dibenci oleh Jenderal Benny Murdani.

“Pada saat itu, setiap kali saya mau perang. Saya selalu tak lupa menyempatkan diri untuk mohon doa restu kepada para ulama," ucap Prabowo di hadapan para kiai dan ribuan tamu yang hadir.

Sementara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang turut serta mendampingi Prabowo itu menegaskan, kedatangannya ke Ponpes Terpadu Alyasini itu murni untuk memenuhi undangan bukan untuk berkampanye.

Kiai Anwar Iskandar, salah satu ulama dari Kediri juga menyampaikan dalam sambutannya, bahwa dukungan para kiai kepada Prabowo itu bukan tanpa syarat atau langsung diputuskan dengan mudah.

"Kami telah melakukan rapat berkali-kali untuk membahas sikap politik NU menghadapi pilpres. Hingga akhirnya, para kiai yang berasal dari Jatim, Jateng, dan Jakarta telah sepakat bahwa dasar dasar paling pokok di dalam menggunakan hak pilihnya pada pilpres mendatang, dasarnya adalah kepentingan bangsa Indonesia. Karena itu kami sepakat, memilih pemimpin yang dinilai bisa mengatasi masalah-masalah di Indonesia. Dan Insya Allah, hari ini kita sudah ditunjukan," pungkasnya.

Dibagian lain, KH.Abdul Rosyid Abdullah Syafi’i, bersama ulama-ulama dan habaib se-DKI Jakarta, rencana akan menyelenggarakan ‘Tabligh Akbar’ dengan mengundang Prabowo di Masjid al-Barkah, Bali Matraman, pada 22 Juni, 2014, pukul 09.00 pagi. Ini bagian dukungna para ulama dan habaib se-DKI Jakarta. Sebelumnya, FPI (Front Pembela Islam), telah menegaskan sikap dukungannya kepada Prabowo.

Sementara itu, Ketua Tim Bravo 5 dari pasangan Jokowi-JK, Alwi Shihab, mengatakan bahwa ulama NU yang menolak Jokowi sebagai pengkhianat, dan tersusupi Wahabi. Belakangan PDIP memerintahkan organ struktur organisasinya mengawasi masjid-masjid dan khutbah Jum'at, ini belum pernah terjadi sepanjang Reformasi, dan baru sekarang dijalankan oleh PDIP.

Tim Kuasa Hukum Jokowi yang dipimpin oleh tokoh phalangis (kristen) yang menjadi Ketua Komisi III,Trimedya Panjaitan, mengatakan kalau Jokowi menang akan menghapus seluruh Perda (Peraturan Daerah) yang berbau Syariah Islam, tegasnya. Benar-benar PDIP konsisten dengan sikapnya yang anti Islam, sejak zaman Reformasi, dan tidak pernah mengakomodasi kepentingan golongan Islam.(afgh/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version