JAKARTA (voa-islam.com) Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siradj menegaskan bahwa dia mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai presiden pada pemilihan umum tahun ini. Said telah berani mengambil posisi dengan tegas mendukung Prabowo, karena melihat kualitas Prabowo sebagai pemimpin.
"Warga NU bebas memilih siapa saja sebagai capres, tapi saya secara pribadi mendukung Prabowo," katanya di sela pelantikan Pengurus Cabang NU Kota Depok di Masjid Kubah Emas Depok, Jawa Barat, Kamis.
Menurut dia, purnawirawan jenderal itu punya sikap tegas, keberanian, dan wibawa untuk membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Said Agil juga menyebut Prabowo sebagai sosok yang memikirkan rakyat kecil seperti petani, buruh, dan nelayan. Ia mengatakan saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani dan tegas yang bisa membawa bangsa berdaulat secara ekonomi.
"Kita juga harus berdaulat secara ekonomi, politik dan juga budaya. Jadi bukan hanya secara geografis saja," ucapnya, menegaskan. "Jangan sampai bangsa Indonesia dikangkangi oleh para investor," ujarnya. Di dalam debat calon presiden sejak awal telah menegaskan menghentikan penguasaan sumber daya alam oleh asing. Prabowo di Medan juga menegaskan ingin ingin berdaulat secara ekonomi, politik, dan budaya.
Sementara itu, Jokowi bertekad mengundang fihak asing berinvestasi di Indonesia, termasuk perusahaan yang bergerak dibidang IT, seperti diungkapkan oleh Direktur Indeks Digital, Jimmi Kembaren mengatakan, asumsi Jokowi, kehadiran perusahaan asing bakal membuka ruang seluas-luasnya bagi pekerja kreatif di Tanah Air salah besar. Menurutnya, wacana yang digulirkan Jokowi justru berpotensi mematikan industri kreatif.
"Jokowi salah kaprah. Jokowi selalu menganggap perusahaan asing akan merekrut tenaga kreatif Indonesia. Padahal bukan mencari tenaga kreatif, tapi hanya mencari sales team. Masa kita cuma dijadikan pasar," kata Jimmi, di Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Sebelumnya, Jokowi meminta agar Twitter berinvestasi dan membuka kantor perwakilan di Indonesia. Permintaan itu disampaikan ketika bertemu Peter Greenberger, Direktur Strategi Politik Global Twitter yang tengah mengunjungi Indonesia. Jokowi juga menyampaikan hal yang sama saat berkampanye.
Jimmi juga mengingatkan, dominasi asing hanya akan membuat Indonesia kembali terjajah. Menurutnya, konsep Jokowi sangat pro asing. Kalau Twitter buka kantor, hanya akan mempekerjakan 2-3 orang, paling banyak 10 orang.
"Itu pun sales team, investasi juga minimal sekali. Jadi, dampaknya tidak signifikan terhadap dunia ketenagakerjaan dan bahkan mengeruk kekayaan Indonesia," katanya.
Seharusnya, lanjut Jimmi, perusahaan-perusahaan lokal yang didorong agar berkembang. Seperti yang sudah dilakukan China dan Vietnam. Pemblokiran jejaring sosial asing pun sukses membuat jejaring sosial lokal berjaya di negeri sendiri. Seperti Baidu di China, atau CocCoc di Vietnam. Jokowi itu persis si embok 'Megawati', awalnya mengatakan cinta 'wong cilik', sesudah menjadi presiden, jelas-jelas membela 'Asing dan A Seng'. (afgh/dbs/voa-islam.com)