View Full Version
Senin, 16 Jun 2014

Jokowi Tidak Berani Bersikap Tegas Terhadap Asing

JAKARTA (voa-islamc.com) - Dua capres Jokowi dan Prabowo telah melewati debat terbuka tahap kedua tadi malam, dan ada hal yang menarik dari penampilan dua capres itu saat berdebat. Prabowo Subianto yang sering dinilai sebagai sosok keras tak menunjukan sifat itu. Dia bahkan menunjukan jiwa negarawan dengan memuji Jokowi soal konsepnya ekonomi kreatif.

Prabowo tidak nampak sikapnya yang oleh mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara) Jenderal Hendropriyono, sebagai psycophat (gila), dan justeru nampak santun, dan rendah diri. Semua hanyalah isapan jempol tentang Prabowo.

Sebaliknya, dalam debat tadi malam ada yang menarik dari jawaban Jokowi saat menjawab pertanyaan Prabowo soal sikapnya terhadap kontrak-kontrak perusahaan asing khususnya dalam sektor minerba yang ada saat ini.

Menyikapi hal itu Jokowi menjawab jika dirinya tak bisa membatalkan secara sepihak kontrak-kontrak perusahaan asing yang ada selama ini jika terpilih menjadi presiden. Namun dia memastikan jika kontrak itu menguntungkan dan mensejahterakan rakyat Indonesia.

"Kita harus menghormati semua kontrak yang sudah di tanda tangani tidak ujuk-ujuk kita langsung ambil. Tetapi kalau nantinya sudah habis kita kalkulasi kembali, apa itu lewat BUMN atau kerja sama. Kalau menguntungkn kita ambil," kata Jokowi saat acara debat, di Grand Melia, Jakarta Selatan, Minggu (15/6/2014).

Mendengar jawaban itu, Prabowo masih belum puas dan kembali menanyakan ketegasan Jokowi soal kontrak-kontrak perusahaan asing tersebut? Sebab jika harus menunggu sampai habis, maka membutuhkan waktu yang cukup lama, karena minimal kontrak itu terjadi selama 20 tahun kedepan.

Menanggapi hal itu, Jokowi tidak memberikan penjelasan yang panjang, sebab yang pasti semua kerja sama dengan pihak asing harus menguntungkan Indonesia. Namun saat menjawab hal itu Jokowi terlihat tidak menjawabnya dengan tegas, karena saat menyebut kata pihak asing, suara Jokowi tiba-tiba mengecil atau lebih terdengar seperti berbisik.

"Sesuai dengan konstitusi kekayaan alam digunakan sebesarnya untuk kemakmuran rakyat, apakah kerjasama dengan BUMN atau dimabil semuanya. Yang jelas kekakyaan negara bukan untuk menguntungkan negara asing," kata Jokowi dengan nada semakin mengecil.

Bagaimana Jokowi akan menegakkan kedaulatan ekonomi Indonesia, kalau tidak berani tegas terhadap kepentingan asing di Indonesia. Padahal, semua kekayaan Indonesia sudah berada di tangan asing. Hampir 80 persen kekayaan alam dan sumber daya alam sudah dikuasi asing. Tetapi, disini menunjukkan kelas Jokowi sebagai calon presiden tidak berani tegas, khususnya terhadap asing. (jj/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version