View Full Version
Selasa, 17 Jun 2014

PKKPI: Tak Miliki Gagasan Besar, Prabowo dan Jokowi Hanya Capres Pemimpi(n)

JAKARTA (voa-islam.com) - Analis Politik Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI) Aendra Medita menilai, baik Prabowo Subianto maupun Joko Widodo adalah dua orang capres yang belum mempunyai gagasan jelas, besar, dan visioner untuk  membawa bangsa Indonesia lima tahun ke depan.

Aendra menilai, sebagai seorang capres, konsep yang ditawarkan Joko Widodo terlalu teknis dan kecil, sementara Prabowo malah membanggakan program Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial.  Prabowo bukan menyampaikan visi-misi strategis, melainkan malah menjiplak program kerja SBY selama 10 tahun berkuasa.

“Kedua capres masih menaruh mimpi. Mereka belum menjelaskan akan dibawa bangsa Indonesia ini selama lima tahun kedepan?Mungkin yang ada hanya secuil mimpi dari dua capres itu dalam menata Indonesia,” kata Aendra dalam kepada voa-islam.com, Jakarta, Senin (16/6).

Lebih lanjut Aendra menjelaskan seharusnya para capres membuat outline (garis besar) bangsa Indonesia selama lima tahun kedepan. Namun yang terjadi satu sama salin saling menyerang, menghujat dan menguliti program-program yang dipaparkan capres.

“Presiden ke depan harusnya bersikap santun dan juga jujur. Sebab presiden adalah panutan rakyat,” tegas Direktur Eksekutif Citra Survei Indonesia (CSI) itu dan aktif di digital brand & political monitoring pada Zoommonitoring.com ini.

“Presiden ke depan harusnya bersikap santun dan juga jujur. Sebab presiden adalah panutan rakyat,” tegas Direktur Eksekutif Citra Survei Indonesia (CSI) itu dan aktif di digital brand & political monitoring pada Zoommonitoring.com ini.

Sikap jujur dan santun amat diperlukan bagi capres impian bangsa. Sebab dengan mempunyai sifat seperti itu rakyat akan meniru pemimpin. Saat ini para pemimpin juga tidak bisa menyembunyikan jadi diri atau kekurangan masa lampau yang mereka miliki. Sebab saat ini, era keterbukaan dan jejaring sosial sudah demikian mewabah.

“Dengan terbukanya media sosial dan komunikasi lepas, saat ini kita mempunyai pemimpin Indonesia yang tidak lagi punya private personal. Namun pasca debat semalam semua kejelekan antar kedua pemimpin dibahas, padahal sebagai bangsa besar kita tidak boleh saling mencela satu sama lain. Sebab bukankah debat itu untuk membangun persamaan persepsi untuk membangun bangsa Indonesia kedepan,” tutup Aendra [adivammar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version