BANDUNG (voa-islam.com) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH. Cholil Ridwan Lc, mengatakan bahwa kondisi masyarakat Indonesia saat ini ternyata lebih jahiliyah dari pada zaman Mekah jahiliyah dahulu.
“Sejahiliyah-jahiliyahnya Mekah tidak ada tuh yang namanya menzinahi ibu kandungnya sendiri, di Indonesia anak menzinahi ibu kandungnya sendiri itu sudah banyak terjadi, ada juga yang mencabuli anaknya sendiri padahal masih anak Taman Kanak-Kanak” katanya saat menjadi pemateri dalam acara Kulliyatul Mujahid bertema “Muslim di Simpang Jalan” yang diselenggarakan di Masjid Istiqamah, Bandung, pada Sabtu, (21/06/2014).
KH. Cholil dalam acara tersebut juga memparkan persoalan-persoalan yang terjadi pada umat Islam di seluruh dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khusunya. Persoalan-persoalan Islam itu mulai dari aspek aqidah, syari’ah, akhlak, ekonomi, ukhuwah, sampai dengan politik.
Dari persoalan aqidah, KH.Cholil memaparkan masih banyaknya aliran-aliran sesat yang ada di Indonesia ini seperti Ahmadiyah dan Syi’ah. Dari aspek syari’ah di Indonesia sebenarnya sudah mulai tumbuh kesadaran dari masyarakat Indonesia tentang pentingnya penerapan syari’ah diberbagai bidang.
“Sudah ada bank syari’ah, wisata syari’ah, hotel syari’ah, sampai dengan spa syari’ah, yang belum ada memang politik syariah dan Negara syari’ah” ujarnya.
Menurut KH. Cholil, dengan mengutip pernyataan Syaikh Muhammad Abduh, Mantan Rektor Al-Azhar, kemunduran umat Islam baik di dunia maupun di Indonesia disebabkan karena umat Islam meninggalkan ajaran Islam itu sendiri.
“Bangsa Eropa (Barat) itu menjadi maju karena mengamalkan ajaran Islam dan meninggalkan agamanya (Kristen), sedangkan umat Islam mundur karena meninggalkan agamanya sendiri dan justru mengamalkan agama lain (Kristen dan sebagainya)” ungkap sesepuh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ini.
Menurutnya langkah yang harus dilakukan oleh umat Islam saat ini sudah sangat jelas bahwa mereka harus mempelajari kembail Islam yang sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Khususnya mempelajari tentang politik Islam terkait peranNabi Muhammad SAW sebagai kepala Negara dan panglima militer.
KH. Cholil sendiri mengatakan bahwa dirinya dalam konteks mengembalikan kejayaan Islam dan umatnya melakukan dua program untuk jangka panjang.
“Untuk program jangka panjang sejak setahun lalu saya membuat PengajianPolitik Islam (PPI), kemudian Tabligh Akbar PPI, tujuannya agar umat Islam itu melek politik Islam” pungkasnya. [PurWD/Adi/voa-islam.com]