View Full Version
Selasa, 24 Jun 2014

'Pilih yang Paling Kecil Mudharatnya' Dalam Pilpres : Kemunduran Bagi Umat Islam

BANDUNG (voa-islam.com) – Pemilihan presiden (Pilpres) berbeda dengan Pemilu Legislatif (Pileg) yang diselenggarakan untuk memilih para wakil rakyat. Dalam Pilpres berlangsung pemilihan kepala kekuasaan eksekutif.

Hukum memilih pemimpin itu hukumnya wajib. Namun, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, di antaranya, Islam, laki-laki, baligh, berakal, merdeka (bukan budak), adil (bukan orang fasik) serta mampu memikul tugas-tugas dan tanggung jawab kepala negara.

“Yang kedua, ini yang tidak kalah pentingnya adalah sistem apa yang akan digunakan atau hukum apa yang digunakan (dalam menjalankan pemerintahannya)” kata Ustadz Rokhmat S. Labib, M.E.I saat menjadi pembicara dalam acara Halaqah Islam dan Peradaban dengan tema “Pemimpin Dambaan Umat dalam Perspektif Islam” yang diadakan di Masjid Istiqmah, Bandung, Ahad (22/06/2014).

Ustadz Rokhmat S. Labib yang merupakan Ketua DPP HTI ini melanjutkan, jika ternyata syarat-syarat sebagai calon pemimpin menurut Islam itu tidak ada dalam kedua calon presiden yang saat ini sedang bertarung yaitu Wo (Prabowo – red) dan Wi (Jokowi – red), maka umat Islam tidak perlu memilih.

“Kalau ada yang berpikir pilih yang paling kecil mudharatnya, menurut saya ini adalah sebuah kemuduran umat Islam, karena dari banyaknya umat Islam yang ada di Indonesia seperti tidak ada pemimpin yang baik dari yang terbaik” ujarnya.

Ketika ditanya oleh moderator apakah HTI didatangi oleh tim sukses kedua calon presiden yang ada sekarang? Dengan santai Ustadz Rokhmat mengatakan bahwa pada Pilpres 2004 dan 2009 HTI pernah didatangi oleh salah satu timses pilres, tapi untuk pilpres kali ini, sampai saat ini HTI belum didatangi oleh salah satu timses.

“Karena mereka sudah tahu bagaimana sikap HTI, dan HTI tidak akan pernah bisa dibeli dengan kekuatan modal mereka” tegasnya yang disambut dengan gemuruh takbir dari para jamaah.

Menurutnya memilih presiden itu bukan hanya sekedar urusan mencoblos dalam kertas pemilu dan mencelupkan jari ke dalam tinta. Mencoblos juga nanti akan dimintai pertanggung jawabannya dihadapan Allah SWT.

Sementara itu, pemateri lainnya Budi Mulyana, M.Si mengatakan bahwa Indonesia yang penduduk umat Islamnya paling besar dan banyak di dunia ini, sebenarnya tidak layak berada dalam kondisi yang seperti ini karena sistem yang digunakan sangat rusak sehingga tidak sesuai dengan yang dicita-citakan didambakan.

“Maka agenda pilpres atau agenda demokrasi apapun itu hanya sekedar permainan politik internasional” ungkapnya.

Berdasarkan pantauan voa islam, jamaah yang hadir di dalam ruang utama Masjid Istiqamah ini mencapai 500 orang yang terdiri dari ikhwan dan akhwat. Acara yang diselenggarakan oleh DPP HTI Bandung ini, yang dimulai pada pukul 09.00 pagi berakhir 5 menit sebelum adzan dzuhur berkumandang.[PurWD/Adi/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version