LAMPUNG (voa-islam.com) - Ada model kampanye semakin fasis dan tak masuk akal, sebelumnya Jokowi menggunakan dukun dan minta bantuan Nyi Roro Kidul, kini cara-cara tak lazim pun dilakukan untuk mempengaruhi orang agar mendukung pasangan capres-cawapres.
Sebagaimana dilansir Tribunnews, Kampanye nasional pilpres pasangan Jokowi - JK di Lapangan Enggal, Bandar Lampung Ketua DPD PDIP Provinsi Lampung Sjachroedin Zainal Pagaralam ancam warga yang tidak memilih pasangan nomor dua akan masuk neraka.
"Yang nanti mau masuk surga nanti tanggal 9 Juli jangan lupa pilih Jokowi-JK ya, kalau tidak milih nanti masuk neraka," ujar Sjachroedi ZP dihadapan massa pendukung Jokowi-JK di Lampung pada Selasa (24/6/2014).
Lelucon itu, disambut gelak tawa Megawati dan Jusuf Kalla serta massa yang hadir mengikuti kampanye tersebut. Sjachroedin juga mengatakan bahwa pasangan Jokowi dan JK memiliki pengalaman di pemerintahan.
"Pak Jokowi pernah menjadi Walikota Solo dan Gubernur DKI demikian juga Jusuf Kalla pernah menjadi Menko Kesra di zaman Presiden Ibu Megawati dan Wakil Presiden SBY," kata dia.
Pengalaman-pengalaman mengurusi rakyat itulah yang ia yakini akan membawa perubahan lebih baik lagi.
"Jadi jangan beli kucing dalam karung ya," katanya.
Kampanye pasangan capres Jokowi-JK di Lampung menghadirkan juru kampanye pimpinan PDI-P Megawati Soekarno Putri dan Cawapres Jusuf Kalla serta artis ibukota Mpok Ati. Dalam kesempatan itu juga Megawati menegaskan bahwa pasangan nomor urut satu tidak pernah berpengalaman memimpin pemerintahan.
"Mungkin menjadi ketua RT juga belum pernah, ini bukan fitnah saya berani mempertanggungjawabkannya," ujar Megawati.
Ia juga mengatakan, jangan sampai masyarakat Lampung menyesal selama lima tahun gara-gara salah memilih pemimpin.
"Jadi jangan ragu lagi ya, pilih yang pasti-pasti saja nomor dua yang sudah berpengalaman," kata dia lagi.
Jokowi Sudah Direstui Nyi Roro Kidul Jadi Presiden RI, Roro Kidul Apa Roro Ngibul?
Tim sukses berduit triliunan ini terus bergerak membangun citra Jokowi yang sejatinya menjadikan Jokowi seperti sebuah merek, Ya.. Jokowi telah dicitrakan sebagai brand, dan lebih dari itu telah melampaui 'brand cult' atau kultus dan 'brand religion' seperti yang disebutkan sebelumnya.
Membuat persepsi dan image butuh waktu dan konsistensi. Begitupun sebaliknya, merubah persepsi atau image juga membutuhkan waktu. Di sini dapat disimpulkan bahwa image merupakan sesuatu yang butuh proses dan waktu.
Pertanyaan selanjutnya mengapa image begitu penting? Image jelas penting, karena dengan image inilah yang memudahkan konsumen melakukan tindakan yang merupakan gabungan antara alam bawah sadar (subconscious mind) dan alam sadar konsumen (conscious mind).
Dalam buku (How Customer Think by Gerald Zaltman) disebutkan bahwa pikiran, emosi dan pembelajaran konsumen 95% terjadi di alam bawah sadar dan hanya 5% yang berasal dari alam sadar.
Nah fenomena merek dagang bernama 'Jokowi' terus menerus disematkan ke alam bawah sadar manusia dan mencoba dikendalikan atau disebut 'mind control'. Meskipun dengan berbohong, semua dilakukan demi mencapai tujuannya.
Bahkan penelitian HerbertKrugman menyatakan bahaya #kartelmedia di televisi, orang tua harus mewaspadai apa yang disebut program #MindControl -Pengendalian Pikiran.
Dari penelitian HerbertKrugman dapat dilihat bagaimana dampak menonton televisi meskipun hanya 30 detik namun efeknya akan mengubah dominasi gelombang Beta (analitis / kesadaran) menjadi gelombang Alfa (tidak kritis / mudah di arahkan)
Sebagai orang tua, sejenak anda bayangkan kalo anak anda nonton bioskop selama 90 menit atau konser musik selama 2 jam? Atau banyak remaja dan pria paruh baya menghabiskan berjam-jam di depan layar komputer untuk melihat situs porno! Bisa anda bayangkab bagaimana menurunnya sikap atau apatisnya mereka pada isu-isu keagungan akhlak Islam?
Akhirnya stigma fitnah yang dibangun justru menguntungkan pihak lawan agar publik tidak usah berpikir neko-neko, cukup duduk manis nonton TV nya sambil mengucapkan prihatin.
Tak hanya televisi, kita perlu filter yang baik dan melakukan pendampingan pada tayangan video di youtube bahkan sampai ke aplikasi game atau apps lainya di bb, android dan ipad anak-anak kita.
Mirip sama presiden SBY yang counter issue Bunda Putri dengan mind control. Pemandulan sistematik #kartelmedia agar publik tidak gunakan hati bersih memilih pemimpin yang jujur. SBY bukan menjelaskan Bunda Putri, malah sibuk menjelaskan dirinya di 'bully' media. SBY curhat tentang pemberitaan media massa dan mengkritik beberapa hal yang terkait pemberitaan yang diambil dari sosial media.
Daniel L. Schacter, Professor dan Ketua Psikologi dari Harvard University mengatakan bahwa “kita berpikir bahwa iklan sekilas yang kita lihat tidak mempengaruhi kita dalam melakukan penilaian terhadap suatu produk. Tapi penelitian menunjukkan bahwa orang cenderung membeli produk yang diiklankan dan yang baru merek lihat sebelumnya – ini terjadi bahkan ketika mereka tidak mempunyai eksplisit memori setelah melihat iklan tersebut”.
Pengaruh Serangan Masif Media sebagai Mind Control
Penelitian Herbert Krugman menyatakan bahaya gelombang media yang secara masif memberitakan hal yang sama (kartelmedia) misalnya dapat dilihat bagaimana dampak menonton televisi meskipun hanya 30 detik namun efeknya akan mengubah dominasi gelombang Beta (analitis / kesadaran) menjadi gelombang Alfa (tidak kritis / mudah di arahkan). Pesona Jokowi terus menerus diciptakan agar mengganggu alam bawah sadar kita agar mudah di arahkan.
Akhirnya stigma yang dibangun justru menguntungkan pihak lawan agar publik tidak usah berpikir neko-neko, cukup duduk manis nonton TV dan tercuci pemikirannya karena 'serangan bawah sadar tersebut'.
Jadi jika berbicara image kita tidak bisa lepas dari kata memori. Dan secara teori memori bisa dibagi menjadi 2 yaitu explicit memory dan imlicit memory. Di mana explicit memory adalah proses mengingat yang kita lakukan secara sadar sedangkan implicit memory itu terjadi tanpa kita sadari. Dan dalam penelitian menunjukkan bahwa implicit memory ini lebih lama dibanding memori yang disimpan secara tradisional. Dan implicit memory inilah yang nerupakan kekuatan tersembunyi dari suatu iklan.
Bangun Citra Klenik Jokowi Dengan Restu Nyi Roro Kidul
Jokowi adalah Brand, dan sebagai personal branding Jokowi adalah deskripsi proses dimana orang-orang diberi tanda sebagai merek. Ya merek Jokowi adalah merek jempol saat ini, meski dengan cara-cara artificial dan manipulasi. Jokowi sudah hadir disemua tempat yang diminati publik, Kpop sudah, Metallica sudah, konser bareng Slank sudah, tampil bersepeda dengan Juara Dunia MotoGP Jorge Lorenzo juga sudah.
Seperti yang kami kutip dalam jejaring media sosial 'Jokowi Presiden RI 2014' betapa para anasir dan relawan Jokowi terus menerus menciptakan kait-kait simpul yang menyerang kelompok dengan minat tertentu. Minat publik di dunia moderen sudah kami sebutkan diatas, lalu kini mulai bermain di publik yang sedikit berbau klenik yang notabene diyakini oleh orang yang relatif sudah tua dari generasi Super Junior, SNSD, Coboy Junior dan Cherrybelle tentunya.
Demikian halnya dengan kampanye berikut ini, seakan-akan semesta mendukung Jokowi, tak tanggung-tanggung kisah musyrik Nyi Roro Kidul pun disematkan pada Jokowi, jangan-jangan bikin cerita baru Mak Lampir dan Sundel Bolong cemburu pada Jokowi,....Naudzubillah....
--------------------------------------------------------------------------------
Jokowi seringkali mengadakan kontak batin dengan Kanjeng Ratu Kidul. Dia, saat ini dilindungi kekuatan besar. Kepemimpinan Jokowi sebenarnya tidak hanya sebatas Gubernur DKI. Lebih dari itu, dia sudah layak menyandang RI-1. Pasalnya, pulung Kanjeng Ratu Kidul sudah turun pada Jokowi saat menjabat Walikota Solo.
Sikap Jokowi yang apa adanya, blak-blakan, sederhana, jujur, siapa nyana jika dirinya selama selalu didampingi sosok wanita cantik. Wanita cantik itu mendampingi Jokowi semenjak dirinya menjadi penguasa Solo.
Siapapun orangnya, jika didampingi oleh sosok wanita itu, akan bisa menduduki jabatan apapun. Termasuk jabatan Presiden Indonesia sekalipun. Lebih lagi prestasi yang ditunjukkan Jokowi selama ini, jelas masyarakat negeri mengetahuinya. Namun jiwa bijaksana dan kesederhanaan Jokowi, mampu meredam hasrat kekuasaan. Jokowi tidak seperti kebanyakan tokoh politik lainnya. Ia mampu bersikap arif dan tidak terburu nafsu, seperti makan bubur kepanasan dalam meniti karir kepemimpinannya.
Justru sikap Jokowi jujur, polos dan berdedikasi membela dan memberikan darma baktinya kepada rakyat, membuat sosok wanita pendampingnya itu semakin terpesona. Dalam setiap blusukannya ke masyarakat, sesekali Jokowi duduk menyendiri. Padahal, saat menyendiri itulah dirinya melakukan komunikasi dialog dengan sosok wanita jelita itu.
Hal itu disampaikan spiritualis asal Surabaya yang enggan disebutkan namanya, kita pakai nama inisial saja. Inisial spiritualis tersebut MN. Menurut MN, wanita jelita itu banyak memberikan inspirasi pada diri Jokowi.
Wanita tidak kasad mata, kata MN, mampu memecahkan dan memberikan solusi tentang masalah yang ada di daerah yang menjadi tempat kunjungannya saat itu. Bahkan tanpa diketahui siapapun, Jokowi dan wanita jelita itu menyingkirkan mahkluk-mahkluk gaib yang hendak merintangi dan mengganggu pekerjaannya.
“Diskusi pribadi itu nampak lepas dari pandangan mata sekelilingnya. Termasuk orang-orang dekatnya sekalipun, tidak juga istrinya,” kata MN saat ditemui VICTORY pekan lalu.
Oleh karena ada yang mendampingi itulah, lanjut MN, Jokowi tak gentar blusukan seorang diri. Sosok wanita cantik itu selalu bersama kemanapun Jokowi pergi melakukan tugas kewajibannya sebagai seorang yang memegang amanat rakyat.
“Jika seseorang memiliki mata batin yang kuat, maka orang tersebut akan bisa melihat sosok wanita itu,” lanjutnya.
Semua raja-raja nusantara negeri ini, selalu mendapat pendamping sosok wanita cantik ini. Satu-satunya presiden negeri ini yang mendapatkan pengawalan sosok wanita ini adalah Presiden Pertama Ir. Soekarno. Kini, setelah sekian lama tidak mendampingi penguasa negeri ini, sosok wanita tersebut kembali muncul untuk mendudung Jokowi yang memiliki kecintaan terhadap rakyat dan sangat anti korupsi seperti Sang Proklamator.
Jika ilmu seseorang belum begitu kuat, maka jika melihat sosok Jokowi, seolah tubuhnya dilapisi seberkas sinar. Sinar itu biasanya disebut sebagai pulung. Pulung ini hanya dimiliki para pemimpin yang jujur saja.
“Jika saja Jokowi pada pemilihan presiden 2014 mendatang menghendaki jabatan presiden, baginya hal itu tidaklah terlalu sulit,” sahut MN.
Memang, saat ini Jokowi telah diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. Pulung yang ada pada dirinya mampu mengalahkan calon presiden manapun dan dari partai apapun. Karenanya, tokoh politik di negeri ini amat gundah dengan sepak terjang Jokowi yang menjadikan dirinya dengan sebutan The Spirit of Nusantara. Lantas siapa sosok wanita jelita yang selalu mendampingi Jokowi yang kini berkiprah di Jakarta?
MN menyebutnya sebagai Ibu Ratu Pantai Selatan yang sangat legendaris. “Ratu Pantai Selatan selalu menjadi pendamping bagi Raja atau Presiden di tanah Nusantara. Dan Joko Widodo merupakan sosok satria Piningit Sinisihan Wahyu yang selama ini ditunggu oleh masyarakat yang hidupnya selalu menjadi sapi perahan pemimpin durjana. Selama ini pemimpin negeri ini tidak menghargai karya dan budaya bangsa leluhur justru malah melakukan perusakan,” kata MN yang mengaku mendapat wejangan tersebut dari bisikan gaib.
Naudzubillahi min dzalik, kemusyrikan pun disematkan pada Jokowi.
Ayo kembali waras, Tolak kebohongan publik media bayaran
Banyak kalangan menilai ada ketidakwajaran pada popularitas dan bak 'jin ifrit' yang selalu saja tampil di media tanpa ada rasa lelah. Semua media siap sedia mengabadikannya meski sedang membersihkan sepatu.
Jokowi kini digelari nabi pun kalah eksis dibandingkan Jokowi. Ia siap tampil bak manekin yang tak malu di dandani apa saja, pakai kostum hitam metallica, gaya raja berkuda, Pangeran Jayakarta dengan kereta kuda mirip Cinderella dan eksis di setiap panggung musik kelas dunia dan terakhir numpang tenar bersama Gita Wirjawan dalam panggung perayaan 20 tahun Slank di Gelora Bung Karno, Sabtu (15/12). Inilah solusi instant tingkatkan popularitas, Jokowi 'nyantel' ke para artis, kini mulai disematkan pada Nyi Roro Kidul.
Hamdi Muluk: Masyarakat Malas Berpikir
Menurut Pakar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk, hal itu membuat kecemasan di negara ini. Ia khawatir kompetisi pada pemilu 2014 akan hambar. Sebab, tidak ada pesaing yang dapat menandingi Jokowi. "Orang malas berpikir karena akan pilih Jokowi," kata Hamdi dalam jumpa pers di Cyrus Network, Jakarta, Minggu (15/12/2013).
Hamdi mengatakan dengan nilai tersebut, Jokowi juga tidak akan mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam Pemilu 2014. "Ini mengkofirmasi dalam setahun terakhir jadi memang negara harap cemas," katanya.
Hamdi mengatakan tidak ada pesaing Jokowi dalam bursa pemimpin nasional, maka membuktikan partai politik gagal total dalam hal kaderisasi.
Padahal, kata Hamdi, persaingan calon presiden menuju pemilu 2014 menarik bila terdapat pilihan alternatif lain selain nama-nama yang beredar di masyarakat.
"Sekarang saya khawatir dengan fenomena ratu adil. Sepertinya Jokowi jadi manusia setengah dewa. Ini capres setengah dewa tidak sehat jangan terjebak dengan mitos ratu adil," kata Pakar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk di kantor Cyrus Network, Jakarta, Minggu (15/12/2013).
Hamdi menuturkan Indonesia memiliki sejarah pemimpin yang dianggap ratu adil seperti Soekarno dan Soeharto. "Itu engga sehat," kata Hamdi.
Ia mengatakan banyak pemberitaan Jokowi sudah tidak relevan dengan jabatanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia mencontohkan soal pemberitaan sepatu milik Jokowi.
"Masa sepatu robek saja diberitain, hal remeh temeh yang tidak ada kaitannya," katanya.
Apalagi, ujar Hamdi, banyak yang mengeritik Jokowi malah di-bully di media sosial. "Kalau mengeritik Jokowi seperti mengeritik dewa, sudah tidak sehat," imbuhnya. [rojul/voa-islam.com]
JAKARTA (voa-islam.com) - Jokowi bukan sekedar nama, tapi sudah menjadi kultus individu oleh para pendukungnya, bahkan kultus ini meningkat lagi menjadi brand religion dan menciptakan Jokowi bak nabi, setingkat dengan kultusnya seseorang dengan merajah bagian tubuhnya dengan logo motor gede asal Amrik 'Harley Davidson' atau para fanboy produk Apple.
Tim sukses berduit triliunan ini terus bergerak membangun citra Jokowi yang sejatinya menjadikan Jokowi seperti sebuah merek, Ya.. Jokowi telah dicitrakan sebagai brand, dan lebih dari itu telah melampaui 'brand cult' atau kultus dan 'brand religion' seperti yang disebutkan sebelumnya.
Membuat persepsi dan image butuh waktu dan konsistensi. Begitupun sebaliknya, merubah persepsi atau image juga membutuhkan waktu. Di sini dapat disimpulkan bahwa image merupakan sesuatu yang butuh proses dan waktu.
Pertanyaan selanjutnya mengapa image begitu penting? Image jelas penting, karena dengan image inilah yang memudahkan konsumen melakukan tindakan yang merupakan gabungan antara alam bawah sadar (subconscious mind) dan alam sadar konsumen (conscious mind).
Dalam buku (How Customer Think by Gerald Zaltman) disebutkan bahwa pikiran, emosi dan pembelajaran konsumen 95% terjadi di alam bawah sadar dan hanya 5% yang berasal dari alam sadar.
Nah fenomena merek dagang bernama 'Jokowi' terus menerus disematkan ke alam bawah sadar manusia dan mencoba dikendalikan atau disebut 'mind control'. Meskipun dengan berbohong, semua dilakukan demi mencapai tujuannya.
Bahkan penelitian HerbertKrugman menyatakan bahaya #kartelmedia di televisi, orang tua harus mewaspadai apa yang disebut program #MindControl -Pengendalian Pikiran.
Dari penelitian HerbertKrugman dapat dilihat bagaimana dampak menonton televisi meskipun hanya 30 detik namun efeknya akan mengubah dominasi gelombang Beta (analitis / kesadaran) menjadi gelombang Alfa (tidak kritis / mudah di arahkan)
Sebagai orang tua, sejenak anda bayangkan kalo anak anda nonton bioskop selama 90 menit atau konser musik selama 2 jam? Atau banyak remaja dan pria paruh baya menghabiskan berjam-jam di depan layar komputer untuk melihat situs porno! Bisa anda bayangkab bagaimana menurunnya sikap atau apatisnya mereka pada isu-isu keagungan akhlak Islam?
Akhirnya stigma fitnah yang dibangun justru menguntungkan pihak lawan agar publik tidak usah berpikir neko-neko, cukup duduk manis nonton TV nya sambil mengucapkan prihatin.
Tak hanya televisi, kita perlu filter yang baik dan melakukan pendampingan pada tayangan video di youtube bahkan sampai ke aplikasi game atau apps lainya di bb, android dan ipad anak-anak kita.
Mirip sama presiden SBY yang counter issue Bunda Putri dengan mind control. Pemandulan sistematik #kartelmedia agar publik tidak gunakan hati bersih memilih pemimpin yang jujur. SBY bukan menjelaskan Bunda Putri, malah sibuk menjelaskan dirinya di 'bully' media. SBY curhat tentang pemberitaan media massa dan mengkritik beberapa hal yang terkait pemberitaan yang diambil dari sosial media.
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/article/2013/10/27/27332/waspada-mind-control-kartel-media-yahudi-penguasa-racuni-iman/#sthash.ZrAIqRyp.dpuDaniel L. Schacter, Professor dan Ketua Psikologi dari Harvard University mengatakan bahwa “kita berpikir bahwa iklan sekilas yang kita lihat tidak mempengaruhi kita dalam melakukan penilaian terhadap suatu produk. Tapi penelitian menunjukkan bahwa orang cenderung membeli produk yang diiklankan dan yang baru merek lihat sebelumnya – ini terjadi bahkan ketika mereka tidak mempunyai eksplisit memori setelah melihat iklan tersebut”.
Pengaruh Serangan Masif Media sebagai Mind Control
Penelitian Herbert Krugman menyatakan bahaya gelombang media yang secara masif memberitakan hal yang sama (kartelmedia) misalnya dapat dilihat bagaimana dampak menonton televisi meskipun hanya 30 detik namun efeknya akan mengubah dominasi gelombang Beta (analitis / kesadaran) menjadi gelombang Alfa (tidak kritis / mudah di arahkan). Pesona Jokowi terus menerus diciptakan agar mengganggu alam bawah sadar kita agar mudah di arahkan.
Akhirnya stigma yang dibangun justru menguntungkan pihak lawan agar publik tidak usah berpikir neko-neko, cukup duduk manis nonton TV dan tercuci pemikirannya karena 'serangan bawah sadar tersebut'.
Jadi jika berbicara image kita tidak bisa lepas dari kata memori. Dan secara teori memori bisa dibagi menjadi 2 yaitu explicit memory dan imlicit memory. Di mana explicit memory adalah proses mengingat yang kita lakukan secara sadar sedangkan implicit memory itu terjadi tanpa kita sadari. Dan dalam penelitian menunjukkan bahwa implicit memory ini lebih lama dibanding memori yang disimpan secara tradisional. Dan implicit memory inilah yang nerupakan kekuatan tersembunyi dari suatu iklan.
Bangun Citra Klenik Jokowi Dengan Restu Nyi Roro Kidul
Jokowi adalah Brand, dan sebagai personal branding Jokowi adalah deskripsi proses dimana orang-orang diberi tanda sebagai merek. Ya merek Jokowi adalah merek jempol saat ini, meski dengan cara-cara artificial dan manipulasi. Jokowi sudah hadir disemua tempat yang diminati publik, Kpop sudah, Metallica sudah, konser bareng Slank sudah, tampil bersepeda dengan Juara Dunia MotoGP Jorge Lorenzo juga sudah.
Tampil bak raja berkereta kencana sudah pula dilakoninya, bahkan beraksi bak tukang becak dan berpose sebagai tukang tambal ban sudah dilahapnya.
Seperti yang kami kutip dalam jejaring media sosial 'Jokowi Presiden RI 2014' betapa para anasir dan relawan Jokowi terus menerus menciptakan kait-kait simpul yang menyerang kelompok dengan minat tertentu. Minat publik di dunia moderen sudah kami sebutkan diatas, lalu kini mulai bermain di publik yang sedikit berbau klenik yang notabene diyakini oleh orang yang relatif sudah tua dari generasi Super Junior, SNSD, Coboy Junior dan Cherrybelle tentunya.
Demikian halnya dengan kampanye berikut ini, seakan-akan semesta mendukung Jokowi, tak tanggung-tanggung kisah musyrik Nyi Roro Kidul pun disematkan pada Jokowi, jangan-jangan bikin cerita baru Mak Lampir dan Sundel Bolong cemburu pada Jokowi,....Naudzubillah....
--------------------------------------------------------------------------------
Jokowi seringkali mengadakan kontak batin dengan Kanjeng Ratu Kidul. Dia, saat ini dilindungi kekuatan besar. Kepemimpinan Jokowi sebenarnya tidak hanya sebatas Gubernur DKI. Lebih dari itu, dia sudah layak menyandang RI-1. Pasalnya, pulung Kanjeng Ratu Kidul sudah turun pada Jokowi saat menjabat Walikota Solo.
Sikap Jokowi yang apa adanya, blak-blakan, sederhana, jujur, siapa nyana jika dirinya selama selalu didampingi sosok wanita cantik. Wanita cantik itu mendampingi Jokowi semenjak dirinya menjadi penguasa Solo.
Siapapun orangnya, jika didampingi oleh sosok wanita itu, akan bisa menduduki jabatan apapun. Termasuk jabatan Presiden Indonesia sekalipun. Lebih lagi prestasi yang ditunjukkan Jokowi selama ini, jelas masyarakat negeri mengetahuinya. Namun jiwa bijaksana dan kesederhanaan Jokowi, mampu meredam hasrat kekuasaan. Jokowi tidak seperti kebanyakan tokoh politik lainnya. Ia mampu bersikap arif dan tidak terburu nafsu, seperti makan bubur kepanasan dalam meniti karir kepemimpinannya.
Justru sikap Jokowi jujur, polos dan berdedikasi membela dan memberikan darma baktinya kepada rakyat, membuat sosok wanita pendampingnya itu semakin terpesona. Dalam setiap blusukannya ke masyarakat, sesekali Jokowi duduk menyendiri. Padahal, saat menyendiri itulah dirinya melakukan komunikasi dialog dengan sosok wanita jelita itu.
Hal itu disampaikan spiritualis asal Surabaya yang enggan disebutkan namanya, kita pakai nama inisial saja. Inisial spiritualis tersebut MN. Menurut MN, wanita jelita itu banyak memberikan inspirasi pada diri Jokowi.
Wanita tidak kasad mata, kata MN, mampu memecahkan dan memberikan solusi tentang masalah yang ada di daerah yang menjadi tempat kunjungannya saat itu. Bahkan tanpa diketahui siapapun, Jokowi dan wanita jelita itu menyingkirkan mahkluk-mahkluk gaib yang hendak merintangi dan mengganggu pekerjaannya.
“Diskusi pribadi itu nampak lepas dari pandangan mata sekelilingnya. Termasuk orang-orang dekatnya sekalipun, tidak juga istrinya,” kata MN saat ditemui VICTORY pekan lalu.
Oleh karena ada yang mendampingi itulah, lanjut MN, Jokowi tak gentar blusukan seorang diri. Sosok wanita cantik itu selalu bersama kemanapun Jokowi pergi melakukan tugas kewajibannya sebagai seorang yang memegang amanat rakyat.
“Jika seseorang memiliki mata batin yang kuat, maka orang tersebut akan bisa melihat sosok wanita itu,” lanjutnya.
Semua raja-raja nusantara negeri ini, selalu mendapat pendamping sosok wanita cantik ini. Satu-satunya presiden negeri ini yang mendapatkan pengawalan sosok wanita ini adalah Presiden Pertama Ir. Soekarno. Kini, setelah sekian lama tidak mendampingi penguasa negeri ini, sosok wanita tersebut kembali muncul untuk mendudung Jokowi yang memiliki kecintaan terhadap rakyat dan sangat anti korupsi seperti Sang Proklamator.
Jika ilmu seseorang belum begitu kuat, maka jika melihat sosok Jokowi, seolah tubuhnya dilapisi seberkas sinar. Sinar itu biasanya disebut sebagai pulung. Pulung ini hanya dimiliki para pemimpin yang jujur saja.
“Jika saja Jokowi pada pemilihan presiden 2014 mendatang menghendaki jabatan presiden, baginya hal itu tidaklah terlalu sulit,” sahut MN.
Memang, saat ini Jokowi telah diakui oleh seluruh rakyat Indonesia. Pulung yang ada pada dirinya mampu mengalahkan calon presiden manapun dan dari partai apapun. Karenanya, tokoh politik di negeri ini amat gundah dengan sepak terjang Jokowi yang menjadikan dirinya dengan sebutan The Spirit of Nusantara. Lantas siapa sosok wanita jelita yang selalu mendampingi Jokowi yang kini berkiprah di Jakarta?
MN menyebutnya sebagai Ibu Ratu Pantai Selatan yang sangat legendaris. “Ratu Pantai Selatan selalu menjadi pendamping bagi Raja atau Presiden di tanah Nusantara. Dan Joko Widodo merupakan sosok satria Piningit Sinisihan Wahyu yang selama ini ditunggu oleh masyarakat yang hidupnya selalu menjadi sapi perahan pemimpin durjana. Selama ini pemimpin negeri ini tidak menghargai karya dan budaya bangsa leluhur justru malah melakukan perusakan,” kata MN yang mengaku mendapat wejangan tersebut dari bisikan gaib.
Naudzubillahi min dzalik, kemusyrikan pun disematkan pada Jokowi.
Ayo kembali waras, Tolak kebohongan publik media bayaran
Banyak kalangan menilai ada ketidakwajaran pada popularitas dan bak 'jin ifrit' yang selalu saja tampil di media tanpa ada rasa lelah. Semua media siap sedia mengabadikannya meski sedang membersihkan sepatu.
Jokowi kini digelari nabi pun kalah eksis dibandingkan Jokowi. Ia siap tampil bak manekin yang tak malu di dandani apa saja, pakai kostum hitam metallica, gaya raja berkuda, Pangeran Jayakarta dengan kereta kuda mirip Cinderella dan eksis di setiap panggung musik kelas dunia dan terakhir numpang tenar bersama Gita Wirjawan dalam panggung perayaan 20 tahun Slank di Gelora Bung Karno, Sabtu (15/12). Inilah solusi instant tingkatkan popularitas, Jokowi 'nyantel' ke para artis, kini mulai disematkan pada Nyi Roro Kidul.
Hamdi Muluk: Masyarakat Malas Berpikir
Menurut Pakar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk, hal itu membuat kecemasan di negara ini. Ia khawatir kompetisi pada pemilu 2014 akan hambar. Sebab, tidak ada pesaing yang dapat menandingi Jokowi. "Orang malas berpikir karena akan pilih Jokowi," kata Hamdi dalam jumpa pers di Cyrus Network, Jakarta, Minggu (15/12/2013).
Hamdi mengatakan dengan nilai tersebut, Jokowi juga tidak akan mengeluarkan seluruh kemampuannya dalam Pemilu 2014. "Ini mengkofirmasi dalam setahun terakhir jadi memang negara harap cemas," katanya.
Hamdi mengatakan tidak ada pesaing Jokowi dalam bursa pemimpin nasional, maka membuktikan partai politik gagal total dalam hal kaderisasi.
Padahal, kata Hamdi, persaingan calon presiden menuju pemilu 2014 menarik bila terdapat pilihan alternatif lain selain nama-nama yang beredar di masyarakat.
"Sekarang saya khawatir dengan fenomena ratu adil. Sepertinya Jokowi jadi manusia setengah dewa. Ini capres setengah dewa tidak sehat jangan terjebak dengan mitos ratu adil," kata Pakar Psikologi Politik UI Hamdi Muluk di kantor Cyrus Network, Jakarta, Minggu (15/12/2013).
Hamdi menuturkan Indonesia memiliki sejarah pemimpin yang dianggap ratu adil seperti Soekarno dan Soeharto. "Itu engga sehat," kata Hamdi.
Ia mengatakan banyak pemberitaan Jokowi sudah tidak relevan dengan jabatanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia mencontohkan soal pemberitaan sepatu milik Jokowi.
"Masa sepatu robek saja diberitain, hal remeh temeh yang tidak ada kaitannya," katanya.
Apalagi, ujar Hamdi, banyak yang mengeritik Jokowi malah di-bully di media sosial. "Kalau mengeritik Jokowi seperti mengeritik dewa, sudah tidak sehat," imbuhnya. [rojul/voa-islam.com]