View Full Version
Ahad, 29 Jun 2014

Siapa Yenni Kwok, Antek Aseng & Asing Yang Anti Islam?

JAKARTA (voa-islam.com) - Salah satu pembaca Voa-Islam mengungkap jati diri Yenni Kwok yang anti Syariat Islam. Berawal dari kontroversi video kampanye yang dilakukan Ahmad Dhani untuk pencalonan Prabowo-Hatta menyedot perhatian media Amerika Serikat, Time.

Salah satu media ternama ini menyebut jika video musik hasil jiplakan lagu Queen, ‘We Will Rock You’ yang diperankan Dhani dengan mengenakan kostum mirip seragam petinggi Nazi, Heinrich Himmler itu adalah bentuk kampanye paling buruk se-dunia. 

Saat ini perseteruan Pro Jokowi dan Ratna Sarumpaet sampai ke melaporkan ke pihak Twitter. Yenni Kwok, jurnalis TIME/CNN yang tengah berseteru dengan Ratna Sarumpet, tidak main-main dengan ancaman yang ia layangkan. "Saya sudah melaporkan ke Twitter atas tindakan abusive Ratna," kata Yenni dalam surat elektronik (surel) yang diterima Tempo, Jumat, 27 Juni 2014.

Ia kecewa dengan tindakan Ratna yang dinilai melanggar hak privasi. Ia menilai tindakan Ratna yang paling kasar adalah mengunggah foto dia beserta anaknya tanpa seizin dirinya. "Saya tidak tahu dari mana foto didapat karena profil Facebook saya diset ke Friends only," ujar Yenni dalam penggalan surel. (Baca:Tulis Video Nazi Dhani, Jurnalis Time Di-bully)

Yenni Kwok disudutkan setelah menulis berita yang menganggap video kampanye Prabowo Subianto masuk kategori terburuk dan melambangkan Nazi. Artikel Yenni itu dianggap berbau opini pribadi oleh Ratna. Ratna menganggap Yenni telah melanggar prinsip jurnalistik di mana jurnalis dilarang memberikan penilaian atau opini pribadi dalam laporan. (Baca:Ratna Sarumpaet Kritik TIME Soal Video Pro Prabowo)

Perseteruan memuncak ketika Ratna melontarkan cuitan berbau rasisme sekaligus membeberkan data pribadi Yenni. Akibat tweet itu, Ratna menuai kecaman netizen. Mereka menilai tindakan Ratna itu menyinggung persoalan ras dan melemparkan fitnah. Tindakan Ratna dinilai tidak etis, terlebih dia ikut mengekspose foto anak Yenni Kwok dalam foto yang diunggah ke Twitter.

Akun bernama MusaB (kami samarkan) untuk menjaga privasi, menulis bahwa sSaat ini wartawan politik CNN yang mulai banyak dibicarakan setelah terjadinya keributan dengan Ratna Sarumpaet di Twitter dan di expose oleh Kompas sebagai pihak yang terancam dalam artikelnya di Kompas.com, selengkapnya disini.

Masyarakat sebenarnya bisa melihat sendiri dari timeline twitter mereka Yenni Kwok & Ratna Sarumpaet, bahwa bukan itu kejadian sebenarnya.

Sore itu, 26 Juni 2014, Ratna Sarumpaet sempat jadi pahlawan media sosial akibat serangan dia pada Mahfud MD dan mendukung Guruh SP untuk menuntut Mahfud atas ucapannya tentang Soekarno https://twitter.com/RatnaSpaet/status/481732547303329794 dilanjutkan beberapa tweet yang menegaskan bahwa "Tentang Mahfud mengatakan sesuatu yang menyinggung perasaan kel Soekarno, bukan plintiran. Kamu janagn sembarang nuduh." dan "Aku mengritisi semua demi bangsa."
 
Malamnya, Ratna Sarumpaet menjawab mention followernya yang memuat link artikel Yenni Kwok tentang video Ahmad Dhani dan dia menjawab kalau dia miris melihatnya karena artikel tersebut karena "hanya sukses EJEK Indonesia di mata Dunia" (link disini) sambil langsung menyatakan bahwa penulisnya orang Indonesia tim dari Jokowi. Sebuah informasi yang belum banyak orang tahu saat itu.

Tweet tersebut langsung dipertanyakan banyak followernya darimana dia tau data itu. Ratna Sarumpaet lalu memunculkan sebuah foto Yenni Kwok yang diambil dari facebook lalu melanjutkan bahwa dia tahu Yenni Kwok dulu kerja di Asia Week tinggal di Kramat dan keturunan Tionghoa. Selain itu Ratna Sarumpaet menyimpulkan bahwa rekayasa iReport CNN (media jurnalis warga) tentang survey gallup merupakan perbuatan Yenni Kwok.

Lalu bermunculanlah tanggapan miring bahwa Ratna Sarumpaet rasis karena menyebut Tionghoa dan tidak etis karena mengambil gambar dari facebook tanpa ijin. Malam itu, 26 Juni 2014, Ratna Sarumpaet menjadi musuh bersama media sosial.

Kompas yang merupakan media referensi utama di Indonesia dengan cerdik membungkus ucapan Tionghoa sebagai penindasan rasial dan sharing foto facebook sebagai ancaman terhadap keselamatan Yenni Kwok. Heran? Pastinya orang yang sedikit kritis akan heran sejak kapan 'Tionghoa' itu rasis? Ataukah kita harus kembali gunakan istilah 'Cina'? Lalu sejak kapan sharing foto facebook yang berarti sudah di-set untuk public/umum itu jadi ancaman keselamatan?

Lalu kita harus percaya dengan siapa kalau media 'terpercaya' saja isinya provokasi? Mungkin sudah saatnya mulai meluangkan waktu untuk mencari tahu sendiri kebenaran dan apa agenda dibelakang sebuah artikel sebelum kita share dengan pihak lain. Minimal tahu siapa itu Ratna Sarumpaet dan siapa Yenni Kwok.

Ratna Sarumpaet? Apakah seorang Human Rights Activist yang selalu berani melawan penguasa dalam perjuangannya itu rasis? Kayanya kita sudah terlalu banyak mendengar tentang idealisme dan haluan berpikir Ratna Sarumpaet.

Kayanya kita sudah terlalu banyak mendengar tentang idealisme dan haluan berpikir Ratna Sarumpaet yang sekuler.

Bagaimana dengan Yenni Kwok? Apa betul dia orangnya Jokowi? Dari tweet Yenni Kwok kita bisa nilai kalau dia pro Jokowi. Artikel-artikelnya di CNN seperti http://time.com/54865/indonesia-elections-jokowi-joko-widodo/ pun begitu.

Apakah dia anti Prabowo? Mungkin sekali, Yenni Kwok merupakan orang yang menyebarkan pemikiran wartawan Amerika Allan Nairn tentang Prabowo. http://www.allannairn.org/2014/06/news-do-i-have-guts-prabowo-asked-am-i.html

Sebuah artikel hasil pembicaraan off-the-record yang sengaja dibuka menjelang pemilu dan sering dikutip diluar konteks untuk mendeskreditkan Prabowo oleh media-media 'terpercaya'. Sama sekali tidak berimbang. Tidak berupaya menampilkan dua sisi dengan, misalnya, menunjukan bahwa yang ditetapkan sebagai penjahat perang itu Wiranto seperti di notulen PBB di briefing tahun 2004 http://www.un.org/News/briefings/docs/2004/db051004.doc.htm .

Lalu dimana fokus pemikiran dan pandangan dia tentang negara kita? Rasanya sulit juga menemukan sumbang saran dia yang konstruktif buat Indonesia.

Artikel dia (Yenni Kwok) di CNN tentang Indonesia umumnya berisi kekuatiran berkembangnya syariat Islam di Indonesia dan Suriah 

Artikel dia di CNN tentang Indonesia umumnya berisi kekuatiran berkembangnya syariat Islam http://time.com/91873/aceh-sharia-law-islam-rape-kelantan-brunei/, dan kekuatiran dia tentang dukungan Islam di Asia Tenggara di Suriah http://time.com/2888423/isis-islamist-state-in-iraq-and-syria-indonesia/.

Sedangkan artikel dia di New York Time yang dipromosikan Aliansi Atheis Internasional

Sedangkan artikel dia di New York Time yang dipromosikan Aliansi Atheis Internasional isinya adalah kekuatiran dia tentang meluasnya penggunaan Jilbab di Indonesia http://www.atheistalliance.org/regional-reports/east-southeast-asia/900-public-schools-in-indonesia-feel-islamic-pressure

"Jadi silakan pelajari berita apa, oleh siapa dan tentang siapa sebelum berkesimpulan" tulis MusaB sang penulis.

Demikian tulis akun bernama musab ini. Seluruh funia bersatu untuk menyerang Islam. Itulah media sekuler, tak akan berpihak pada Islam sedikitpun. [adivammar/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version