View Full Version
Senin, 30 Jun 2014

Mengapa AM Hendropriono Menggalang Bekas Wilayah Konflik Ambon Mendukung Jokowi?

JAKARTA (voa-islam.com) - Seakan tak rela kalau 'nabinya' rakyat jelata Jokowi kalah. Jokowi harus menang. Jokowi harus mengalahkan Prabowo. Ini seperti sudah menjadi harga mati.

Maka, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang juga anggota tim pengarah 'Tim Sukses' pasangan Jokowi-JK, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono terus melakukan penggalangan dukungan untuk memenangkan capres-cawapresnya nanti.

Kali ini Hendropriyono melakukan penggalangan dukungan ke wilayah Ambon yang diprediksi akan menjadi lumbung suara Jokowi-JK. Wilayah yang pernah dilanda konflik antara Islam-Kristen itu, sekarang sedang digalang oleh Hendro, agar rakyat di wilayah itu mendukung Jokowi.

Tahun l999, di masa pemerintahan BJ.Habibie, tepat hari Raya Idul Fitri, orang-orang Kristen menyerang kampung-kampung Muslim, dan menghancurkan seluruh sarana, termasuk masjid.

Hendropriyono, mengatakan, "Terkumpul 10 orang saja bisa menggemparkan dunia. Di Ambon ini, Kawan Jokowi lebih dari 100 orang akan menggemparkan Republik Indonesia pada tanggal 9 Juli," ujar Hendropriyono, Minggu (29/6/2014).

Menurutnya, meyakini masyarakat Maluku khususnya Kota Ambon akan mendukung Jokowi-JK di Pilpres. Hal ini didasari karena masyarakat Ambon mengidolakan Jokowi yang memiliki visi dan misi yang kuat membangun Indonesia Timur.

"Dia punya cita-cita besar untuk Indonesia Timur. Masyarakat Maluku sangat antusias dengan kepemimpinan Jokowi. Mereka pun mengidolakan seorang pemimpin yang lahir dari kalangan bawah, orang kecil yang punya cita-cita besar. Dan hasilnya pun sudah terbukti ketika menjadi wali kota dan gubernur. Jokowi bukan orang yang `akan, akan, dan akan`. Dia telah membuktikan sebelumnya, sudah melakukan yang terbaik, dan masyarakat Maluku sadar dan tahu soal itu," ujarnya.

Keyakinan Hendropriyono jika suara Jokowi akan tinggi diamini oleh mantan gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu yang turut mendampingi Hendropriyono dan Sutiyoso di Ambon.

Sementara itu, Ketua Kawan Jokowi, Diaz Hendropriyono menyatakan perubahan terhadap Provinsi Maluku ada di tangan masyarakat Maluku sendiri, khususnya para pemuda. Perubahan bisa diwujudkan salah satunya dengan memilih calon presiden yang sejalan dengan sejarah dan perjuangan para pahlawan Indonesia asal Maluku.

"Cita-cita Pak Jokowi yang peduli dengan pendidikan dan kesehatan, itu sejalan dengan apa yang dicita-citakan banyak pahlawan Maluku," kata Diaz.

Menurutnya, perjuangan masyarakat Maluku belumlah selesai. Sebab, pasca kemerdekaan dan reformasi perjuangan itu masih terus berlangsung hingga saat ini.

"Dalam revolusi mentalnya, jika saudara-saudara di Maluku khususnya Ambon, para pemuda harus berperan dalam perubahan ini, dengan memilih Bapak Jokowi," tandasnya.

Dahulu, saat usai para 'Founding Fathers' menyelesaikan Konstitusi (Undang-undang dasar), di mana dimasukan dalam konstitusi itu, tujuh kata dalam UUD '45, yaitu 'Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya'.

Tujuh kata itu diprotes oleh kalangan masyarakat Indonesia Timur (Kristen), dan mengancam akan memisahkan diri dari Indonesia, jika tujuh kata itu tidak dihapus. Akankah jika Prabowo nanti menang, mereka juga akan mengambil sikap yang sama? Berpisah dengan Republik Indonesia? (jj/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version