View Full Version
Senin, 30 Jun 2014

Taushiyah Sholat Tarawih, Acara Khas Ummat Islam Indonesia

DEPOK (Voa Islam) – Tidak sebagaimana di negri-negri kaum muslimin lainnya, Ummat Islam Indonesia di banyak musholla atau mesjid ketika melaksanakan sholat Tarawih disisipkan acara ‘ritual’ tambahan yakni, Ceramah atau Taushiyah.

Ceramah atau Taushiyah yang biasanya amat dibatasi waktunya berkisar 10 sampai dengan 30 menitan kadang dilatakkan setelah sholat sunnah ba’diyah Isya atau pun diselipkan dalam tarawih menjelang witir. Ada juga yang diadakan setelah semua prosesi sholat tarawih usai, mungkin untuk menjaga munculnya ‘bid’ah’ baru lagi. Wallohu a’lam.

Namun diatas semua itu, kajian diinul Islam yang benar dan disampaikan dengan cara yang baik di negri ini memang harus senantiasa digencarkan dalam setiap kesempatan yang ada. Berbagai fenomena pemahaman dan pengamalan agama (baca: Islam) di kalangan ummat Islam Indonesia menunjukkan adanya kebutuhan akan hal tersebut.

... Negara dengan badan resminya juga amat gencar melakukan program deradikalisasi. Program yang massif dan sistemik ini sangat kuat dugaan kita justru malah melakukan deislamisasi ...

Ditambah lagi wujudnya upaya ‘pembodohan’ dan penyesatan yang dilakukan baik oleh perorangan (para nabi palsu, misalnya) ataupun kelompok-kelompok yang bergerak mengatas-namakan Islam. Walau sejatinya, tidak sedikit Harakatul Hadamah (gerakan penghancur ummat) yang dilahirkan oleh musuh-musuh Islam dan berkolaborasi dengan tokoh-tokoh yang sesat.

Bahkan Negara dengan badan resminya juga amat gencar melakukan program deradikalisasi. Program yang massif dan sistemik ini sangat kuat dugaan kita justru malah melakukan deislamisasi. Maka MUI Kota Surakarta pernah menerbitkan buku untuk mengupas berbagai keganjilan dalam program BNPT ini.

Malam Senin (29/06), jurnalis Voa Islam berkesempatan menunaikan sholat Isya berjama’ah di Musholla Nurur Rohman yang beralamat di Sukamaju Baru, Rt 001/04, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat. Jama’ah yang hadir membludak, tidak mampu ditampung oleh mushola yang luas keseluruhannya tidak lebih dari 120 m2. Jama’ah yang terdiri dari bapak-bapak, kaum Ibu dan anak-anak muda serta anak-anak kecil itu nampaknya senang dengan prosesi ibadah di malam Ramadhan ini.

Baa’da sholat Isya’ dan sebelum menunaikan Tarawih, takmir Musholla sudah menyiapkan seorang muballigh untuk menyampaikan taushiyahnya. Ustadz Ali, namanya, beliau seorang pengajar di sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu di Jatijajar, tetangga kampung musholla.

Secara lugas dan santai, Ust, Ali menympaikan ulasan tentang beberapa nikmat yang seringkali tidak dimengerti banyak kaum muslimin. Nikmat ini malah seringkali dianggap sebaliknya karena hikmahnya mesti direnungkan secara spesifik terlebih dulu.

“Nikmat-nikmat itu, “kata Ustadz Ali,”… adalah nikmat lupa, sakit, mati dan musibah. “

Secara ringkas beliau memberikan contoh-contoh dalam setiap poin bahasannya. Lupa itu menjadi nikmat bagi ibu-ibu yang melahirkan dimana rasa sakitnya tentu tidak terus teringat bahkan kemudian kaum Ibu rela untuk melahirkan kembali.

Sakit juga menjadi nikmat karena dengan kerelaan menerima takdir sakit dari Alloh akan membuat seorang hamba terus berdzikir dan mendekatkan diri kepadaNya. Kematian yang sebenarnya bagai kebanyakan orang adalah sesuatu yang menakutkan, tapi menjadi nikmat Alloh Azza wa Jalla bagi mereka yang menderita penyakit yang nan tak kunjung sembuh.

Begitupun musibah yang menimpa seorangberiman, maka jika disikapi secara shabar musibah akan memberikan hikmah yang amat luar biasa nikmatnya. Masya Alloh, Laa haula wa laa quwwata illa biLlah!

Hari ini (30/06) jurnalis Voa Islam yang menulis artikel ini akan kembali ke tempat bertugasnya di kota Laskar, Solo. Dimana nuansa shalat berjama’ah terutama di Mesjid-mesjid sekitar kediaman penulis yakni Ngruki, pada kesehariannya amat makmur dan membanggakan, terlebih di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan keagungan ini.

Penulis menitipkan pesan kepada takmir musholla untuk tetap istiqomah dan iltizam kepada Al Qur-an was Sunnah dalam mengelola semua prosesi keagamaan di musholla kecil tersebut. Semoga bulan Ramadhan menjadi wahana kita semua menempa diri menjadi hamba-hamba Alloh yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa, Amiin! (Abu Fatih/Voa Islam)


latestnews

View Full Version