View Full Version
Rabu, 02 Jul 2014

Ulin Yusron & Butet Ikuti Jejak Wimar Witoelar Memaki Lawan Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com) - Meski Wimar Witolear telah dipolisikan Muhamadiyah, namun langkah memaki lawan politik Jokowi itu tak membuat kubu Jokowi membully lawannya. Langkah black camapign ini diikuti wartawan eks Beritasatu Ulin Yusron dan budayawan Butet Kartaredjasa. Apakah ini bentuk kepanikan takut jagoannya kalah?

Sebelumnya, Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak melaporkan Wimar ke Mapolda Metro Jaya. Tindakan Wimar yang mengunggah gambar dinilai menghina Muhammadiyah karena di dalamnya terdapat lambang Muhammadiyah.

Wimar mengaku tidak ingin memperbesar masalah ini. Permintaan maaf ke Muhammadiyah secara langsung juga telah dia lakukan dan disebar di media sosial. "Saya berhubungan baik dengan Muhammadiyah sejak menjadi aktivis mahasiswa. Saya juga berkawan baik dengan Pak Syafi'i Ma'arif, Pak Amien (Rais), dan Pak Din (Syamsudin)," ujarnya.

Pada gambar tersebut Wimar menulis istilah 'Gallery of Rogues, kebangkitan Bad Guys' yang seolah-olah gambar tersebut menuduh Muhammadiyah sebagai bajingan, kemudian kelompok bad guy. Untuk itu, Dahnil melaporkan Wimar atas tuduhan penghinaan dan pencemaran nama baik sesuai KUHP juga pelanggaran UU ITE.

Kini Ulin Yusron & Butet Ikuti Sumpah Serapah Ala Wimar

Perang terhadap dua calon presiden yang di media sosial (medsos) seperti facebook dan twitter nampaknya kian hari kian memanas. Bahkan tokoh sastrawan sekaligus pelawak Butet Kartaredjasa pukul 11.17 WIB pada Kamis (26/06) dan Ulin Yusron jam 15.04 WIB pada Sabtu (28/6), dianggap tim dari Juru bicara kampanye media sosial Prabowo Hatta Noudhy Valdryno sangat meresahkan.


Pasalnya menurut Ryno kalau sebagai tokoh yang dikagumi oleh banyak orang dan sebagai wartawan yang juga adalah mantan pemimpin redaksi media Berita Satu, Butet dan Ulin seharusnya memberi contoh cara berkampanye yang baik kepada masyarakat umum. Apalagi sekarang sudah menjelang bulan Ramadhan.

Dalam twitnya Butet mengolok para pemilih calon presiden nomor urut satu sebagai “orang belum waras”. Sedangkan Ulin dengan akun @ulinyusron menuliskan “Si fasis, penculik, pemberang #PraharaBocor” sambil menyertakan gambar suntingan wajah Prabowo yang diberi kumis dan seragam ala Hitler.

"Kedua pendukung Joko Widodo ini tidak sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Prabowo Subianto selalu mengatakan, pribadi bangsa kita adalah tenggang roso. Silih asah, silih asih, silih asuh – bukan saling curiga, saling benci, saling mengejek. Olokan pak Butet yang mengolok pemilih pak Prabowo sebagai orang gila tidak sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Demikian juga dengan suntingan gambar yang diterbitkan pak Ulin” ujar Ryno saat dihubungi wartawan, Minggu (29/6).

Kepada awak media, Ryno mengajak pengguna media sosial untuk berkampanye dengan sehat. “Tidak menyebar fitnah, tidak menyebar kebencian, tidak menyebar olokan. Kita bangsa besar. Mari kita kampanye gagasan, bukan olokan. Saya percaya siapa yang menyebar olokan, akan rugi sendiri” tutup Ryno.

Melalui akun Twitternya @masbutet, Butet Kartaredjasa menunjukkan keberpihakannya kepada Joko Widodo dengan mengolok pendukung Prabowo Subianto. Dalam Twitternya, Butet mengatakan, “OBRAL!!! KHUSUS YG BLM WARAS. PILIH 1 dpt bonus: 1. Kemewahan utk kuda. 2. Lumpur utk rakyat. 3. Korupsi bersama sapi.”.

Dalam Twitternya, Butet mengatakan, “OBRAL!!! KHUSUS YG BLM WARAS. PILIH 1 dpt bonus: 1. Kemewahan utk kuda. 2. Lumpur utk rakyat. 3. Korupsi bersama sapi.”.

Sebut 'Bajingan', Wimar Witoe​lar Harus Minta Maaf Pada PP Muhammadiyah Selengkapnya disini

Seperti dilansir situs Muhammadiyah.or.id, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan bahwa secara organisatoris, Persyarikatan Muhammadiyah yang telah berusia lebih dari satu abad ini secara konsisten bersikap netral terhadap persolaan hiruk pikuk perhelatan akbar bangsa tercinta.

Terlebih dalam hal dukung mendukung. Dalam hal ini Muhammadiyah meminta pihak-pihak baik secara individu maupun partai politik serta tim sukses calon presiden dapat kiranya menghormati ketetapan Muhammadiyah, secara khusus terkait semakin memanasnya dinamika politik ditanah ibu pertiwi jelang pilpres 9 Juli mendatang.

Wimar Witoelar dilaporkan Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak karena mengunggah foto provokatif di akun Facebook miliknya. Wimar pun dijerat Undang-undang Informasi dan Transaksi elektronik (ITE).
 
Menurut Dahnil, laporan tersebut dibuat karena desakan dari umat Muhammadiyah yang geram dengan perbuatan Mantan Juru Bicara Eks, Presiden Abdurahman Wahid itu.

"Komunikasi dengan WW tidak ada. Laporan hari ini karena desakan dari umat Muhammadiyah sangat besar karena ini adalah penistaan terhadap Muhammadiyah," ujar Dahnil kepada wartawan di SPKT Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (30/6/2014).

Kata dia, Muhammadiyah suatu organisasi yang sudah tua daripada Kemerdekaan Indonesia.

"Muhammadiyah sudah bekerja untuk Indonesia cukup lama, dan penghinaan itu cukup menyakitkan bagi Muhammadiyah di seluruh Indonesia," tutupnya.

Perlu diketahui sebelumnya, Wimar Witoelar yang merupakan bekas juru bicara mantan Presiden, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu telah memposting sebuah foto di akun Facebooknya. Foto itu memerlihatkan Prabowo Subianto dan elite koalisi Merah Putih yang dipadukan dengan tokoh terorisme.   

Kampanye Hitam Bentuk Ketidakberdayaan Politik

Pada akhirnya kampanye hitam atas sosok capres cawapres bukan saja sebagaimana yang disampaikan oleh KH Hasyim Muzadi menunjukkan tidak pedenya capres cawapres melainkan bentuk ketidakberdayaan politik capres cawapres yang akan maju ke pilpres mendatang. Bukan tidak mungkin jika kampanye hitam ini berjalan secara sistematis maka kekhawatiran BIN yang diwakili oleh Marciano akan benar-benar terjadi. Yakni terjadinya krisis kepercayaan terhadap kedua capres cawapres yang berimplikasi ketidakpercayaan terhadap pilpres. Salah satu faktor ketidakberdayaan capres cawapres adalah bahwa capres cawapres hanyalah pioneer di dalam sebuah permainan politik yang melibatkan banyak pihak. Antara parpol yang berkoalisi dengan para elitnya, sponsor parpol, dan kekuatan-kekuatan intervensi asing. Ditambah dalam kondisi kran keterbukaan politik yang begitu luas saat ini maka sulit untuk tidak mengatakan bahwa permainan politik nasional bebas dari intervensi asing melalui para agennya di berbagai lembaga negara dan pemerintah. Apalagi fakta ketergantungan ekonomi yang besar lewat hutang luar negeri yang terus membumbung tinggi tidak bisa dibantah telah menjadi bukti. Dimana hutang itu senantiasa dihiasi oleh beragam prasyarat-prasyarat jika akan direschedulling apalagi dimoratoriumkan. Terlalu pagi berharap munculnya pemimpin yang memiliki keberanian politik untuk mengatakan STOP Intervensi Asing melalui hutang dan eksploitasi kekayaan sumber daya alam. Yang paling mungkin dilakukan oleh pemimpin mendatang hanyalah renegosiasi atas kontrak kerjasama investasi asing. - See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/06/09/30840/kampanye-hitam-pilpres-wujud-ketidakberdayaan-politik/#sthash.WWoaFNDr.dpuf
Pada akhirnya kampanye hitam atas sosok capres cawapres bukan saja sebagaimana yang disampaikan oleh KH Hasyim Muzadi menunjukkan tidak pedenya capres cawapres melainkan bentuk ketidakberdayaan politik capres cawapres yang akan maju ke pilpres mendatang. Bukan tidak mungkin jika kampanye hitam ini berjalan secara sistematis maka kekhawatiran BIN yang diwakili oleh Marciano akan benar-benar terjadi. Yakni terjadinya krisis kepercayaan terhadap kedua capres cawapres yang berimplikasi ketidakpercayaan terhadap pilpres. Salah satu faktor ketidakberdayaan capres cawapres adalah bahwa capres cawapres hanyalah pioneer di dalam sebuah permainan politik yang melibatkan banyak pihak. Antara parpol yang berkoalisi dengan para elitnya, sponsor parpol, dan kekuatan-kekuatan intervensi asing. Ditambah dalam kondisi kran keterbukaan politik yang begitu luas saat ini maka sulit untuk tidak mengatakan bahwa permainan politik nasional bebas dari intervensi asing melalui para agennya di berbagai lembaga negara dan pemerintah. Apalagi fakta ketergantungan ekonomi yang besar lewat hutang luar negeri yang terus membumbung tinggi tidak bisa dibantah telah menjadi bukti. Dimana hutang itu senantiasa dihiasi oleh beragam prasyarat-prasyarat jika akan direschedulling apalagi dimoratoriumkan. Terlalu pagi berharap munculnya pemimpin yang memiliki keberanian politik untuk mengatakan STOP Intervensi Asing melalui hutang dan eksploitasi kekayaan sumber daya alam. Yang paling mungkin dilakukan oleh pemimpin mendatang hanyalah renegosiasi atas kontrak kerjasama investasi asing. - See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/06/09/30840/kampanye-hitam-pilpres-wujud-ketidakberdayaan-politik/#sthash.WWoaFNDr.dpuf
Pada akhirnya kampanye hitam atas sosok capres cawapres bukan saja sebagaimana yang disampaikan oleh KH Hasyim Muzadi menunjukkan tidak pedenya capres cawapres melainkan bentuk ketidakberdayaan politik capres cawapres yang akan maju ke pilpres mendatang. Bukan tidak mungkin jika kampanye hitam ini berjalan secara sistematis maka kekhawatiran BIN yang diwakili oleh Marciano akan benar-benar terjadi. Yakni terjadinya krisis kepercayaan terhadap kedua capres cawapres yang berimplikasi ketidakpercayaan terhadap pilpres. Salah satu faktor ketidakberdayaan capres cawapres adalah bahwa capres cawapres hanyalah pioneer di dalam sebuah permainan politik yang melibatkan banyak pihak. Antara parpol yang berkoalisi dengan para elitnya, sponsor parpol, dan kekuatan-kekuatan intervensi asing. Ditambah dalam kondisi kran keterbukaan politik yang begitu luas saat ini maka sulit untuk tidak mengatakan bahwa permainan politik nasional bebas dari intervensi asing melalui para agennya di berbagai lembaga negara dan pemerintah. Apalagi fakta ketergantungan ekonomi yang besar lewat hutang luar negeri yang terus membumbung tinggi tidak bisa dibantah telah menjadi bukti. Dimana hutang itu senantiasa dihiasi oleh beragam prasyarat-prasyarat jika akan direschedulling apalagi dimoratoriumkan. Terlalu pagi berharap munculnya pemimpin yang memiliki keberanian politik untuk mengatakan STOP Intervensi Asing melalui hutang dan eksploitasi kekayaan sumber daya alam. Yang paling mungkin dilakukan oleh pemimpin mendatang hanyalah renegosiasi atas kontrak kerjasama investasi asing. - See more at: http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/06/09/30840/kampanye-hitam-pilpres-wujud-ketidakberdayaan-politik/#sthash.WWoaFNDr.dpuf

Pada akhirnya kampanye hitam atas sosok capres cawapres bukan saja sebagaimana yang disampaikan oleh KH Hasyim Muzadi menunjukkan tidak pedenya capres cawapres melainkan bentuk ketidakberdayaan politik capres cawapres yang akan maju ke pilpres mendatang. Bukan tidak mungkin jika kampanye hitam ini berjalan secara sistematis maka kekhawatiran BIN yang diwakili oleh Marciano akan benar-benar terjadi. Yakni terjadinya krisis kepercayaan terhadap kedua capres cawapres yang berimplikasi ketidakpercayaan terhadap pilpres.

Salah satu faktor ketidakberdayaan capres cawapres adalah bahwa capres cawapres hanyalah pioneer di dalam sebuah permainan politik yang melibatkan banyak pihak. Antara parpol yang berkoalisi dengan para elitnya, sponsor parpol, dan kekuatan-kekuatan intervensi asing. Ditambah dalam kondisi kran keterbukaan politik yang begitu luas saat ini maka sulit untuk tidak mengatakan bahwa permainan politik nasional bebas dari intervensi asing melalui para agennya di berbagai lembaga negara dan pemerintah. Apalagi fakta ketergantungan ekonomi yang besar lewat hutang luar negeri yang terus membumbung tinggi tidak bisa dibantah telah menjadi bukti.

Dimana hutang itu senantiasa dihiasi oleh beragam prasyarat-prasyarat jika akan direschedulling apalagi dimoratoriumkan. Terlalu pagi berharap munculnya pemimpin yang memiliki keberanian politik untuk mengatakan STOP Intervensi Asing melalui hutang dan eksploitasi kekayaan sumber daya alam. Yang paling mungkin dilakukan oleh pemimpin mendatang hanyalah renegosiasi atas kontrak kerjasama investasi asing. [twitter/aktual/adivammar/voa-islam.com]

Sebut 'Bajingan', Wimar Witoe​lar Harus Minta Maaf Pada PP Muhammadiyah

JAKARTA (voa-islam.com) - Seperti dilansir situs Muhammadiyah.or.id, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan bahwa secara organisatoris, Persyarikatan Muhammadiyah yang telah berusia lebih dari satu abad ini secara konsisten bersikap netral terhadap persolaan hiruk pikuk perhelatan akbar bangsa tercinta.

Terlebih dalam hal dukung mendukung. Dalam hal ini Muhammadiyah meminta pihak-pihak baik secara individu maupun partai politik serta tim sukses calon presiden dapat kiranya menghormati ketetapan Muhammadiyah, secara khusus terkait semakin memanasnya dinamika politik ditanah ibu pertiwi jelang pilpres 9 Juli mendatang.

Terkait maraknya materi banner yang bernada provokasi yang telah dilakukan pada facebook Wimar Witoe​lar, dimana lambang persyarikatan Muhammadiyah ditampilkan dengan mencantumkan keterangan "Gallery of Rogues.. Kebangkitan Bad Guys" (upload 15/6/2014). Atau status fasis ini dapat diartikan 'Galeri Bajingan.. Kebangkitan Orang Jahat' yang di share pada Facebook Wimar Witoelar seorang tokoh simpatisan Jokowi.

Muhammadiyah menutut Wimar Witoelar meminta maaf soal status di facebooknya, status fasis ini dapat diartikan 'Galeri Bajingan.. Kebangkitan Orang Jahat' yang di share pada Facebook Wimar Witoelar.

Menurut Iwan Setiawan, tindakan Wimar Witular selaku publik figur kiranya sangat disayangkan sekali. Tindakan Wimar, selain jelas menyakiti hati warga persyarikatan, juga akan dapat menjadikan bumerang bagi capres yang didukung wimar. Karena dalam posisi pribadi/individu warga Muhammadiyah, tentunya ada yang mendukung masing-masing capres dimaksud.



Secara pribadi saya berhadap Wimar secara gentle dan kesatria berkenan untuk menghapus banner dimaksud, dan secara pribadi mau menyatakan permintaan maaf kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Terlebih Wimar sebagai seorang jurnalis harusnya sangat faham akan etika dan kode etik dalam menyampaikan pendapat melalui media sosial, kecuali memang wimar memiliki agenda pribadi yang tidak baik untuk mengadu domba warga muhammadiyah.

Terhadap ribuan usulan dan tuntutan warga Muhammadiyah, khususnya yang tergabung dalam sosial media, agar melaporkan Wimar Witoe​lar karena melanggar UU ITE, Iwan Setiawan menyampaikan, bahwa hal itu diserahkan sepenuhnya kepada kebijakan PP Muhammadiyah, sebagai institusi tertinggi persyarikatan.

Selain berharap agar Wimar segera menghapus banner tersebut dan meminta maaf secara publik melalui media sosial, iwan juga menghimbau agar warga muhammadiyah tetap berfikir cerdas dan tidak mudah untuk terprovokasi terhadap kasus ini, dengan senantiasa mengedepankan semangat sillaturahmi dan tabayyun, agar kita dijauhkan dari dusta dan fitnah. Terlebih situasi saat ini sangat sensitif terhadap segala hal. [adivammar/voa-islam.com]

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/06/19/31060/sebut-bajingan-wimar-witoe8203lar-harus-minta-maaf-pada-pp-muhammadiyah/#sthash.5yLJgwcb.dpuf

latestnews

View Full Version