View Full Version
Kamis, 03 Jul 2014

Bantahan Putra-putra Ustadz Abu Bakar Ba'asyir terhadap Tuduhan Dukungan kepada Salah Satu Capres

SOLO (Voa-Islam) – Terpaan gelombang demokrasi dengan arus Pilpres-nya di negri ini benar-benar memberikan sampah dan kotoran yang menyesakkan dada orang-orang yang ingin beriman dengan benar. Sampah dan kotoran berupa ghibah dan fitnah serta berbagai rumor bukan saja menimpa mereka yang bergaya hidup bebas seperti para selebritis.

Namun juga menimpa para Asatidz, dimana dalam pandangan Islam, merekalah yang semestinya menjadi public figure. Walau dalam kehidupan ditengah falsafah dan sistim yang bobrok ini, justru para artis malah dijadikan suri teladan dalam kehidupan.

Sampai kepada kami (Voa Islam) kegelisahan Ustadz Rosyid Ridho, Lc dan Ustadz Abdul Rochim dimana kedua beliau adalah putra Ustadz Abu Bakar Ba’asyir fakkallohu asroh. Kedua beliau ini sampai membuat pernyataan keras terhadap berita yang berkembang menyangkut sikap mereka terhadap Pilpres (Demokrasi).

Di sebuah kabupaten yang bertetangga dengan Solo, yakni Karanganyar telah berkembang kabar dari mulut ke mulut bahwa kedua beliau menyetujui dukungan kepada salah satu Capres 2014. Kepada kami, Ustadz Abdul Rochim Ba’asyir dengan tegas membantah rumor tersebut.

Bahwa benar beliau dekat dengan para Asatidz yang tergabung dalam Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS) namun tidak berarti beliau menyetujui setiap langkah dan sikap DSKS. Apalagi terhadap sikap para Asatidz DSKS belakangan yang terang-terangan mendukung salah satu Capres.

Bahkan hingga usai Pilpres tanggal 9 Juli besok, beliau membatasi diri untuk tidak menghadiri majelis DSKS, sebagai bentuk protes beliau terhadap langkap DSKS tersebut. Demikian konfirmasi Ustadz Iim, sapaan beliau, kepada kami (Rabu, 2/7).

Kita jadi teringat, betapa gegabahnya seorang Wimar Witoelar yang menayangkan gambar keji dan kurang ajarnya terhadap para Syuhada Trio Bom Bali I dan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Dimana dalam gambar rekayasanya, Wimar menyebut Ustadz Abu dan Trio Bom Bali I sebagai barisan bandit yang mendukung salah satu Capres yang tidak disukainya. Padahal jelas, baik Trio Mom Bali I yang sudah tiada dan Ustadz Abu menolak keras demokrasi.

Berikut ini adalah pernyataan kedua putra Ustadz Abu Bakar Ba’asyir:

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين ، نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

Amma ba’du,
Telah sampai kepada Kami berita yang tersebar di kalangan Kaum Muslimin yang menyatakan bahwa saya Abdul Rochim Baasyir dan kakak saya Rosyid Ridho Baasyir di kabarkan bahwa kami menyetujui ijtihad sebagian ulama yang membolehkan ikut dalam pemilu dan menghalalkan demokrasi dengan alasan kepentingan umat Islam di Indonesia yang sangat terkait dengan pemenangan salah satu pasangan calon presiden pada musim pemilu tahun 2014 ini.

Dengan ini, Kami membantah berita fitnah itu dan kami menyerahkan urusan mereka yang membuat dan ikut menyebarkan berita fitnah itu kepada Allah swt. Dan semoga Allah swt. Membalasi mereka dengan seadil-adilnya.

Kami sangat menghormati Ijtihad para Asatidz dan Ulama di manapun walau dalam hal-hal yang kami tidak sependapat dengan mereka. Kami selalu berdoa agar Allah swt. Membimbing kami dan mereka dan Seluruh Kaum Muslimin ke jalan Yang benar dan di RidhoiNya. Amin Ya robbal alamin.

Kami ingatkan bahwa para penebar fitnah itu telah memecah kesatuan hati kaum muslimin dan menyebabkan kegundahan di hati sebagian mereka serta menimbulkan suasana permusuhan diantara sesama saudara seislam adalah perbuatan Orang Munafik dan sungguh mereka harus bertanggungjawab kelak di hadapan Allah swt. Wa hasbunallahu wani’mal wakiil.

Ingatlah bahwa perbuatan menggunjing dan menebarkan berita palsu adalah dilarang Oleh Allah swt dalam firmannya :
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik dengannya.” (Al-Hujurat: 12)

Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan makna ghibah (menggunjing) ini. Beliau bersabda, “Tahukah kalian apakah ghibah itu?” Mereka menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui” Beliau bersabda, “Engkau mengabarkan tentang saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang aku katakan itu memang terdapat pada saudaraku?” Beliau menjawab, “Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu, maka engkau telah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta atasnya.”  (HR. Muslim)

Kami juga mengingatkan kepada seluruh kaum muslimin agar berhati-hati di zaman Fitnah ini dan tidak mudah menerima berita dan mengingatkan siapapun yang mendengar berita palsu agar bertabayyun dan memastikan kebenarannya dahulu seperti dalam firman Allah swt:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
(Al Hujurat:6)

Demikian penjelasan kami semoga memperjelas apa yang selama ini tersebar di kalangan sebagian kaum muslimin.
Hasbunallahu wani’mal wakiil.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

 Tertanda:

     (Rosyid Ridho Baasyir)     (Abdul Rochim Baasyir)

Inilah resiko hidup di negeri demokrasi, sehingga setiap orang termasuk sebahagian mereka yang mengaku aktivis Islam kadang berbicara seenaknya sebagai aktualisasi liberalisasi yang menganut freedom of expression. Bahkan dalam Pilpres ini, pendukung-pendukung salah satu Capres sudah dengan sangat terbuka menghina para Ulama dan Diinul Islam dalam jejaring sosial media mereka.(AF)


latestnews

View Full Version