SOLO (Voa-Islam.com) - Kabar menggemberikan datang dari ISIS yang pada awal Ramadhon 1435 H mendeklarasikan diri sebagai khilafah Islamiyah masa kini. Berbagai macam tanggapan bermunculan dari penjuru dunia soal Deklarasi Khilafah Islamiyah oleh Khalifah Ibrahim Abu Bakr Al Baghdady, tidak terkecuali di Indonesia.
Kabar ini disikapi berbeda, ada yang suka cita karena setelah sekian lama ummat Islam hidup tanpa naungan khilafah yang terakhir runtuh di Turki Ustmani karena gempuran dan konspirasi Mustafa Kamal Attarurk. Tanggapan miring mengenai khilafah baru oleh faksi-faksi jihad dan ormas Islam pun datang dari mereka yang mengajak dan memperjuangkan sistem khilafah.
Hal ini tentu membuat banyak masyarakat awam terutama para aktivis jihad ramai mendiskusikannya, pada satu sisi mereka melihat fakta kedhohiran deklarasi Khilafah Islamiyah, namun di sisi lain mereka juga memandang secara fiqih yang syar’i, apakah deklarasi Khilafah Islamiyah itu sepihak atau memang sudah di matangkan sebelumnya.
Reporter Voa-islam.com rabu (02/07/2014) mencoba meminta tanggapan dari Ustadz Aris Munadar Al Fatah ketua DDII Jateng perihal masalah yang cukup ramai diperbincangkan di media sosial. Hal ini bertujuan agar para aktivis tidak terjebak dalam polemik tak bermanfaat, salah faham dan saling menyerang.
Ustadz Aris Munandar menyatakan “Kabar menggembirakan untuk umat Islam dan aktifis pergerakan dengan berdirinya khilafah baru di Iraq dan Syam, ketika mendeklarasikan ISIS di leburkan untuk mengatasi perbedaan antara faksi jihad selama ini, dan menyatukan di bawah bendera khilafah”
Beliau menambahkan, "Adapun sikap kita sebagai seorang muslim yang jauh dari Bumi Syam khususnya dan tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya apa yang sedang terjadi di sana, maka umat Islam tidak terjebak dalam prasangka yang salah dan tidak terkesan terburu buru dan terlihat hanya modal semangat serta fanatik saja" ujar Ustadz yang juga alumni Mahad Al Mukmin Ngruki ini memberikan nasehat kepada umat Islam Indonesia.
Adapun sikap kita sebagai seorang muslim yang jauh dari Bumi Syam khususnya dan tidak mengetahui kondisi yang sebenarnya apa yang sedang terjadi di sana, maka umat Islam tidak terjebak dalam prasangka yang salah dan tidak terkesan terburu buru
Menurutnya umat Islam Indonesia perlu menunggu sikap ulama dunia. “Memantau perkembangannya sambil menunggu sikap ulama dunia,serta mendorong ke arah yang lebih baik, bagus juga kalau di bahas buku Addaulah Baianal Haqoiq Wal Wahm," tegasnya kepada reporter Voa Islam.
Sebelum menutup pembicaraan Ustadz Aris berpesan "Yang jelas, umat Islam di manapun berada selalu memimpikan akan hadirnya sebuah khilafah Islamiyah yang bisa menyatukan umat dan memberikan keamanan dalam hak umat Islam untuk melaksanakan syariat secara kaffah, bukan malah memecah belah umat dan menjadi alasan untuk memvonis dan menghujat kelompok lainya yang tidak setuju dengan gaya fikirnya. [Adivammar/Protonema/Nabhan/voa-islam.com]