View Full Version
Sabtu, 05 Jul 2014

Pesantren Ramadhan 'Aku Bangga Menjadi Anak Sholeh' dari Donasi Pembaca Voa Islam Sudah Dimulai

BEKASI (voa-islam.com) – Kegiatan pesantren Kilat Ramadhan ‘Aku Bangga Menjadi Anak Sholeh’ dimulai hari ini, Sabtu (5/06/2014) sampai Ahad (06/06/2014) besok. Acara dibuka pada Pukul 09.00 WIB oleh ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Muhajirin, Bapak Ustadz Agus Susilo.

“Anak Sholeh menjadi investasi berharga bagi orang tua saat keduanya sudah wafat,” tuturnya menjelaskan manfaat menjadi anak sholeh, Sabtu (05/06) pagi tadi.

Sebagaimana yang sudah diketahui bahwa doa anak sholeh untuk orang tuanya menjadi salah satu dari tiga pahala dan kebaikan yang terus mengalir ke orang tua saat keduanya sudah meninggal dunia.

Dalam pesannya, Ustadz Agus berharap para peserta bisa mengikuti acara ini dengan baik, supaya mendapatkan ilmu yang manfaat.

52 peserta santriwan dan santriwati terlihat semangat mengikuti pesantren kilat di masjid Al-Muhajirin, Kavling Harapan Kita, Harapan Jaya, Bekasi Utara ini. Mereka mengaku senang menjadi anak sholeh, karena Allah menyayangi anak-anak yang sholeh.

“Dan orang-orang yang disayangi Allah akan dimasukkan ke dalam surganya,’ tambah Ustadz Badrul Tamam yang menjadi pembicara pembuka pada kegiatan ini.

* Suasana Pendaftaran Santriwati Pesantren Ramadhan, "Aku Bangga Menjadi Anak Sholeh"

* Santriwan khidmat megikuti penyampaian Ustadz Eri.

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar" menjadi yel penyemangat para peserta. Lalu diikuti dengan pernyataan tegas ‘Aku Bangga Menjadi Anak Sholeh”. Tujuannya, agar keshalihan menjadi satu kebanggaan.

Di zaman sekarang banyak anak-anak remaja yang lebih suka disebut sebagai agak gaul, anak punk, dan sebutan serupa, daripada dikenal sebagai anak shalih.

Perlu diketahui, acara pesantren kilat ini diselenggarakan dengan dana (sebagiannya) dari infak dan sedekah para pembaca voa islam. Besar harpaan bahwa kontribusi dari para pembaca menjadi sarana Allah menjaga dan menambah hidayahnya untuk kita semua. Karena balasan sesuai dengan jenis amal. Lebih dari itu, orang yang memiliki jasa dalam menunjuki orang lain maka ia akan mendapat pahala sebanyak orang yang menyambut dan menjalanan hidayah tersebut.

“Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya,” (HR. Ahmad, Muslim, dan al-Tirmidzi)

Pemateri pertama, Psicolog lulusan S2 UI, Ust Eri Vidiyanto, M.Psi. memotifasi anak-anak untuk tetap semangat mengikuti kegiatan pesantren kilat ini. ”Anak sholeh harus tetap semangat, walaupun sedang dalam kondisi puasa,” tuturnya.

Dalam penyampaiannya, Kak Eri mengajak para peserta untuk bangga menjadi seorang muslim. Salah satu bukti kebanggaan tersebut dibuktikan dengan bangga menghafal Al-Qur'an.

Sebagaimana telah ditulis sbelumnya, pesantren kilat Ramadhan ini untuk menjawab derasnya arus informasi dan globalisasi berdampak kepada keimanan remaja muslim. Dampak tersebut telah merubah tata nilai layak dalam pandangan mereka –secara global-. Rasa mulia tidak lagi berpijak kepada keimanan dan ketakwaan. Kesalehan tidak lagi menjadi kebanggaan. Sehingga realitanya, masjid-masjid sepi dari remaja. Bahkan masjid yang memiliki organisasi dan kegiatan keremajaan menjadi barang langka.

Karenanya, di antara tujuan pesantern Ramadhan ini adalah untuk membekali remaja agar mampu menyaring perkembangan informasi dan dampak negative dari kehidupan modern. Remaja muslim menjadi generasi yang bangga dengan keshalehan dan memiliki kepribadian Islami (syakhshiyah Islamiyah).

Tujuan lainnya di selenggarakan pesantren kilat ini –sebagaimana yang tercantum pada proposal kegiatan- adalah sebagai sarana mendekatkan generasi muda ke masjid agar tercantum sebagai remaja yang sudah tumbuh dalam ibadah kepada Allah.

Kegiatan yang diselenggarakan pada pekan pertama di bulan puasa ini juga memiliki maksud dan tujuan untuk menanamkan kecintaan anak-anak remaja kepada kitab suci Al-Qur'an. Sehingga diharapkan kegiatan pesantren kilat ini menjadi embrio terbentuknya lembaga tahfidzul Qur’an di lingkungan kampung Harapan Kita, Harapan Jaya, Bekasi Utara sehingga menjadi kampung Qur’an. [PurWD.voa-islam.com]


latestnews

View Full Version