View Full Version
Ahad, 06 Jul 2014

Obrolan Dengan Sopir Taksi Tentang Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com) - Sopir taksi itu sangat lugu. Bersahaja. Tidak seperti pangamat politik LIPI, Ikrar Nusa Bakti. Di mana sudah menjadi corong Jokowi. Bukan lagi pengamat yang memberikan gambaran objektif kepada rakyat.

Ikrar Nusa Bakti hanya ingin menjerumuskan rakyat kepada kesengsaraan dengan mengarahkan rakyat kepada Jokowi.

Sopir taksi itu benar-benar orisinil berpikirnya. Menggunakan dasar logika yang sangat sederhana  tidak berbelit. Dia bisa menganilis sosok Jokowi dengan lugas, dan sederhana yang menggambarkan pribadi Jokowi.  Sungguh sangat berbeda dengan para pengamat politik yang sangat berbelit.

Inilah obrolan dengan sopir taksi sepanjang jalan, hingga ke tujuan, rumah. Sopir taksi ‘Taxiku’ itu, sebut saja Nurdin. Dia menjadi sopir taksi sudah lebih dua puluh tahun.

“Bagaimana Pak pandangannya tentang Jokowi?”

Kemudian sopir taksi itu menjawab dengan memberikan analog:

“Bagaimana perasaan bapak, jika bapak sedang membangun rumah, belum selesai, kemudian tukang bapak yang diharapkan menyelesaikan bangunan rumah, tiba-tiba pergi?”

“Bagaimana perasaan bapak, jika bapak diajak pergi ke Bandung oleh temannya, kmudian sampai di Bandung, tiba-tiba teman bapak meninggalkan begitu saja?”

“Bagaimana perasaan bapak, seandainya putri bapak dinikahi seorang pria, baru satu tahun setengah, kemudian tiba-tiba suaminya meninggalkan istrinya, tanpa ada pemberitahuan kepada istrinya?”

“Bagaimana kalau bapak mendapatkan kepercayaan dan amanah rakyat kampung, dipilih menjaid ketua RT, kemudian bapak meninggalkannya begitu saja?”.

Jadi begitulah ungkapan penilaian sopir taksi Nurdin tentang Jokowi. Tidak amanah. Tidak jujur. Ambisius. Hanyalah mengikuti ambisinya. Sampai Nurdin mengatakan wajah Jokowi (maaf) tidak pantas menjadi presiden, ibaratnya Jokowi itu, seperti tukang bakso yang tiba-tiba kaya mendadak, sampai memakai peci saja miring, ujarnya.

Sopir taksi itu menyesalkan Jokowi yang begitu mudah meninggalkan rakyat yang memilihnya. Padahal, baru satu setengah tahun, belum melakukan apa-apa. “Jakarta belum pernah terjadi banjir begitu hebat pada masa periode gubernur DKI sebelumnya. Tapi, di masa Jokowi, Bunderan HI terendam, dan sebentar hujan Jakarta sudah banjir. "Sampai Jokowi dijuluki gubernur banjir", tukasnya.

Sopir taksi itu, menambahkan Jokowi yang berambisi menjadi presiden itu, harus berari ngaca, berapa ‘modal yang dimilikinya?”, tanya sopir taksi itu. Sungguh Jokowi hanyalah orang yang tidak memiliki ‘ora rumongso’ (tidak memiliki perasaan), dan berani berspekulasi dengan cara mengorbankan rakyat. "Saya tidak percaya Jokowi bisa memimpin Indonesia", tegas sopir taksi itu. (jj/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version