JAKARTA (voa-islam.com) – Ketua Bidang Hukum Front Pembela Islam (FPI) Munarman SH mengatakan setidaknya ada tiga jenis wartawan media-media sekuler (maenstream) di Indonesia sejak dulu sampai sekarang.
Menurutnya jenis wartawan yang pertama ini adalah wartawan ideologis. Wartawan ideologis ini adalah mereka yang menulis memang untuk mempropagandakan ideologi-ideologinya. Walaupun terkadang ideologi-ideologinya ditampilkan secara sembunyi-bunyi”
“Yang termasuk ke dalam jenis yang pertama ini misalnya seperti Goenawan Muhammad dan Uni Lubis” katanya saat menjadi salah satu pembicara dalam acara “Silaturahim Nasional 5 Tahun Voa-Islam” pada Kamis (26/06/2014) yang lalu di Hotel Grand Alia, Cikini, Jakarta.
Jenis kedua wartawan media sekuler oleh Munarman diistilahkan dengan frase wartawan pragmatis. Ia mengatakan untuk jenis yang kedua ini, para wartawan ini dalam menjalankan tugasnya, terkadang untuk mendapatkan uang belaka. Mereka akan meliput dan menulis sebuah berita, jika beritanya bisa “menghasilkan” uang.
“Wartawan pragmatis ini yang biasanya suka cloning berita antara sesama wartawan dan wartawan jenis ini sebenarnya yang paling banyak. Tetapi, menurut Munarman jenis wartawan kedua ini masih dibawah kendali jenis wartawan ideologis” jelasnya.
Jenis wartawan ketiga menurut Munarman adalah jenis wartawan idealis. Mereka menjalankan profesinya dengan semangat idealisme dan mereka biasanya tidak mau untuk diintervensi oleh siapa pun. Sekalipun wartawan ini bekerja di media sekuler, mereka punya idealisme tersendiri.
“Nah jenis ketiga ini ya seperti Pak Hanibal Wijayanta dan Pak Amran Nasution, dan wartawan seperti mereka ini sangat sedikit” ujarnya tersenyum.
Munarman juga mengatakan wartawan-wartawan media sekuler kerap kali sering berbicara tentang harusnya taat kepada kode etik jurnalistik, namun mereka sendiri juga sering melanggar kode etik jurnalistik.
Media Islam Harus Bersatu Melawan Media Sekuler
Munarman juga mengatakan bahwa media sekuler yang ada saat ini juga mempunyai Forum Pemred. Dalam forum itu, menurut Munarman, para Pemred media-media sekuler tersebut bersepakat untuk sama-sama membahas dan menyebarkan isu-isu kepada masyarakat.
Dalam konteks itulah, gagasan dibentuknya Forum Pemred Media-Media Islam menjadi sangat penting dan strategis. Oleh karena itu, Munarman memberikan nasehat agar media-media Islam harus bersatu dan tidak saling “menyerang”. Apalagi dalam tausiahnya, Munarman juga mengatakan kepada media-media Islam untuk tidak terlalu banyak berharap akan mendapat pembelaan dari Dewan Pers.
“Sudah tidak zaman lagi sesama media Islam saling “menyerang”, kalau media-media Islam seperti ini terus bagaimana kita bisa melawan mereka (media-media sekuler – red.) tutupnya. [Adi/voa-islam.com]