JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam acara Diskusi Munarman bersama Media dengan tema "Mengantisipais Skenario Chaos Kubu Merah" dan acara Ifthar Jama'i (buka puasa bersama) bersama media atas pencapaian VOA ISLAM menjejaki rangking #105 Alexa di Indonesia.
Terungkap bahwa Jokowi-JK dan tim pemenangan pasangan calon presiden (capres) nomor urut 2 ternyata diam-diam melobi pakar hukum tata negara Prof Yusril Ihza Mahendra untuk menjadi pengacaranya jika hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 berujung di Mahkamah Konstitusi (MK) dengan alasan Yusril sering memenangkan perkara di MK.
Namun, upaya ini ditolak dengan tegas oleh Yusril. Mantan Menteri Kehakiman itu mengatakan alasan penolakannya menjadi pengacara Jokowi-JK, karena ingin bersikap netral dalam Pilpres 2014. Narasumber kami menyatakan bahwa ada gelagat Jokowi-Jk akan kalah dalam pilpres 2014 ini sehingga ia melabuhkan advokasi hukum pada Prof Yusril.
Narasumber kami yang menjadi pembicara dan tak mau namanya disebutkan menyatakan hasil investigasinya pada Prof Yusril "Saya tanya kenapa Prof Yusril tidak mau membela Jokowi? ia menjawab dengan redaksi kurang lebih seperti ini "Saya tidak mau membela capres yang tidak membela Islam." ujar narasumber kami menjelaskan alasan penolakan Prof Yusril membela kubu Jokowi.
"Saya tidak mau membela capres yang tidak membela Islam." ujar narasumber kami menjelaskan alasan penolakan Prof Yusril membela kubu Jokowi.
Kami coba kroscek, ternyata memang benar adanya. Sindo melansir tulisan alasan dibalik penolakan Prof Yusril. "Kepada kubu Jokowi yang malam ini juga menelepon saya meminta membela mereka, saya katakan sikap saya netral," ujar Yusril dalam akun Twitternya, Rabu 9 Juli 2014.
Yusril menuturkan dalam pilpres ini dirinya tidak mempunyai kepentingan politik apapun terhadap kedua pasangan calon yang ada, baik Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta.
"Pemihakan saya hanya kepada bangsa dan negara, bukan kepada orang, termasuk siapapun yang nanti jadi presiden dan wakil presiden," lanjut Yusril dalam akun Twitternya.
Sebagai bukti sikap netralnya ini, Yusril pergi meninggalkan Indonesia untuk sementara menuju Eropa. Selain didasari tidak mau terlibat perhelatan pilpres di MK, kepergiannya ke Eropa untuk menghadiri festival film internasional di Madrid, Spanyol, mulai pertengahan Juli sampai awal Agustus.
"Kepergian saya ke Eropa juga merupakan bagian sikap netral saya untuk tidak memihak salah satu pasangan capres jika mereka bersengketa di MK," ucapnya. [abdullah/voa-islam.com]