Jakarta (Voa-Islam.Com)- Masa jabatan Menteri Agama Luqman Hakim Saifuddin tinggal kurang dari tiga bulan lagi, tepatnya akan berakhir pada 20 Oktober 2014 sesuai dengan berakhirnya Kabinet Indonesia Bersatu jilid II yang dipimpin Presiden SBY dan Wapres Boediono.
Padahal putra mantan Menag di era Orde Lama, KH Saifuddin Zuhri itu menjabat Menag belum genap dua bulan setelah mundurnya Suryadharma Ali karena kasus korupsinya sedang disidik KPK. Jadi praktis nantinya Lukman hanya menjabat Menag kurang dari 5 bulan.
Meski berasal dari partai politik PPP dibawah Ketua Umum Suryadharma Ali yang menjadi pendukung kuat Capres Prabowo Subianto, namun nama Lukman Hakim Saifuddin menjadi salah satu tokoh yang masuk dalam jajaran kabinet bayangan Capres Jokowi sebagai calon Menag selain tokoh Sepilis Musdah Mulia dan tokoh Syiah Indonesia, Jalaluddin Rahmat.
Harap maklum, hal itu dikarenakan dekatnya hubungan kekeluargaan sekaligus emosional antara Megawati dan Lukman, sebab KH Saifuddin Zuhri pernah menjadi Menag sekaligus orang kepercayaan mantan Presiden Sukarno
Harap maklum, hal itu dikarenakan dekatnya hubungan kekeluargaan sekaligus emosional antara Megawati dan Lukman, sebab KH Saifuddin Zuhri pernah menjadi Menag sekaligus orang kepercayaan mantan Presiden Sukarno agar NU tetap menjadi pendukung Bung Karno dan Nasakom. Padahal Megawati merupakan mentor politiknya Jokowi, yang pernah disebutnya sebagai “pekerja partai” meski pemenang Pilpres versi KPU yang dikenal curang itu nantinya menjadi Presiden RI menggantikan SBY. Maka tidaklah mengherankan jika Capres Jokowi tetap menempatkan nama Lukman sebagai calon Menag di jajaran anggota kabinetnya meski berasal dari PPP, jika kelak benar-benar menjadi Presiden RI.
Tentu saja Lukman sudah mengetahui kalau dirinya tetap menjadi salah seorang calon Menag pada kabinet Presiden Jokowi nantinya. Untuk itu Lukman habis-habisan mencari muka kepada Megawati dan Jokowi agar kelak tetap menjabat sebagai Menag. Salah satu langkahnya adalah beberapa hari lalu mengundang para tokoh agama minoritas, sekte dan aliran kepercayaan ke rumah dinasnya untuk dimintai masukan. Mereka antara lain para tokoh Bahai, Syiah, Ahmadiyah, Yahudi, Sikh, Zoroaster bahkan Sunda Wiwitan.
Selain itu langkah selanjutnya untuk cari muka ke Jokowi adalah Lukman berusaha mati-matian memasukkan agama Bahai sebagai agama resmi dan diakui negara selain enam agama yang telah diakui sebelumnya. Hal itu dimaksudkan agar bisa menjadi penilaian Megawati dan Jokowi kalau dirinya adalah Menag untuk semua kalangan agama termasuk minoritas seperti Bahai, bukan hanya Menag untuk kalangan Islam saja atau lima agama resmi lainnya.
“Saya kira kengototan Menag Lukman Hakim Saifuddin untuk menjadikan agama Bahai sebagai agama resmi di Indonesia, tidak terlepas dari upayanya untuk cari muka ke Capres Jokowi dan Ibu Megawati agar tetap menjabat Menag di kabinet mendatang,” ujar salah satu sumber di Kemenag yang tidak bersedia disebutkan identitasnya kepada Voa-Islam baru-baru ini.
Memang Capres Jokowi dikenal berfaham Sepilis sekaligus antek Asing dan Aseng. Maka tidaklah mengherankan jika nantinya jajaran kabinetnya akan diisi para dedengkot Sepilis, Komunis, antek Asing, antek Aseng, Konglomerat Hitam, Kristen, Katolik yang semuanya dikenal anti Islam, sehingga kabinet Presiden Jokowi nantinya akan lebih berbahaya bagi umat Islam Indonesia daripada kabinet Presiden Sukarno di era Nasakom, naudzubillah min dzalik. [Abdul Halim/Voa-Islam]