View Full Version
Senin, 28 Jul 2014

Saputra Pokemon 'FPL' Jadi Tersangka Kerusuhan Ramadhan di Dolly

SURABAYA (voa-islam.com) - Tak hiraukan bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1435 hijriah, preman FPL Dolly bikin ulah. Kerusahan di lokalisasi dolly antara warga dengan aparat keamana dipicu pemasangan plang dengan tinggi 2 meter yang bertuliskan 'Kelurahan Putat Jaya, Kampung Bebas Lokalisasi Prostitusi' untuk lokalisasi Jarak dan Dolly, oleh Pemkot Surabaya.

Petugas kepolisian Polrestabes Surabaya mengamankan 23 orang ditangkap karena dinilai menjadi provokator.

Setelah melakukan pemeriksaan 1x24 Jam, dari 23 orang setelah dilakukan pemeriksaan atas peristiwa tersebut. Ahirnya ada 4 orang yang telah ditetapkan tersangka. "Ada 4 orang menjadi tersangka dan mereka dijerat pasal berlapis Pasal 160, Pasal 214 dan 170 KUHP tentang kejahatan penghasutan, melawan petugas dan pengeroyokan dengan ancaman hukuman penjara kurang lebih 10 tahun," terang Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta, Senin (28/7/2014). Sedangkan data diperoleh untuk ke empat orang itu adalah Subekiyanto (49), Kanan (45), Sungkono Ari Saputo alias Pokemon (34) dan Kusnadi (40).

Seperti pada berita sebelumnya, konflik horizontal antara petugas Kepolisian dengan warga lokalisasi Dolly dan Jarak dalam agenda pemasangan papan kawasan bebas prostitusi hari ini, Minggu (27/07/2014). Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan ini terjadi waktu aparat kepolisian menindak tegas massa yang menolak pemasangan papan tersebut hingga terjadi gesekan dan berakibat puluhan warga ditangkap serta luka-luka akibat tindakan tegas aparat kepolisian.

Akhirnya kepolisian menangkap orang - orang yang dianggap provokator, dan juga terjadi hujan pentungan, pukulan dan tendangan diterima oleh massa warga lokalisasi. "Banyak yang dipukuli dan dihajar. Saya juga sempat kena pentungan, tapi saya langsung lari," beber seorang warga lokalisasi yang mengaku berhasil meloloskan diri kejaran petugas melalui gang-gang kecil tepatnya kampung Putat Jaya gang 9b. "Saya lari ke Putat Jaya gang 9b, lalu ngumpet di rumah warga yang kebetulan saya kenal mas.

Untung warga melindunhi saya, jadi saya ndak ketangkap," bebernya. Dari kejadian ini puluhan warga lokalisasi Dolly dan Jarak yang mengikuti aksi luka - luka dan bersimbah darah akibat pentungan petugas kepolisian. Seorang warga lokalisasi yang enggan disebutkan namanya tersebut mengutuk tindakan anarkhis aparat kepolisian dan Pemerintah Kota Surabaya yang dianggap bertindak anarkhis terhadap warga lokalisasi. "Kalau begini, siapa yang bengis? Siapa yang anarkhis? Bu Risma mungkin puas melihat warganya yang dipukuli seperti ini," geramnya. Tercatat pentolan Front Pekerja Lokalisasi (FPL) Saputra atau yang akrab disapa Pokemon juga ditangkap dengan muka bersimbah darah.

Kronologis Kerusuhan Dolly Jelang Lebaran 1435 H

Situasi memanas terjadi menjelang pemasangan plang dengan tinggi 2 meter yang bertuliskan 'Kelurahan Putat Jaya, Kampung Bebas Lokalisasi Prostitusi' untuk lokalisasi Jarak dan Dolly, oleh Pemkot Surabaya. Petugas kepolisian sudah melakukan penutupan akses jalan masuk ke lokalisasi Dolly tepatnya di Dukuh Kupang. Meskipun dilakukan penutupan akses masuk, arus lalu lintas tetap lancar. Sedangkan dari pantauan di lapangan, melihat adanya penututupan jalan, warga Dolly pun juga sudah berjaga-jaga. Mereka juga terlihat membakar ban di tengah jalan. Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta mengaku berjanji akan menindak tegas atau menahannya bagi siapapun yang melakukan pengerusakan plakat 'bebas prostitusi' tersebut. Alasannya, materi plakat telah sesuai dengan pasal 170 dan pasal 406 KUHP. "Kalau ada yang nekat merusak, saya jamin akan langsung kena ditahan," terangnya. Mantan Kapolres Sidoarjo ini berharap semua pihak harus bisa mematuhinya, termasuk ormas yang selama ini mendukung kebijakan Walikota Surabaya. Supaya ormas tidak perlu turun dilokasi biar sepenuhnya diserahkan aparat keamanan. "Percayakan kepada aparat. Jumlah kami lebih dari cukup untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," jelasnya sambil berharap dukungan dan doa dari masyarakat, agar proses rehabilitasi eks lokalisasi Jarak dan Dolly berjalan lancar. [ahmed/dbs/beritajatim]


latestnews

View Full Version