JAKARTA (voa-islam.com) - Seperti menutupi bau 'kentut', keputusan Jokowi Widodo, menunjuk mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono, sebagai penasehat tim transisi, menimbulkan polemik di kalangan relawan pendukungnya.
Kritik atas keputusan Jokowi mengangkat mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut ke tim transisinya antara lain ramai di media sosial. Serangan tidak hanya dilakukan oleh kubu yang berseberangan, tetapi juga di kalangan relawan pendukung Jokowi.
Sebagian relawan pendukung Jokowi menyatakan kecewa, karena masa lalu Hendropriyono yang disebut-sebut diduga terkait sejumlah dugaan pelanggaran HAM.
"Kalau Jokowi menempatkan orang-orang yang terlibat pelanggaran HAM, seperti Wiranto, Hendropriyono, atau Muchdi di dalam pemerintahan, maka itu akan mempersulit realisasi visi dan misi Jokowi, yang salah-satunya adalah menyelesaikan pelanggaran HAM," kata Mugiyanto, relawan pendukung Jokowi dari organisasi Lingkar Trisakti, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (11/08) malam.
Mugiyanto mengkhawatirkan, visi dan misi tersebut tidak akan tercapai kalau lingkaran dalam Jokowi diisi oleh orang-orang yang terlibat dalam pelanggaran HAM. "Jadi, lingkaran dalam Jokowi harus bersih (dari nama-nama tersebut)," kata Mugiyanto.
Para pegiat HAM termasuk yang paling bersuara lantang terhadap penunjukan Hendropriyono tersebut. Mereka tidak dapat menerima Hendropriyono, karena dianggap melakukan pelanggaran HAM. Mereka kemudian mengaitkan nama itu dalam kasus dugaan pelanggaran HAM di Lampung 1989 dan kasus pembunuhan pegiat HAM Munir.
Sementara aktivis pendukung Jokowi, seperti Adian Napitulu yang sekarang terpilih menjadi anggota DPR PDIP, di MetroTv mengecam keras Prabowo sebagai sosok yang melakukan pelanggaran HAM, tapi sekarang Jokowi memilih Hendropriyono. Bagaimana? Ini tidak konsisten.
Jokowi telah memilih sejumlah tokoh sipil dan militer menjadi tim penasehat tim transisi pemerintahan Jokowi, yaitu Jenderal purnawirawan Luhut Panjaitan mengatakan, dia menduga nama Hendropriyono dipilih oleh Jokowi karena pertimbangan profesional.
Jokowi menunjuk beberapa nama sebagai penasehat tim transisi, yang diisi Hendropriyono, Luhut Panjaitan, Hasyim Muzadi, dan Syafii Maarif. jj/dbs/voa-islam.com