LAMONGAN (voa-islam.com)– Pro kontra mengenai Khilafah Islamiyah yang di deklarasikan oleh ISIS (Daulah Islam Irak dan Suriah), menjadikan suatu pembelajaran yang mahal bagi para pejuang Islam terlebih mereka yang masih pemula.Pasalnya, ini adalah pembahasan yang bukan sembarangan. Pembahasan dan diskusipun juga tidak terelakan di kancah akademisi baik secara terbuka maupun lewat media sosisal.
Bahkan para ulama jihadis dunia sekaliber Syaikh Abu Qotadah dan lainnya pun, menuliskan sebuah risalah yang membahas akan Khilafah Islamiyah versi ISIS ini meskipun dari pihak ISIS pun juga terus memberikan jawaban secara ilmiah, juga terhadap setiap tulisan yang menyerangnya.
Mereka sibuk mendudukan, apakah posisi khilafah Islamiah yang di deklarasikan oleh ISIS, yang Amirnya Syaikh Abu Bakar al Bagdady ini, sah dalam kaca mata syariat Islam atau tidak.
Menanggapi akan hal ini, Direktur Pondok Pesatren Putri Al Ikhlas Lamongan, Ustadz Abu Azzam Azhari Dipo Kusumo menyampaikan pandangannya. Beliau sampaikan dengan kalimat yang indah “Akan halnya dengan saudara kita ISIS yang memproklamirkan Khilafah, meskipun Khilafah itu sendiri masih terjadi debateable di dalamnya,masih ada khilaf, yang jelas memang ISIS harus mengakui dirinya bahwa tanzhim ini masih perlu mendengar dari ulama jihadyang telah mendahuluinya di dalam berjihad” katanya kepada Voa Islampada Sabtu (09/08) via telpon.
Kemudian Ustadz yang juga menjadi pengamat politik jihad dunia ini memberikan keterangannya.
“Seperti Al Qaidah dan seluruh cabang-cabangnyayang hari ini sebenarnya sudah membentuk satu Timur Tengah menjadi sesuatu yang unik, kenapa Al Qaidah tidak mengambil kesempatan yang sebenarnya secara tetiorial mereka sudah membangun pondasi itu akan tetapi mereka menahan diri untuk tidak mengumumkan khilafah” tambahnya.
Ustadz Dipo kemudian menjelaskankarena mereka tahu persis, khilafah itu membutuhkan dukungan, minimal qodatul mujahidin dari para alim ahlul stugur,dan para ulama yang mereka bersentuhan langsung dengan medan jihad semacam Negara.
“Sebab kalau khilafah Islamiyah atau tanzhim apapun membentuk Khilafah Islamiyah tanpa ahlul halli wal aqdi dari tandhimnya sendiri dan menafikan para alim dan para ulama dari tandhim tandhim yang lain maka ini akan terjadi kecacatan atau ketidak lengkapan syarat-syarat penegakan khilafah” demikian terang ustadz yang “cadas” dalam berkhotbah.
Bukan hanya itu, beliau katakansyarat-syarat penegakan khilafah itu bukan sesuatu yang sederhana, tapi dia adalah urusan umat yang sangat besar, betul bahwa kita membutuhkan khilafah, kita membutuhkan dan merindukan akan hal itu hingga tercapai.
“Dan kita juga berkeyakinan bahwa itu (tegaknya khilafah – red) cepat atau lambat, suka atau tidak suka, mau tidak mau khilafah itu akan tegak, kalau di dalam nubuwwah SAW. memang secara jelas ditegaskan bahwa keberadaan khilafah ini akan muncul di Syam” demikian penjabaran beliau tentang fenomena ISIS yang ada sekarang ini.
Bukan sebuah kearifan bila kita menghardik serta memvonis setiap hal yang bertentangan kepada kita, akan tetapi mencoba bijak, menimbang serta berhati-hati sembari membuka nubuwwah akhir zaman, terkadang menjadikan solusi dari problematika yang ada. [Adi/Protonema/voa-islam.com]