DEPOK (voa-islam.com) - Akhirnya, Polres Depok membebaskan seorang warga Depok yang memasang bendera ISIS alias Negara Islam Irak dan Suriah di rumahnya, karena dianggap "cuma ikut-ikutan" dan tidak terkait dengan organisasi teroris.
"Hasil pemeriksaan, dia cuma ikut-ikutan saja. Dia tidak tahu apa ISIS," kata Kepala bidang humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, Minggu (24/08) sore, kepada wartawan di Depok. Namun demikian, menurut Rikwanto, pria itu diminta wajib lapor ke kepolisian setempat dan aktivitasnya terus dipantau.
Firman Hidayat, warga Kecamatan Beji, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, diamankan aparat Polres Depok di kediamannya, Jumat (22/8) dinihari. Penjual es keliling ini dimintai keterangan oleh kepolisian setempat karena memasang bendera ISIS di dinding rumahnya, berdasarkan laporan masyarakat setempat.
Hasil pemeriksaan Polres Depok selama 1x24 jam, Firman kemudian disimpulkan tidak memiliki kaitan dengan organisasi ISIS atau kelompok terorisme, kata Rikwanto.
"Dia kurang paham. Seolah-olah sesuatu yang berbau Islam itu selalu baik, apalagi yang bernuansa Khilafah Islamiyah, itu seolah positif baginya," jelas Rikwanto.
Menurutnya, pria itu membeli bendera ISIS itu dari seseorang yang tidak dikenalnya ketika "isu ISIS belum ramai seperti sekarang." "Dia bangga saja dan dipajang di rumahnya,' katanya.
Sebelumnya, aparat keamanan di Jawa Tengah menemukan kaus dan topi berlogo Daulah Islamiyah atau yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) marak dijual sejumlah pedagang di Purwokerto, Jawa Tengah.
Kepolisian di Jawa Tengah juga menerima informasi adanya ancaman dari pihak yang disebut sebagai "simpatisan Daulah Islamiyah" untuk meledakkan candi Borobudur. Adanya ancaman ini membuat pengamanan Candi Borobudur ditingkatkan. "Jangan sampai terjadi penghancuran itu (Candi Borobudur),” kata Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Sunindyo.
Penyebaran paham kelompok Daulah Islamiyah sebelumnya dikhawatirkan merebak di kalangan muda Indonesia, yang antara lain ditandai adanya dukungan terbuka terhadap kelompok tersebut.
Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan sekitar 56 orang WNI bergabung dengan ISIS, empat orang diantaranya tewas dan salah satunya akibat bom bunuh diri di Suriah dan Irak.
Sejauh ini kepolisian Indonesia telah menangkap sedikitnya tiga orang pendukung ISIS yang juga buronan tersangka tindak pidana teroris. Ormas Islam Indonesia -antara lain Dewan Masjid, GP Ansor, PBNU, Muhammadiyah - dan Majelis Ulama Indonesia menegaskan penolakan terhadap Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Memang, perjuangan Daulah Islam Irak (ISIS) tidak membutuhkan dukungan dari siapapun dan manapun, karena perjuangan mereka hanya menggantungkan kepada Rabbnya, bukan kepada manusia yang lemah, dan tidak mampu menghadapi kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani). [jj/dbs/voa-islam.com]