BANDUNG (voa-islam.com) – Sekitar 1.000 pelajar dari SMP dan SMA Islam Nurul Fikri Bandung, Yayasan Pesantren Pendidikan Islam Madani, serta Front Penyelamat Al-Aqsho (FPA), pada Kamis (21/08) yang lalu melakukan aksi untuk memperingati pembakaram masjid Al-Aqsho, dengan melakukan long march.
“Tujuan aksi ini adalah untuk menyadarkan kepada masyarakat bahwa ada sebuah negara yang berdaulat, tapi belum merdeka (masih dijajah – red.),” kata Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Tazul Arifin kepada voa-islam.com dan media lainnya di sela-sela aksi.
Selain melakukan aksi long march (jalan kaki), panitia aksi juga menggalang dana dari masyarakat yang ada di lokasi sekitar yang dilewati oleh massa aksi.
“(Dana yang terkumpul) akan disalurkan sebagai bantuan kepada rakyat Palestina” ujarnya.
Selain itu, massa aksi juga melakukan orasi di depan Gedung Sate, Kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, dan di depan pusat perbelanjaan Bandung Indah Plaza (BIP).
Selain orasi, massa aksi juga sempat membacakan puisi serta menggelar teatrikal yang menggambarkan kebiadaban tentara Zionis Yahudi Israel laknatullah kepada rakyat Palestina yang tidak berdosa, khususnya kaum wanita.
Berdasarkan pantaun lapangan voa-islam.com, massa aksi berkumpul ba’da Dzuhur di Masjid Pusar Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat. Dari masjid Pusdai massa bergerak menuju Gedung Sate, Kantor Pemerintahan Jawa Barat. Dari Gedung Sate, massa bergerak ke pusat perbelanjaan BIP. Setelah di BIP, kemudian massa bergerak tempat akhir aksi long march, yaitu ke Gedung Merdeka yang terletak di Jalan Asia-Afrika. Gedung Merdeka sendiri merupakan tempat berlangsung Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955. KAA ini dinilai sebagai tonggak bagi negara-negara di Asia dan Afrika untuk terbebas dari penjajahan.
[syahid/voa-islam.com]