View Full Version
Kamis, 28 Aug 2014

Ini Dia, 4 Alasan SBY Enggan Menaikan Harga BBM Meski di Desak Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com) - Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan di Nusa Dua, Bali hari ini, Rabu 27 Agustus 2014. Pertemuan ini untuk membahas transisi pemerintahan sebelum Jokowi dilantik sekaligus mendiskusikan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
 
Jokowi, terbang dari Bandara Halim Perdanakusumah menuju Bandara Ngurah Rai, Bali, menemui Presiden SBY dengan jet pribadi Surya Paloh, Ketua Umum Nasdem. "Pak Jokowi berangkat dari Bandara Halim Perdanakusumah sekitar pukul 14.30 WIB," kata Charles Meikyansah, staf Surya Paloh di Bandara Ngurah Rai, Bali, pada Rabu (27/8/2014).

Jet pribadi Surya ini berjenis Embraer E 190. Jokowi tiba di Bandara Ngurah Rai sore hari. "Presiden SBY dan Jokowi akan bertemu di Hotel Lagoon, Nusa Dua, pada sekitar 19.30 WITA. Mereka akan berbicara empat mata saja," tutur Charles.‎

Terkait hal itu, Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Demokrat Ramadhan Pohan meminta kubu Jokowi untuk ingat sikap PDIP sebelumnya yang lantang menolak kenaikan BBM pada saat pemerintahan SBY. Menurut dia, partai berlambang moncong putih menjadi fraksi yang paling santer menentang kebijakan pemerintah untuk kenaikan harga BBM. 
 
"Kalau kata orang Myanmar, Budha, orang itu harus ingat karma. Nah, parpol juga gitu. Dulu saat oposisi asal njeplak (menolak kenaikan BBM). Jadinya ini mereka jiper sama tuntutan rakyat," kata Ramadhan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Dia menjelaskan, langkah SBY untuk menaikkan harga BBM atas dasar kepentingan nasional, bukan karena kehendak partai atau pihak luar yang mendukung maupun menentang.
 
Jokowi Desak SBY Naikkan Harga BBM
 
Meskipun Jokowi mendesak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan tidak akan menaikkan menaikkan harga BBM. Khususnya harga BBM bersubsidi.
 
Mengapa SBY tidak mau menaikkan harga BBM? Berikut alasannya:

1. Menaikkan harga BBM = menambah beban masyarakat

Diakui atau tidak, naiknya harga BBM akan membuat masyarakat lebih terbebani. Dampak langsungnya adalah biaya transportasi naik. Hal itu akan dirasakan langsung oleh masyarakat baik yang menggunakan sepeda motor maupun yang sehari-harinya naik angkutan umum.
Dampak berikutnya, kenaikan harga BBM pasti akan diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan pokok dan harga barang-barang lain. Sebab seluruh produk yang dibutuhkan masyarakat memerlukan BBM dalam pembuatan atau pengangkutannya.
“Pemerintahan SBY menilai sudah cukup beban tesebut ditanggung masyarakat. Sehingga tidak selayaknya diberikan beban lagi,” kata Menko Perekonomian Chairul Tanjung seperti dikutip dari laman Presiden SBY, presidenri.go.id, Selasa (27/8) malam.

2. Pemerintah SBY telah berulang kali menaikkan BBM

Seperti diketahui, pemerintah SBY telah menaikkan harga BBM berulang kali. Pada tahun 2005, BBM sempat naik sampai 140 persen. Pada tahun 2013 pemerintah SBY juga sudah menaikan kembali harga BBM sekitar 33 persen. Maka di akhir masa jabatan ini, pemerintah SBY memandang tidak perlu menaikkan kembali harga BBM.

3. Dalam waktu dekat ada kenaikan harga gas elpiji

Pemerintah SBY tidak mau menaikkan harga BBM karena dalam waktu dekat, atas desakan Pertamina harga gas elpiji 12 Kg akan dinaikkan. Jika harga BBM juga dinaikkan, maka ini akan semakin menambah beban masyarakat.
Selain itu, pada awal 2014, pemerintah SBY juga telah menaikkan tarif dasar listrik (TDL).

4. Kenaikan BBM memacu inflasi

Salah satu pertimbangan mendasar pemerintah SBY tidak mau menaikkan harga BBM, karena kenaikan harga BBM akan memacu terjadinya inflasi. Inflasi akan membuat jumlah orang miskin semakin banyak, bahkan membuat orang yang tadinya tidak miskin bisa menjadi miskin. [Gnews/brbs/voa-islam.com]
 

latestnews

View Full Version