LONDON (voa-islam.com) - Para pejabat Inggris sangat sibuk. Pasalnya, banyak warganya yang pergi ke Suriah dan Irak. Mereka bukan pergi berlibur. Seperti warga Eropa umumnya yang pergi ke luar negeri hanya untuk berlibur.
Ini trend baru dikalangan masyarakat Eropa. Di mana kalangan mudanya, banyak pergi ke Suriah dan Irak, bergabung dengan ISIS, dan berjihad.
Aparat intelijen di London, Paris, Berlin dan Brussel, sangat sibuk mengantisipasi para pemuda yang 'berlibur' ke Suriah dan Irak, kembali ke negaranya.
Karena, begitu banyak warga mereka yang pergi berlibur ke Suriah dan Irak. Mereka menikmati liburan mereka, di medan perang, memanggul senjata, berperang.
Menurut laporan fihak aparat intelijen Ingggris, ada lebih 500 orang pemuda Inggris yang berangkat ke Suriah dan Irak. Sementara itu, hampir 900 pemuda Perancis berangkat ke Suriah dan Irak. Mereka dengan suka rela berangkat ke medan perang di kawasan Timur Tengah, dan sebagai kesungguhan mereka ikut terlibat dalam jihad.
Menurut laporan intelijen Jerman, pemuda Jerman yang pergi ke Suriah, lebih dari 400 orang. Mereka sudah berada di wilayah Suriah dan Irak. Sementara dari Belgia, dan negara-negara tetangganya, seperti Belanda, tak kurang 600 orang yang sudah berangkat ke Suriah dan Irak. Mereka bersama dengan mujahidin berbagai negara, termasuk dari Amerika berjihad di Suriah dan Irak.
Sementara itu, Indonesia yang berpenduduk 250 juta, dan mayoritas beragama Islam, konon laporan dari aparat intelijen baru 52 orang yang pergi ke Suriah dan Irak. Jadi masih kalah dengan pemuda-pemuda di Eropa yang hidup mereka berada di zona sekuler materialisme.
Sebaliknya, mereka lebih suka meninggalkan negaranya, dan pergi bertamasya ke Suriah dan Irak. Persis seperti rapper Inggris, Barry yang pergi ke Suriah. Sekarang ramai diselidiki oleh fihak intelijen Inggris, karena Barry dituduh pelaku pemenggalan kepala James Foely warga Amerika. [afgh/aby/voa-islam.com]